Cobalah bersikap peduli dengan lingkungan sekitar! Kita sedang mengalami krisis mental!
Belakangan ini mungkin sering kita dengar berita tentang kasus bunuh diri. Yap! Kasus bunuh diri mulai melonjak lagi dan ini bukanlah tren! Rasanya begitu miris ketika membaca banyak kasus bunuh diri, apalagi dilakukan oleh anak di bawah umur. Bayangkan, anak kecil saja sudah kehilangan harapan hidup sampai memilih untuk mati! Mungkin sebagian orang tak peduli tentang kasus lonjakan bunuh diri, tapi jika terus dibiarkan negara ini lambat laun akan kehilangan penerus bangsa. Ingatlah kawan, bunuh diri bukanlah tren! Bunuh diri bukanlah solusi! Kalian begitu berharga, jangan mau berakhir dengan sia-sia!
Dangkal banget si otak lo! Gila lo ya! Bodoh banget lo!
Mungkin kalimat ini adalah kalimat yang umumnya dilontarkan oleh orang yang mendengar kalimat 'gue capek deh, kayaknya mati lebih enak' atau 'udah ga ada yang ngarepin gue ada, mending gue mati aja'. Banyak orang mungkin mengira bahwa hanya orang bodoh yang berpikir untuk melakukan aksi bunuh diri, tapi nyatanya aksi bunuh diri juga kerap dilakukan oleh anak kedokteran yang notabene terlabel sebagai anak yang cerdas.
Role Model
Aksi bunuh diri sebetulnya tidak terjadi dalam jangka waktu yang singkat, tapi melalui berbagai proses psikis yang berawal dari modelling. Jika kalian punya role model dalam menjalani hidup, maka aksi bunuh diri juga berawal dari situ. Sebetulnya aksi bunuh diri sudah sering dipelajari dalam dunia psikologi. Dalam semua penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa aksi bunuh diri sebetulnya adalah fenomena yang dapat dipelajari secara ilmiah. Aksi bunuh diri sebetulnya berawal dari adanya ide bunuh diri dan ide bunuh diri muncul karena adanya role model. Ketika orang melihat atau membaca berita tentang kasus bunuh diri maka secara tak sadar otak akan mencerna fenomena itu dan suatu saat akan muncul sebagai role model. Mungkin awalnya hanya percobaan bunuh diri, misalnya dengan self harm. Namun, ketika tekanan psikologis meningkat, tak dapat dipungkiri kalau itu akan mengacu pada hal yang lebih ekstrem, yaitu aksi bunuh diri.
Terus apa yang harus gue lakuin kalo temen gue mau bunuh diri?
Untuk bisa menemukan solusi, kita harus tahu penyebabnya. Menurut kajian literatur yang dilakukan oleh Brezo, Paris, dan Turecki (dalam Valentina dan Helmi, 2016), mereka menyimpulkan bahwa bunuh diri dapat disebabkan oleh ketidakberdayaan. Sebagaimana yang disampaikan oleh Abramson, Metalsky, dan Alloy (dalam Valentina dan Helmi, 2016), ketidakberdayaan ialah kondisi ketika hal yang benar-benar diharapkan ternyata tidak terwujud dan justru muncul hal yang tak diinginkan dengan posisi orang tersebut terpojok dan tak dapat mengubah situasi. Maka dapat disimpulkan bahwa aksi bunuh diri terjadi ketika harapan seseorang tak dapat dipenuhi dan justru muncul hal sebaliknya. Ketidakberdayaan ini akan meningkat ketika tekanan emosional seseorang meningkat. Oleh karena itu, jika kita lihat lebih lanjut umumnya orang-orang yang melakukan aksi bunuh diri ialah orang yang sedang berada dalam tekanan dan merasa tak mendapat jalan keluar atau solusi sehingga memilih bunuh diri sebagai jawabannya. Namun, sekali lagi harus ditekankan, bunuh diri bukanlah solusi!