"Selama supervisi tadi Bapk/Ibu tidak ada evaluasi murid..."
"Bapak/Ibu tidak menkondisikan peserta didik sehingga terlihat kacau dan tidak bisa diatur.."
Jika hal tersebut dilakukan maka guru menjadi tidak nyaman dan merasa dihakimi berdasarkan pengamatan dan pikiran observer. Kalimat tersebut bisa diganti dengan metode coaching yang lebih berdampak dan bermakna untuk memggali kesadaran pada diri guru yang kita observasi.
"Bagus sekali ya saya lihat tadi sudah berjalan denagn baik dan lancar, Menurut bapak/Ibu dari proses belajar mengajar tadi hal-hal mana nih yang perlu dibenahi?"
b. Sampaikan penilaian observer dengan cara yang baik dan komunikastif. Â
Setelah menggali kekurangan dari diri guru yang kita amati maka selanjutnya tentunya seorang observer atau kepala sekolah mempunyai catatan-catatan yang menjadi bahan untuk perbaikan kedepan. Kalimat yang bisa disampaikan seperti:
"Wah keren ya Bapak/Ibu sudah menemukan hal yang perlu diperbaiki. Saya sepanjang pengamatan tadi juga ada beberapa catatan, Bapak/Ibu mau mendengarkan ? ....."
c. Tanyakan kepada guru tentang bagaimana cara memperbaikinya dan kapan.
Hal ini menjadi penting agar ada Rencana Tindak Lanjut (RTL) dan tidak hanya sebatas penilaian dan setelah itu selesai. Dari beberapa perbaikan yang diungkapkan oleh guru maupun dari diri obeserver tanyakan kepada guru kapan dan bagaimana cara memperbaikinya.
"Ok Bapak/Ibu  tadi kan kita sudah menemukan ya hal-hal yang perlu diperbaiki, lantas kapan dan bagaiman nih memperbaikinya ke depan"Â
Pastikan catat kembali tentang waktu dan cara guru memperbaikinya sebagai tolak ukur observer tentang perkembangan guru ke depan. Hal ini dilakukan dengan harapan ada perkembangan positif dari indikator-indikator yang bisa dilihat.