Mohon tunggu...
Ali Maksum
Ali Maksum Mohon Tunggu... Guru - Education is the most powerful weapon.

Guru, Aktifis dan Pemerhati pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Belimbing Welahan Nasibmu Kini

4 Juni 2023   08:26 Diperbarui: 4 Juni 2023   08:45 518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto bersama peserta/Dokpri

Jika kita memasuki Kabupaten Jepara dari Demak kita akan disambut sebuah kecamatan yaitu Kecamatan Welahan. Welahan khususnya desa ketileng singolelo puluhan tahun yang lalau sangat terkenal dengan buah belimbing yang tersebar di depan dan belakang rumah warga. 

Bisa di katakan satu rumah memiliki lebih dari 20 pohon belimbing yang memang saat itu ketersediaan lahan masih cukup luas dan rumah masih jarang. Mata pencarian penduduk selain seorang petani sawah dan ladang juga petani kebun yang kesehariannya pada saat itu menggantungkan ekonominya pada buah belimbing. Dusun terasa begitu rindang dan sejuk bahkan sinar matahari terlihat kesulitan masuk karena rimbunnya pohon belimbing saat itu. 

Namun kini kehidupan penduduk mulai berubah, pohon-pohon hijau itu mulai tergantikan dengan rumah-rumah, industri kos-kosan dan juga industri batubata. Seiring bergesernya profesi penduduk dan kurang mintanya generasi muda menjadi petani kebun yang memang pasar buah belimbing sudah mulai menghilang yang sebelumnya dulu para pedagang datang bahkan antre untuk mencari sendiri dan membelinya ke kebun. 

Pergeseran profesi dan minta ini di pengaruhi karena sosial budaya masyarakat yang mueli berubah, generasi muda desa lebih memilih pekerjaan pabrik yang lebih menjanjikan. Faktor perkembangan penduduk juga turut mempengaruhi seperti bertambahnya jumlah penduduk yang memaksa membuka lahan dan memilih menebang pohon belimbing untuk di jadikan rumah atau bahkan bisnis koskosan yang muelai menjamur.

Adakah upaya pemerintah dan aktivis pemuda setempat untuk menghidupkan kembali ikonik buah ini? atau justru hilang dan direbut oleh daerah lain?

Keprihatinan inilah yang dirasakan oleh tokoh pemuda dan juga aktivis literasi Perpustakaan R.A Kartini
 di desa Ketileng Singolelo Kak Edi Mustofa dalam kegiatan literasi pada Selasa 30 Mei 2023. Dalam kegiatan tersebut dia mendorong agar Komisi B DPRD Jepara , DKPP Kab. Jepara, & kedua Pemdes setempat untuk menghidupkan kembali ikonik belimbing jingga yang dulu pernah jaya di desa ketingsingolelo. Selain itu juga menggalakkan kembali pameran dan berbagai usaha lainnya dalam rangka meraih kembali labelling `desa belimbing` seperti pembuatan tugu belimbing jingga.  

Kegiatan yang bertujuan mem-branding buah Belimbing ini digagas oleh Perpus R.A Kartini belerjasama dengan Pemdes Ketilengsingolelo ini bertujuan membangun kembali komunikasi & kemnadirian Gapoktan Belimbing yang berangotakan dari desa Ketilengsingolelo, Desa Welahan & Desa welahan. 

Ketua Komisi B DPRD Kab. Jepara Bpk H. Nur Hamid S. Ag mengatakan akan menindaklanjuti usul tersebut. Komisi B siap umtuk membantu terwujudnya masyarakat yang maju & berkembang secara ekonomi dari potensi pengembangan Buah Belimbing Jingga Jepara.

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Dalam acara tersebut turut hadir Komisi B DPRD Jepara , Ketua Bpk H. Nur Hamid S. Ag , Bpk H. Muzaidi, Bpk Shafik Khoirul Abib, Bpk Saiful Abidin & Ibu Zumaroh. DKPP Kab. Jepara diwakili oleh Kabis Bpk Ir. M. Dian Satriadi M,Si , ibu Zumiyarsih & Bpk Hery Sujadmoko. Sedangkan PPL Kec. Welahan di hadiri oleh Ibu Sumiyati, Ibu Novita Rahmawati & Tri Wibowo. Untuk pertama kalinya pertama kalinya Petinggi desa Welahan Bpk Ahmad Jarjis dan Kepala Desa Ketilengsingolelo Bpk Agus Supriyanto bersama - sama bisa ikut andil dalam membentuk " Wisata Segitiga Emas ".

Dalam sambutannya kepala Desa Welahan mengatakan bahwa dulu Desa Ketilengsingolelo adalah termasuk sentra buah belimbing Jingga, namun sjak hadirnya usaha batu bata merah banyak pohon belimbing yang ditebang, sehingga sekarang hanya tersisa lahan belimbing di Dukuh Mbedayun saja. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun