Mohon tunggu...
Ali Maksum
Ali Maksum Mohon Tunggu... Guru - Education is the most powerful weapon.

Guru, Aktifis dan Pemerhati pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Refleksi dan Pembelajar Diri

30 Oktober 2023   16:37 Diperbarui: 30 Oktober 2023   16:38 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Refleksi membantu mengenali lebih baik siapa kita, bagaimana cara kita bekerja, kemampuan kita dalam merespon, dan bagaimana kita mengambangkan potensi yang kita miliki. Hal tersebut tentunya sangat berkaitan dengan pandangan seseorang pada dirinya. 

Lalu bagaimana proses refleksi dapat membantu seseorang menjadi pemelajar yang mandiri. 

Ketika kita dinilai oleh kepala sekolah tentunya akan ada kekurangan yang harus diperbaiki. Kadang kepala sekolah merekomendasikan untuk hadir di salah satu kelas yang dinilai dapat memberikan masukan atas kekurangan kita. Dari hasil pengamatan kelas tersebut maka kita akan melakukan tahapan refleksi sebagai berikut:

Tahapan melakukan refleksi:

1. Merefleksikan kejadian yang terjadi.

Pada tahapan ini kita akan mengingat-ingat kembali apa yang menjadi kekurangan dikelas kita, misalnya peserta didik lebih mendangarkan guru berbicara secara pasif, kurang aktif dan bukan partisipatif. Kurang mandiri dalam menyelesaikan tugas, bahkan kita sebagai guru kadang merasa penyampiaan materi dirasa sudah cukup. 

2. Memetakan kelemahan dan kelebihan diri.

Dalam tahapan ini kita akan mencoba memetakan apa yang menjadi kelemahan selama ini di kelas, misalnya kurang memberikan metode-metode yang lebih menarik,  kurang melibatkan murid-murid untuk mencari tahu secara aktif.

3. Gunakan pertanyaan pemantik untuk mengetahui lebih dalam. 

Pertanyaan ini timbul dari pemetaan tahapan nomor dua. Dari pemetaan tersebut akan melahirkan pertanyaan pemantik untuk diri sendiri seperti, bagaimana cara melibatkan murid agar aktif di kelas ya? di saat inilah kita membutuhkan rekan guru yang menjadi model diri kita agar lebih baik. Rekan guru tersebut seperti guru yang telah direkomendasikan oleh kepala sekolah untuk menjadi rujukan agar memperbaiki kelemahan pembelajaran kita dikelas.

4. Menghubungkan pengetahuan dan pengalaman dengan harapan sebagai peserta didik.

Dari hasil diksusi rekan guru, kita akan diberikan solusi yang lahir dari pertanyaan pemantik tersebut. seperti, mengadakan kelompok belajar, tanya jawab, mini games cerdas cermat, penilaian teman sebaya dsb. Dari masukan tersebut apa yang sudah dan belum dilakukan di kelas kita sebagai pendidik.

5. Membuat rencana perbaikan. 

Setelah berdiskusi tentunya akan ada saran-saran perbaikan, maka tahap selanjutnya adalah membuat rencana perbaikan dari saran-saran yang diberikan. Membuat rencana pembelajaran dan tahapannya sehingga saran-saran yang masuk dapat memperbaiki kekurangan yang selama ini terjadi di dalam kelas.

6.  Menerapkan strategi rencana perbaikan, dan mengevaluasi dampak yang ditimbulkan.

Setelah menerapkan saran-saran  tersebut makan kita akan menemukan gejala-gejala perbaikan yang timbul, misalanya ketika kita mencoba menerapkan pembelajaran parisipatif, peserta didik lebih aktif dan asik mengikuti pelajaran, setelah diterapkan pembagian kelompok ternyata peserta didik juga lebih baik hasil belajarnya karena mereka dapat berkolaborasi dengan baik. Namun tentunya saran-saran tersebut tidak sepenuhnya maksimal dapat kita terapkan namun hal itu buakanlah masalah serius karena baru penerapan percobaan yang penting terus memperbaiki. 

Dari tahapan-tahapan diatas kita dapat melihat usaha seorang guru tentang bagaimana memperbiki kualitas pengajarannya. Saat mengobservasi kelas lain yang dianggap sebagai rujukan yang lebih baik maka guru yang bersangkutan melakukan refleksi diri dengan dengan praktik mengajarnya. Dia juga mulai sadar bahwa ternyata ada yang kurang dari beberapa hal yang selama ini dia lakukan yaitu seorang pendidik hanya berperan menyampaikan materi saja, proses ini dinamakan metakognisi yaitu proses tindakan berfikir tentang pemikiran diri, singkatnya berfikir tentang berfikir. 

Metakognisi sangat berkaitan dengan kesadaran diri. Guru yang melakukan metakognisi, mereka menggunakan kesadaran diri untuk memeriksa lebih mendalam situasi yang ada, juga melihat kekuatan dan kelemahan yang dia miliki. Tujuan dari metakognisi adalah agar menjadikan diri kita lebih baik. Refleksi yang dilakukan dari proses tersebut mendorong menjadi pemelajar yang mandiri, ia mulai mencari tahu perbaikan yang bisa dilakukannya, termasuk berdiskusi dengan teman sejawat. 

Setelah mempraktikan metode baru dikelas guru bisa melakukan evaluasi dan melihat dampak perubahannya. Guru mulai melakukan refleksi diri khusus tentang perubahan baik yang telah dilakukannya.  Setelah melakukan tahapan-tahapan tersebut lalu apa yang harus dilakukan selanjutnya? tentu kita melakukan kembali refleksi.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun