Mohon tunggu...
Alimoel Soekarno
Alimoel Soekarno Mohon Tunggu... -

aku hanya ingin menulis

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Hubungan Sebab Akibat dalam Keimanan

25 November 2011   17:38 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:11 600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Semua yang ada di dunia ini rasionable... masuk akal, jika tidak masuk ke akal kita berarti ilmu kita yang kurang. selalu ada alasan orang untuk melakukan suatu perbuatan... baik atau buruk perbuatan itu pasti mendatangkan akibat [reaksi]. Ini adalah konstanta abadi dimana perbuatan kita itu memiliki titik awal yang disebut sebab, tidak ada yang kebetulan di dunia ini.. semua serba diatur, siapa yang mengatur? ALLAH swt !!

Mengapa kita memutuskan suatu kehendak, tentu kita punya alasannya. Pun bila ALLAH swt berkehendak pasti memiliki alasan... terserah bila makhluknya tidak mengerti, yang jelas ALLAH memiliki pengetahuan itu :)

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." [Al-Baqarah : 30]

apakah itu menjadi tidak rasional? tetap rasional kok setelah ada penjelasannya kemudian... setelah mengetahui fungsi dan tugasnya.

Ilmu Exacta adalah ilmu pasti... bila masih tidak pasti berarti ilmu kita belum sampai, oleh karena itu perlu ada yang lebih pintar untuk menjelaskan. dalam memeluk agamapun adalah pasti/absolut... bila tidak mengerti maka perlu ada yang menjelaskan... oleh karenanya diutuslah Rasul untuk menjelaskannya. Bila ada yang bilang 1+1+1=1, apakah ilmu matematika menjadi tidak pasti? perlu pembuktian.. apakah selama ini para ahli keliru dalam menerapkan ilmunya? jika tidak... berarti kita yang kurang ilmu.
Bila ada yang menyebut surga itu ada kapling-kaplingnya, maka perlu pembuktian... benarkah demikian? bila tidak maka yang ngomong soal itu perlu belajar lagi.

kita semua memiliki alasan untuk memeluk agama, terserah pilihan yang kita jatuhkan... berarti kita telah meyakini bahwa pilihan kita adalah absolut benar, pasti kebenarannya. its okay semua mengklaim agamanya yang benar 100%, tidak ada pendekatan relatif tentang ini... tidak mengapa... yang penting jalani kehidupan beragama masing-masing dengan sebaik-baiknya... inilah yang dimaksud toleransi.. inilah kehidupan yang Plural... mengakui keberadaan agama lain dalam kehidupan dan saling menghormati tanpa menurunkan kualitas keimanan masing-masing.

Tidak perlu kita menyamakan diri atau mengatakan semua agama sama... seperti yang biasa dilakukan oleh penganut Pluralisme (Paham keberagaman)... mengapa kita harus demikian merendahkan diri untuk bisa hidup berdampingan?

Selalu ada alasan untuk memilih.... Berfikirlah dengan Kalbumu :

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun