Vox Populi Vox Dei - Suara Rakyat Suara Tuhan... ungkapan yang tepat untuk menggambarkan kekisruhan yang terjadi di persepakbolaan nasional saat ini. Lebih dari 2/3 klub dan 27 pengprov PSSI meneriakkan suara, yang seolah pengurus PSSI ini pekak telinganya... sunyi tanpa nyanyian. Apa yang bisa kita gambarkan bila hampir seluruh klub dan pengprov PSSI mengatakan pengurus PSSI keliru? berarti ada yang salah dengan ini... bisakah kita vonis semua klub dan pengprov itu bersalah? yang ada kemungkinan PSSI salah. Jangan langsung memvonis gitu dong... yah kenapa tidak dikomunikasikan? Barcelona-Santos sudah selesai di Jepang, Djohar belum pulang juga? untuk sekedar menemui "anak-anaknya" yang setia menunggu Djohar di PSSI untuk menyampaikan keinginan mereka.
Setelah kepemimpinan Nurdin yang korup, PSSI seperti liar mencari sisa-sisa "anak buah" Nurdin. Padahal semua sudah sumpah setia bersama pengurus sekarang, kenapa mereka dibantai?
1. Pemecatan Riedl, kesalahan besar dalam sejarah sepakbola nasional... Riedl sedikitnya berjasa membangun mental pemain Timnas untuk lebih percaya diri. Riedl dipecat bukan karena prestasi yang buruk (8 kali menang dari 9 pertandingan resmi) tapi karena dianggap antek Nurdin... jaman LPI Perjuangan para pemainnya tidak dipanggil oleh Riedl... padahal memang sedikit sih yang berkualitas di LPI saat itu disamping dia berada dibawah ancaman Nurdin... percayalah Riedl hanya pengen cari makan, tidak tahu itu politik sepakbola Indonesia
2. Mengangkat Wim Rijsbergen sebagai pengganti Riedl, Wim memang pesepakbola top dijamannya... tapi karier kepelatihannya tidak mulus. Sebelumnya Wim adalah Asisten pelatih di Trinidad & Tobago, kemudian naik menjadi pelatih Timnas Trinidad. Disana kariernya tidak lama setelah terlibat percekcokan dengan pemain Timnas trinidad, Wim dipecat (hanya 6 bulan). belum ada bukti Wim sukses melatih Timnas suatu negara, bedanya dengan Riedl, disamping sudah mengenal karakter pemain Asia Tenggara.... Riedl pernah sukses melatih Vietnam.
3. Pembersihan ditubuh PSSI berlanjut, kali ini Asisten Timnas terkena dampaknya... padahal jika kita mau jujur kenapa pergantian secepat itu, dua minggu sebelum bertanding dengan Turkmenistan. kemudian Manager Timnas ikut dipecat... apa salah Imam? oh mungkin dia anak buah Bakrie Brothers, salah yah? kemudian penggantinya adalah orang yang sama sekali tidak pengalaman di Timnas, Limbong salah satunya (kalau Bob Hippy mungkin ada pengalaman) kemudian Asisten Timnas ditunjuk Liestiadi yang kentara sekali menjilat PSSI (sangat bernafsu untuk ada di Timnas), apa prestasi dia? setelah ditinggal RD... Wim langsung keok terus... artinya komponen pembina di Timnas ada yang nggak beres.
4. Mengganti Pengelola Liga, kenapa serba mendadak? idealnya mengganti pengelola itu satu tahun berjalan setelah sosialisasi sebelumnya.. ini juga sebagai sarana belajar kepada pengelola selanjutnya bagaimana mengelola Liga dengan baik, agar lebih baik dari sebelumnya (bukan dari nol kembali). Dan mekanisme sosialisasinya melalui kongres, karena yang menjalani Liga itu adalah klub juga... merekalah yang pertama kali diarahkan.
5. Mengganti Format Liga... dengan alasan yang tidak masuk akal... 6 klub otomatis di Liga tertinggi, What the Fact! alasannya ada karena berada di kota besar, apa-apaan ini?
6. Mengampuni klub yang diputus dipecat tanpa melalui mekanisme kongres... keputusan Pemecatan melalui kongres kok pengampunan tidak? MPR memecat seseorang, tapi Presiden(eksekutif) mengampuni... lucu sekali pengurus PSSI kita ini...
7. Memecah belah Klub, baru kali ini ada dalam sejarah... Persija pecah jadi dua, Arema jadi 3, Persebaya dan PSMS jadi 2... Beberapa klub terpecah kok malah dilestarikan. Kasus Persija paling mencolok... Kenapa Persija yang nyata2 yang punya pemain, tempat dan sebagainya dikalahkan oleh Persija yang hanya punya Legalitas Perusahaan... kalau begitu mungkin saya bisa bikin Persib hanya modal Legal perusahaan! trus mau dibawa kemana sepakbola ini kalau "Devide et Impera" dilestarikan pengurus PSSI?
8. Bim Salabim... PSMS tercipta dalam dua hari, lucunya sepakbola kita ini... dalam dua hari sebuah klub berdiri dan langsung masuk slot puncak Liga... wow
9. Menghukum klub dengan semena-mena... Kenapa tidak dipanggil dulu itu klub-klub yang dianggap bermasalah trus dihukum... tapi ini sanksi langsung dijatuhkan. Ibarat dipenjara tanpa proses pengadilan, kita sebut apa ini? ya diktator! Otoriter tidak masalah tapi kalau sudah menjurus diktator ya salah... 8 klub dihukum (kini jadi 11, SFC akhirnya dihukum. PSIM dan Persita menyusul)