Mohon tunggu...
Ali Moomini Talaohu
Ali Moomini Talaohu Mohon Tunggu... -

Penulis Rumah Pejuang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Catatan Tentang Calon Nahkoda Kampus Merah

18 Maret 2017   21:06 Diperbarui: 18 Maret 2017   21:15 575
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan Bukanlah Bisnis Tetapi Pendidikan itu Mencerdaskan” 

 Upaya Menjawab Tantangan Umat di Maluku

Sosok seorang La Ega tidaklah asinglagi di kalangan Universitas Darussalam, Ambon (Unidar Ambon). Di Sekitar tahun 1992-1998 beliau pernah mengabdi padaUniversitas Darussalam Ambon, Pa La ega Pernah Menjabat Kepala Lembaga PusatPenelitian dan Pengabdian Unidar Ambon Tahun. La Ega yang saat ini bekerjasebagai Koordinator Perencanaan di Bappenas dari tahun 200-an adalah Putra Maluku yang lahir di Ambon pada tahun 1960, Terlahir dari keluarga yang agamis dan berlatar belakang pengajar, La Ega kecil bercita-cita menjadi seorang Pengajar. Kemampuan menjadi Pemimpin sudah terlihat dari kecil semasa SD, SMP dan SMA, Ega nama Akrabnya selalu menonjol dan mempunyai nilai prestasi yang luar biasa

Lulus dari SMA Pada Tahun1980 ia melanjutkan ke bangku kuliah, Ega memilih berkuliah di Universitas Patimurra (Unpatti) pada Fakultas Pertanian Program Studi Agroteknologi dan lulus dengan Cumlaude, atas perestasinya beliau diterima menjadi Dosen pada Almamaternya di FakultasPertanian, di sana beliau mengasah kemampuan menulis dengan terlibat di LembagaPenelitian Universitas Patimurra. Pada tahun 1989 melanjutkan studi S2 Magiste rIlmu Pertanian di Program Studi Agroteknologi Pada Institut Pertanian Bogor,setelah lulus dengan Cumlaude pada Tahun 1992 dan pada saat yang sama melanjutkan studinya S3 pada Kampus yang sama yakni Institut Pertanian Bogor, rupanya Kota Hujan dimatanya istimewa, sehingga semenjak S2 sampai saat ini menghabiskanwaktunya dikota Hujan tersebut dan memilih menetap disana.

“Belajar dari kemajemukan, manusia dituntut untuk menjadi tidak egois dan sangat toleran,” ucapnya dengan semangat saat ditemui pada saat sela-sela kesibukannya sebagai Staf Ahli Perencanaan diBapennas. Hidup di beberapa kota di Indonesia dan di luar negeri membuat beliu  belajar banyak tentang kemajemukan atau pluralisme. Dulu pada saat masih tinggal di Ambon, ia sadar bahwa orang Indonesiaitu beragam. Begitu pula dengan ciri khas masing-masing daerah di Indonesia.Pada saat pertama kali ke Bogor, Ega kaget bukan main dengan makanan dan minuman disana yang serba Manis. Tetapi lambat laun dengan adaptasi, makanan manis yang tadinya terasa asing bagi Ega kini menjadi makanan paling nikmat baginya.

Memiliki tubuh yang tegap dan sehat ternyata La Ega memiliki kegemaran berolahraga. “kegemaran saya adalah olahraga, jujur saya ini bisa dibilang mahir dalam sepak bola” ujarnya dengan semangat. Olahraga sepak bola yang merupakan kegemarannya masih sering dialakukan sampai sekarang bersama tetangga-tetangga rumahnya. Alasannya menyukai olahraga sepakbola adalah karena sepakbola merupakan olahraga yang mengajarkan kita mengenai kinerja didalam tim. Setiap pemain didalam tim tersebut memiliki perannya masing-masing. Bagaimana kita percaya dengan teman tim kita dan bagaimana kita menyerahkan sesuatu untuk dikerjakan secara bersama-sama. Selain olahraga sepak bola, beliau ini gemar membaca Buku. Menurutnya didalam membaca terdapat pelajar penting yang ia dapatkan. “dengan membaca kita mengenal dunia tanpa batas” katanya. Tambahnya lagi yaitu bahwa didalam membaca kita bisa kita dapatkan adalah mengetahui cara untuk mampu bertahan didalam situasi yang sulit. 

Mengenai Pencalonan menjadi Rektor Unidar.

Alasan pencalonan dirinya menjadirektor Unidar adalah harapan sebagain besar civitas Akedemik Unidar Ambondengan keinginan untuk menjadikan Unidar lebih baik. Menurut  Civitas Akademik  Sosok Pa Ega merupakan Solusi Kepemimpinansaat ini untuk membawa unidar ke arah yang lebih baik, bukan hanya secara fisikberupa gedung tetapi juga dalam hal akademis. Tetapi sesuatu yang baik itu jugamasih harus diperbaiki. “Unidar  harustetap ada dan bertahan ditengah perkembangan dunia pendidikan yang makinkompleks.

Beta seng tega rasanya melihat Unidar begini terus, Unidar sudah baik tapi apakah puas hanya menjadi baik. ujarnya saat ditanya pendapatnya mengenai Unidar. Dua puluh tahun mengabdi pada Unidar, serta merta memanggil Ega ingin menjadikan Unidar yang tadinya sudah baik menjadi sangat baik. Walaupun bukan merupakan alumni Unidar, ia tidak ragu mencalonkan diri menjadi calon Rektor periode 2017-2020. Ega merasa terpanggil dan merasa memiliki pada saat teman-teman seperjuangannya mendesaknya untuk mencalonkan diri. Ia mengatakan bahwa terdapat ketidakikhlasan didalam dirinya melihat Unidar begini-begini saja.

Problematika dan Tantangan Unidar

Disinggung mengenai permasalahan-permasalahandi Unidar salah satunya adalah membangun Kepercayaan Publik. Menurutnya ini sangat penting pasca konflik, sehingga Unidar bisa kembali dipercaya oleh para orang tua, ini soal harapan masa depan anak-anak, mengembalikan kepercayaan menjadi sesuatu yang prinsip, maka ia sangat yakin unidar akan bangkit dan kembali sebagai Universitas yang bersaing di level lokal dan nasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun