Mohon tunggu...
Alimudin Garbiz
Alimudin Garbiz Mohon Tunggu... profesional -

Failurer,  Anak Jalanan, untuk Hidup Lebih Baik, Indah dan Menantang, Tahun ini merupakan tahun menulis, Insya Allah......!

Selanjutnya

Tutup

Nature

Kreasi Unik Limbah Gedebog Pisang

23 Desember 2013   13:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:34 5993
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_285142" align="alignnone" width="640" caption="Prof Ieke bersama Kades Mekarjaya dan Dr. Hj. Hilda sedang memperhatikan hasil Kreasi dari Limbah Gedebog Pisang Hasil Ibu-ibu Majelis Ta"][/caption] Desa Mekarjaya di Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, merupakan Desa yang pada awalnya tidak begitu dikenal. Aktivitas sebagian penduduknya merupakan petani di sawah dan kebun. Masyarakat di wilayah ini, merupakan masyarakat tertinggal, karena tidak memiliki akses infrastruktur yang memadai, terdapat banyak Perempuan buruh tani, yang tidak memiliki ijasah SD dan Tamat SD sejumlah 61.69 % merupakan perempuan rawan sosial-ekonomi, juga guru Madrasah Diniyah yang relatif rendah penghasilannya. Jumlah Keluarga Pra-KS (miskin) di Kecamatan Tarogong Kaler sebanyak 26 % Rumah Tangga, termasuk mereka terbanyak di Desa Mekarjaya, dengan jumlah perempuan tidak punya ijasah SD 22,03 %, dan tamat SD/sederajat 39,66 %, dengan rata-rata tanggungan 5 orang. Selain itu terdapat sekelompok perempuan guru Madrasah Diniyah yang penghasilannya antara Rp.100,000 – Rp.150,000 per-bulannya. Di sisi lain terdapat 824 ha kebun kering, tetapi sebagian besar ditumbuhi pohon pisang (Garut Dalam Angka : 2010), mereka sangat menghendaki untuk memiliki keterampilan produktif yang berbasis sumber daya lokal, karena itulah upaya pemanfaatan limbah gedebog pisang, merupakan ‘mimpi’ mereka yang akan merubah nasib. Mimpi masyarakat Desa Mekarjaya terjawab sudah, dengan kedatangan tim Dosen dan mahasiswa dari Fakultas Pendidikan Islam dan Keguruan Universitas Garut (UNIGA). Dengan Tujuan untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan dan kemandirian, khususnya bagi ibu-ibu majelis ta’lim dan guru madrasah diniyah. Universitas Garut bekerjasama dengan Kementrian Agama mengadakan Pelatihan dan Pendampingan Pemanfaatan Limbah Gedebog Pisang menjadi Kerajinan Bernilai Ekonomi. Acara Pelatihan Berupa Materi [caption id="attachment_285143" align="alignleft" width="150" caption="fokus menyimak"]

138759471637142033
138759471637142033
[/caption] Pelatihan tersebut dilaksanakan dari 10 Desember sampai dengan tanggal 15 Desember 2013. Bertempat di Desa Mekarjaya, Kecamatan Tarogong Kaler Kabupaten Garut Jawa Barat. Kegiatan ini diikuti oleh 50 orang peserta, semula tim pelaksana merekrut perempuan dari Majlis Ta’lim Al-Hidayah dan Guru Diniyah yang ada Desa Mekarjaya Kecamatan Tarogong Kaler Kabupaten Garut, namun animo masyarakat sangat tinggi dan akhirnya merekrut Guru Diniyah yang ada di beberapa kecamatan di wilayah Kabupaten Garut. “Selama ini kita sering mengabaikan barang-barang yang ada di sekitar kita. Pohon pisang yang sudah tidak berbuah lagi biasanya akan ditebang dan dibiarkan membusuk begitu saja di kebun, sedikitnya hanya dibiarkan membusuk dan dipergunakan untuk campuran pupuk. Padahal limbah pelepah pisang dapat di sulap menjadi beragam kerajinan unik”. Demikian diungkapkan Dr. Hj. Hilda Ainis Syifa, selaku Ketua Tim Pelaksana dari acara pelatihan dan pendampingan tersebut. Menghasilkan sebuah karya baru memang bukanlah hal yang sulit bagi seorang pengrajin.  Tak perduli karyanya terbuat dari bahan apapun, imajinasi akan mengubahnya menjadi hasil dengan nilai estetika yang tinggi. Memang bukan hal baru untuk membuat kerajinan dari pelepah pisang.  Tapi yang terpenting saat ini adalah bagaimana membuat bongkahan pelepah pisang yang terlihat tidak berguna dapat diubah menjadi beberapa kerajinan yang bernilai ekonomis. [caption id="attachment_285166" align="aligncenter" width="300" caption="Berbagai macam kerajinan dari Gedebog Pisang"]
13876011191135061444
13876011191135061444
[/caption] Produk yang bisa dihasilkan dari pelepah pisang bila dipadukan dengan bahan lain  bisa memikat dan jelas berbeda dengan produk lain yang serupa. Hasil kerajinan yang bisa dihasilkan dari limbah ini diantaranya kotak pensil, sandal, lampu, tas, karpet, kotak tisu, hisan dinding dan lainnya. Artinya, dengan bahan limbah pelepah pisang pengrajin dan pemakai termasuk ramah lingkungan. Dengan adanya pelatihan ini, Bagi masyarakat, setiap limbah yang ada bisa dimanfaatkan kembali. Dengan catatan, kreativitas dari individu masing-masing. Untuk membuat sebuah hasil kerajinan tangan dari pelepah pisang jenis apa saja. Pelepah pisang yang paling baik digunakan adalah  yang sudah kering di pohon, dalam skala banyak perlu di keringkan di bawah sinar matahari. Bahn bisa juga didapatkan dari pengumpul gedebog pisang yang biasa untuk membungkus tembakau. Dalam pembuatannya juga tidak memerlukan bahan pengawet, karena dapat menghilangkan kesan alaminya. Sejalan dengan hal tersebut, Prof. Iekeu Sartika Iriany MS menyatakan bahwa Organisasi sosial seperti halnya Majlis Ta’lim merupakan modal sosial yang dapat dikembangkan untuk perempuan yang lemah secara ekonomi, melalui kegiatan da’wah dan syiar Islam, dapat disosialisasikan tentang pentingnya pendidikan keterampilan yang dapat memberikan nilai tambah bagi ekonomi keluarga, karena Majelis Ta’lim merupakan salah satu wadah para perempuan untuk dapat mengakses peluang dalam mengembangkan potensinya, salah satunya melalui bentuk kegiatan Pelatihan dan pendampingan pembuatan Kreativitas dari Limbah Gedebog pisang ini. Pasalnya, modal yang dibutuhkan dalam menjalankan bisnis ini hanyalah kreativitas yang tinggi, kemauan dan kerja keras serta berani berinovasi dalam menciptakan berbagai kreasi unik dari limbah pelepah pisang. ''Bahan bakunya bisa didapatkan tanpa harus mengeluarkan modal. Permasalahan sampah hingga saat ini masih belum teratasi dengan baik. Hal ini menuntut manusia untuk lebih menjaga lingkungan dari bahan-bahan berbahaya yang sulit terdegradasi secara alami oleh alam, Untuk saat ini, bagaimana mengolah sampah menjadi bahan tepat guna. Yang terpenting adalah bagaimana caranya untuk tidak menambah sampah di lingkungan. Dengan cara menggunakan bahan-bahan ramah lingkungan yang mudah terurai'' paparnya. Dalam kegiatan tersebut, disajikan berbagai materi dari para pembicara sebagai bagian dari pemahaman mendasar kepada para ibu-ibu majelis ta’lim dan guru madrasah diniyah. Setelah pembukaan, Dr, Hj. Hilda Ainis Syifa menyampaikan materi pertama dengan judul Manajemen dan Peningkatan Ekonomi Keluarga Sakinah. Dalam pemaparannya, Ibu Hilda menyampaikan bahwa Partisipasi perempuan dalam ekonomi dan pengambilan keputusan, sangat menentukan kehidupannya di masa datang, dan persoalan kemiskinan yang dihadapi perempuan, perlu segera dicarikan alternatif solusinya, agar mereka dapat hidup layak, Karena itu, perlu alternatif penyelesaian yang tuntas dan menyeluruh, serta tidak mengakibatkan adanya masalah  baru bagi perempuan dalam aspek yang lain. Penyelesaian ini  harus dilaksanakan secara sistemis, tidak cukup hanya oleh individu-individu, agar setiap individu manusia laki-laki dan perempuan, mendapat jaminan kehidupan yang sama. Tentunya nantinya diharapkan tercapainya keluarga sakinah, mawaddah warohmah yang bersumber dari peran perempuan yang membantu suami menjadi penopang keluarga disamping sebagai ibu rumah tangga, dan atau sebagai seorang pendidik/guru madrasah. Pemateri kedua, prof. Dr. Hj. Ieke Sartika Iriany MS menyampaikan bahwa Pendidikan merupakan persoalan yang sangat penting dan mendasar dalam pamberdayaan perempuan, maka merupakan sebuah keharusan bahwa pemberdayaan terhadap pendidikan perempuanpun juga dilakukan sebagai prasyarat terhadap pemberdayaan perempuan itu sendiri. Pembangunan pemberdayaan pendidikan perempuan dilakukan untuk menunjang dan mempercepat tercapainya pemberdayaan perempuan menuju kualitas hidup dan mitra kesejajaran laki laki dan perempuan yang bergerak dalam seluruh bidang atau sektor. Keberhasilan pembangunan pemberdayaan pendidikan perempuan menjadi cita-cita semua orang. Namun untuk mengetahui keberhasilan sebagai sebuah proses, dapat dilihat dari indikator pencapaian keberhasilannya. Perempuan juga harus dapat berperan aktif dalam beberapa kegiatan yang memang proporsinya. Kalau ini telah terealisir, maka pendidikan perempuan benar-benar telah terberdayakan. Salah satu wahana pendidikan perempuan adalah pendidikan nonformal melalui berbagai pendidikan luar sekolah, seperti halnya dalam wadah Majlis Ta’lim, perempuan diberikan berbagai pengetahuan dan keterampilan produktif yang dapat dijadikan salah satu alternative untuk mendapatkan pendapatan keluarga. Diharapkan, dengan diberikan pelatihan keterampilan kerajinan, dan pendampingan manajemen melalui Teknologi Tepat Guna; agar dapat membantu ekonomi keluarga dalam peningkatan kesejahteraannya, sehingga mereka dapat membuat Kelompok pengrajin Handycraft dari limbah Gedebog Pisang. “Gedebog (batang) pisang sebagai limbah pertanian, dapat dijadikan barang bernilai ekonomis, yang dapat membantu penghasilan keluarga, dengan upaya maksimal serta motivasi yang tinggi, perempuan dapat mengembangkan potensinya hingga dapat membantu ekonomi keluarga. Arahan dari Prof Ieke Sartika, dikuatkan oleh pemateri ketiga, yakni Ibu Neneng Nafisah M.Si, M.Ag yang menyatakan bahwa keluarga sakinah adalah keluarga yang aman, tentram, sejahtera dan harmonis. Perempuan sebagai istri merupakan kunci utama yang dapat mewujudkan kondisi tersebut. Perempuan dapat membantu kebutuhan ekonomi keluarga dengan izin suami dan diniatkan karena Allah SWT. Untuk membenahi dari sisi manajemen dan administrasi, Alimudin, S.Pd.I, M.Ud memberikan materi tentang Pembukuan Sederhana dalam Wirausaha. Intinya adalah bahwa dalam berwirausaha harus dilakukan pencatatan dengan cermat dan teliti, pewirausaha harus mampu membuat catatan pembukuan sederhana, terutama untuk mengetahui besarnya modal usaha sebagai pengeluaran dan nilai penjualan; sehingga pewirausaha akan mengetahui berapa keuntungan yang diperoleh. Disamping itu harus dapat memisahkan antara keuangan keluarga dengan keuangan usaha. Acara juga dilengkapi dengan Focus Group Discussion yang dipimpin oleh Kang Asep Tutun Usman, M.Pd. Dari hasil diskusi tersebut, lahirlah lima kelompok peserta yang akan dibimbing melalui pelatihan langsung Kreasi dari Limbah Gedebog pisang berupa produksi berbagai benda kerajinan berupa sandal hotel, baki hantaran, tas sekolah, dompet dan lainnya dan penjajakan prospek usahanya ke depan sebagai alternatif kewirausahaan yang berkesinambungan. [caption id="attachment_285144" align="alignright" width="300" caption="Mempraktekkan Hasil Pelatihan dengan Mesin Jahit Baru Nih...!"]
13875954581808949035
13875954581808949035
[/caption] Sebelum acara hari pertama berakhir, dilakukan serah terima hibah peralatan dan stimulus kegiatan dalam program Pengabdian kepada Masyarakat untuk Kelompok Perempuan Majlis Ta’lim Al-Hidayah Kecamatan Tarogong Kaler Kabupaten Garut dan Kelompok Guru Diniyah. Bantuan tersebut benar-benar dirasakan bermanfaat dan menambah semangat para peserta untuk senantiasa benar-benar mengikuti pelatihan dan memanfaatkannya sebaik mungkin. Membuat Kreasi dan Pendampingan Rabu, 11 Desember 2013, Jam 08.00 – Jam 16.00, pada hari kedua dilaksanakan Praktek Pembuatan Kerajinan (Handycraft) Gedebog (Batang) Pisang, sebagai berikut: Kerajinan tangan (Handycraft) dari limbah gedebog pisang ini dapat dikerjakan oleh setiap orang, siapapun, dimanapun dan memerlukan motivasi tinggi, karena setiap pelaku harus menciptakan benda-benda produktif, bermanfaat, dengan memperhatikan kualitas, estetika dan peluang usaha serta daya tarik pasar (market). Bahan-bahan yang diperlukan sangat sederhana dan mudah didapat seperti antara lain : (1) Batang Pisang Kering, (cara mengeringkannya sangat mudah dengan cara dijemur di panas matahari selama satu atau dua hari), (2) bahan pembantu, baik karton bekas atau kayu dan bambu; (3) Busa Hati dan spons (mudah didapat dan murah), (4) Lem Fox, (5) Cat Transparant (Pernis), (6) Benang jahit serta benang hias atau cat warna untuk sentuhan terahir. Alat yang dipergunakan adalah Mesin Jahit, Gunting, Pita Ukuran, kater, pola sesuai kebutuhan dan perca kain. Acara pelatihan ditutup pada hari Rabu jam 16.30-17.15 oleh Kepala Desa, sebelumnya dilakukan evaluasi terhadap hasil karya setiap kelompok. Sebagai kelanjutan akan dilakukan Monitoring ke lokasi masing-masing kelompok. Pendampingan dilaksanakan oleh masing-masing anggota Tim selama empat hari, agar Tim pelaksana dapat memonitoring kegiatan masing-masing kelompok, serta mengetahui hasil pekerjaan kerajinannnya. Hasil Pelatihan dan Pendampingan Hasil pelatihan keterampilan limbah Gedebog pisang yang dikerjakan selama pelatihan berlangsung (dua hari), adalah berbagai bentuk kerajinan dengan jumlah 17 item dan masing-masing kelompok menghasilkan rata-rata 7 macam barang, sehingga jumlah barang yang dihasilkan pada saat pelatihan sebanyak 35 buah, dengan rincian sebagai berikut. 1) Vas Bunga 2) Berbagai bentuk Bunga 3) Sandal Hotel 4) Sandal Anak 5) Taplak Meja Tamu 6) Tempat Tissue 7) Tempat Tissue Makan 8) Tempat Sisir 9) Alas Piring (Tabel Math) 10) Dompet 11) Tas Sekolah 12) Suvenir Pernikahan 13) Kipas 14) Baki Hantaran Pengantin 15) Tempat Perhiasan 16) Tempat Pinsil 17) Keranjang Buah Dari hasil pelatihan dan pendampingan terdapat beberapa fakta hasil diskusi dan juga observasi sebagai berikut : Belum terbentuk perencanaan yang matang untuk pengembangan usaha kerajinan gedebog pisang, karena belum adanya kepastian mengenai jumlah produk yang dapat dipasarkan untuk interval waktu tertentu, serta belum ada kepastian modal yang dapat digunakan maka Perlu ada pihak yang menjembatani antara pihak produsen dan konsumen, serta perlu dilakukan pembinaan dan pendampingan secara kontinyu. Dalam skala kecil, usaha kerajinan gedebog pisang sudah dapat dilaksanakan, tetapi masih terdapat kendala untuk pengembangannya yaitu dana yang tersedia relative kecil untuk pengembangan usaha yang lebih besar serta peralatan yang tersedia, belum memungkinkan pengembangan usaha yang lebih besar. Untuk hal tersebut perlu suntikan dana untuk pelaksanaan usaha yang lebih besar, baik berupa pinjaman yang lunak, atau pemberian dana stimulant dari pihak atau intansi tertentu serta perlu pemberian bantuan berupa peralatan yang lebih lengkap dan dengan teknologi yang lebih modern untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produk juga perlu pelatihan disain produk, sehingga dihasilkan produk dengan bentuk menarik. Dari hasil pelatihan ini, sudah terbentuk kelompok perempuan pengrajin gedebog pisang dengan struktur organisasi yang sederhana. Perlu pendampingan dalam membuat struktur oeganisasi usaha kerajinan tangan, pendampingan terutama dilakukan terhadap kinerja dari tiap penanggung jawab. Kendala yang sangat besar dihadapi untuk pengembangan usaha kerajinan tangan gedebog pisang adalah dalam pemasaran produk disebabkan belum terjalin kerjasama dengan pihak lain untuk memperluas pemasaran. Potensi yang dimiliki oleh kelompok perempuan Majlis Ta’lim Al-Hidayah dan Guru Diniyah di kecamatan Tarogong Kaler adalah semangat dan antusiasme dari tiap perempuan yang diberi pelatihan merupakan potensi dari dalam untuk pengembangan usaha kerajinan tangan, sudah terbentuk kelompok perempuan pengrajin Handycraft, sehingga akan lebih mudah dalam melakukan pendampingan dan pembinaan. Untuk menunjang danmenindaklanjuti hasil pelatihan, Perlu dilakukan mitra kerja dalam mengembangkan usaha kerajinan tangan gedebog pisang di kecamatan Tarogong Kaler, baik antara pemerintah, swasta maupun pihak perguruan tinggi, terutama dalam pengembangan pemasaran produk. Perlu ada suntikan dana baik berupa pinjaman lunak, ataupun pemberian dana stimulant bagi kelompok, serta perlu adanya bapak angkat bagi kelompok ini. Sebagai Dampak Sosial Ekonomi, dengan adanya kegiatan pemanfaatan limbah gedebog pisang, menjadi kerajinan tangan (handycraft) diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap keadaan ekonomi dan sosial masyarakat buruh tani dan Guru Madrasah Diniyah di Kecamatan Tarogong Kaler Kabupaten Garut. Industri rumah tangga kerajinan tangan (handycraft) di Kecamatan Tarogong Kaler Kabupaten Garut, diharapkan dapat menjadi pemicu berdirinya industri kerajinan lainnya. Peranan lembaga penelitian dalam rangka alih teknologi merupakan faktor pendorong pengembangan usaha ini, untuk itu sebaiknya Perguruan Tinggi, Lembaga Pemerintah memiliki political will, terhadap kehidupan keluarga buruh tani dan Guru Madrasah Diniyah. Diharapkan dengan kredit lunak jangka panjang menjadikan industri kecil buruh tani dan Guru Madrasah Diniyah, karena tanpa adanya dukungan dari pemerintah khususnya dalam pemberian modal usaha untuk UKM akan berjalan lambat. [caption id="attachment_285176" align="aligncenter" width="640" caption="Berpose Sesaat Setelah Berakhirnya Pelatihan"]
13876036441678942729
13876036441678942729
[/caption]

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun