Kurikulum merdeka memberikan nuansa baru bagi dunia pendidikan. Paltform Merdeka Belajar seakan-akan telah membuka kualitas SDM di Indonesia dengan perubahan yang terjadi.Â
Sambutan adanya PMM di satu sisi sangat menggembirakan. Hal itu dibuktikan banyaknya guru yang telah membagikan praktik baiknya baik berupa dokumen dan video maupun antusias mereka belajar mandiri lewat PMM. Namun disi lain juga mengambil resiko perpektif berbeda dari beberapa kalangan.
Perkembangan tersebut tidak hanya disitu, kreatifitas kementrian juga menyasar pada perkembangan guru ke arah konten kreator. Dalam hal ini, kementrian pendidikan juga memberikan penghargaan baik lewat GTK maupun khusus untuk para konten krator bagi mereka yang berprofesi sebagia guru.Â
Maraknya guru sebagai konten kreator yang memberikan banyak inspirasi seperti cara mengajar, metode pembelajaran, permainan saat pembelajaran berlangsung dll membuat pemerataan kreatifitas para guru di seluruh Indonesia. Hal ini cukup efektif mengingat sebaran guru dan fasilitas sekolah diberbagai wilayah Indonesia masih belum merata.Â
Dengan adanya guru-guru membagikan praktik baik lewat media sosial hal ini membantu penyebaran kreativitas, ide baik serta menemukan ide dalam pembelajaran. Guru mendapatkan banyak masukan ide meskipun darii hal yang sangat sederhana bahkan tidak menggunakan perangkat teknologi dalam menyuguhkan media pembelajaran.
Dimasa lalu hal ini tidak dapat kita nikmati, kita dapat bayangkan dimasa itu jika guru ingin mengembangkan diri, mereka harus menghadiri lokakarya dari dinas untuk beberapa hari dan meninggalkan kelas. Tidak hanya berhenti disitu, mereka juga harus mengimbaskan hasilnya ke beberapa sekolah dsb. Itupun juga belum menjamin apakah guru akan mempraktikannya atau hanya sekedar menyimpan pengetahuan tersebut sebagai angin lalu.
Sekarang ini dengan adanya PMM, setiap individu guru dapat dilihat perkembangannya. Data guru yang lengkap, keaktifan guru dalam belajar di PMM, seberapa banyak mendapatkan sertifikat di PMM dll, dapat dilihat secara terbuka. Bahkan keaktifan mereka di PMM dapat berdampak positif kepada penilaian sekolah lewat akreditasi jika memang guru aktif belajar dan mengembangkan dirinya namun jika tidak juga akibatnya akan sebaliknya.
Zaman yang sudah mulai terbuka ini mulai menghilangkan skat-skat penghalang bahkan bisa dikatakan nilai integritas dibidang pendidikan makin meningkat. Semua diberikan kesempatan untuk berkembang. Guru-guru yang sebelumnya kita tidak kenal tiba-tiba muncul prestasinya ditingkat nasional bahkan mungkin berasl dari sekolah yang kita anggap kurang dikenal.Â
Jika kesempatan yang terbuka ini kita ambil bagian dalam gerbong untuk perubahan maka guru-guru atau sekolah juga ikut berubah. Namun jika guru-guru dan sekolah masih menutup diri dan tidak ambil bagian dalam pesta perubahan ini maka tidak heran mereka tidak akan mendapatkan apa-apa atau justru akan tertinggal jauh.Â
Beberapa hari lalu saya menapatkan kabar yang cukup menyedihkan karen asalah satu kepala sekolah tidak mengijinkan guru-gurunya untuk mengikuti program Guru Penggerak dengan alasan konsentrasi mengajar, padahal tidak satuoun dari sekolh itu gurunya ada guru penggerak.Â
Sekilas lalu memang baik namun jika kita perhatikan program Guru Penggerak merupakan program pemerintah untuk mendidik para guru agar kualitas pembelajan makin membaik, jika kualitas pengejaran makin membak maka kuliatas sekolah secara otomatis juga akan baik. Jadi Jika kepala sekolah melarang maka secara otomatis juga menolah sekolah tersebut berkembang makin baik.