Mohon tunggu...
Ali Maksum
Ali Maksum Mohon Tunggu... Guru - Education is the most powerful weapon.

Guru, Aktifis dan Pemerhati pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Asas Trikon: Penerapannya di Dalam Kelas.

15 Mei 2023   09:58 Diperbarui: 15 Mei 2023   09:59 8170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

b. Memantau proses pembelajaran yang dilalui.

c. Membimbing murid untuk melakukan refleksi pengalaman belajar yang telah dilalui murid agar dia dapat memahami hubungan dirinya dengan lingkungannya, peran dan tugasnya di dalam luingkungan tersebut, serta kontribusinya dalam menjaga lingkungan. 

Apabila murid mampu memahami hubungan diri dan lingkungannya, ia juga dapat memahami peran dan kontribusi dirinya, terhadap lingkungan serta menindak lanjuti peran dan  kontribusinya tersebut. Hal ini juga dapat mendorong terbentuknya, kemampuan pengaturan belajar mandiri atau self regulatory learning.       

2. KONVERGEN    

Maksud dari konvergen adalah bersama bangsa lain  mengusahakan terbinanya karakter dunia sebagai kesatuan kebudayaan umat manusia sedunia. Tanpa mengorbankan nilai/identitas bangsa masing-masing. pengembangan yang dilakukan dapat mengambil dari sumber diluar bahkan dari praktik pendidikan diluar negeri. Seperti yang telah dilajkukan oleh Ki Hadjar Dewantara ketika mempelajari berbagai praktik pendidikan di dunia misalnya Maria Montessori, Froebel, Robindranath tagore. Sebagaimana ungkapan Ki Hadjar Dewantara, "Indonesia mempunyai beraneka ragam budaya yang perlu kita jaga dan kita rawat. Maka, kita hendaknya tidak lantas meniru kebudayaan bangsa lain dan melupakan kebudayaan dari leluhur tetapi menerima kebudayaan asing yang sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia "

Dalam pendidikan pun banyak sistem pendidikan yang masuk ke Indonesia tidak lantas kita terima mentah-mentah kita perlu mengolahnya dan hanya menerima yang sesuai dengan nilai-nilai kebangsaan.

3. KONSENTRIS.  

Asas ini dapat diartikan yaitu bersikap terbuka namun  tetap kritis dan selektif terhadap pengaruh kebudayaan di sekitar. Dalam hal in Ki Hadjar Dewantara menggambarkan manusia sebagai titik kecil yang kemudian bersama dengan yang lain membentuk lingkaran besar atau keluarga dan menjadi lingkaran yang lebih besar lagi atau organisasi. Pengembangan pendidikan yang dilakukan harus tetap berdasarkan kepribadian kita sendiri sebagaimana tujuan utama pendidikan adalah menuntun tumbuh kembang anak secara maksimal sesuai dengan karakter kebudayaan sendiri. Oleh karena itu meskipun Ki Hadajar Dewantara menganjurkan kita untuk mempelajari kemajuan bangsa lain namun semua itu tetap ditempatkan secara konsentris dengan karakter budaya kita sebagai pusatnya.

Implementasi konsep trikon (kontinyu, kovergen dan konsentris) bisa kita amati atau bahkan kita refleksikan dari apa yang sudah terjadi dalam proses pembelajaran. Manajemen kelas yang menghatur proses pembelajaran tentunya melalui proses perencanaan yang dilakukan secara terus menerus sehingga pengelolaan perilaku lingkunagn dan kurikulum berjalan secara efektif. Konsisten dalam menjalankan manajemen kelas ini adalah salah satu contoh implementasi "asas kontinyu" dalam pendidikan. Murid diberikan kemerdekaan untuk belajar bertanya dan mengembangkan potensisnya, kesinambungan manajemen kelas yang konsisten memberikan ruang kepada murid untuk mengeksplorasi gagasan ide dan kreativitasnya. 

Metode pembelajaran yang diberikan kepada murid dapat merujuk pada berbagai metode pembelajaran baik yang dikembangkan di dalam negeri maupun luar negeri dalam hal ini seperti pembelajaran STEAM (Science, technologi, Engeenering, Art, math). Sering kali pembelajarn STEAM ini sebagai pembelajaran dengan menggunakan teknologi tinggi seperti robotik, komputasi atau coding. Padahal bisa diartikan lebih luas seperti teknologi fermentasi tempe, teknologi pewarnaan batik, ataupun teknologi pengawetan makanan seperti pembuatan ikan asin atau ikan asap. Dengan memahami konsep pembelajaran STEAM maka guru dapat menyesuaikan keinginan belajar murid dengan kondisi ketersediaan daya dukung untuk belajar dengan tetap menghadirkan nilai-nilai lokal. Meskipun metode pembelajarn dalam pendidikan bisa mengacu pada konsep manapun secara terbuka, tetapi hal itu tetap harus dilakukan secara konsentris yaitu tetap mempertahankan jati diri bangsa dan menjadi diri sendiri .

Mari refleksikan bersama apakah prose pembelajaran yang kita terapkan selama ini telah menerapkan prinsip trikon (Kontinyu, konvergen konsentris)? apa yang dapat dilakukan untuk membimbing proses belajar agar sesuai dengan asa trikon (kontinyu, kovergen dan konsentris)?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun