Mohon tunggu...
Ali Maksum
Ali Maksum Mohon Tunggu... Guru - Education is the most powerful weapon.

Guru, Aktifis dan Pemerhati pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Character Building, Pelajaran Sekolah yang Dilupakan

31 Juli 2022   09:56 Diperbarui: 2 Agustus 2022   01:54 1238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiatan yang memfasilitasi siswa bekerja sama dalam kelompok kecil untuk saling mendukung dan membaurkan anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) dengan anak-anak normal atau non ABK (DOK. TANOTO FOUNDATION)

Tingkat karakter dan etika memang secara abstrak dan tidak dapat dijadikan sebagai tolak ukur untuk masuk ke pendidikan tinggi. Bahkan jika di rapor tertera nilai `akhlak` 100, tidak menjamin etika dan akhlak dia juga baik.

Kemarin sebelum tulisan ini saya buat, ada ibu-ibu yang menghubungi saya yang begitu saya kenal. 

Beberapa tahun sudah tidak pernah muncul karena menghadapi banyak persoalan keluarga setelah bercerita panjang, kami begitu terlena ngobrol hingga tidak terasa sampai tengah malam. 

Belakangan sepanjang kami berdiskusi ternyata di samping ibu tersebut ada putrinya yang tidak lain adalah mantan murid saya yang sedari tadi kami bicarakan. 

Kami berbicara tentang pendidikan, penerapan pengajaran yang pernah saya terapkan hingga prestasi anaknya yang sekarang masuk kedokteran di perguruan tinggi negeri di Palembang. 

Dari cerita ibu tersebut, saya baru mengetahui bahwa selama ini anaknya bercerita tentang apa pun yang saya ajarkan dulu di sekolah pada waktu pelajaran character buildin. Dia mengatakan satu kata yang sampai saat ini anaknya ingat yaitu, "Do your best". 

Saya tidak begitu ingat apakah saya mengatakan hal tersebut namun yang pasti pelajaran yang saya rindukan adalah pelajaran character building karena di situlah saya menyelami profil siswa dan bercanda dengan cerita, tertawa, bermain, berdiskusi yang kesemuanya berisi tentang karakter. 

Setelah ibu tersebut bercerita panjang yang mengeluarkan banyak sanjungan tentang cara saya mengajar, saatnya saya memberikan kabar kepada beliau bahwa pelajaran character building sekarang tidak ada lagi. 

Saya akhirnya curhat dan menumpahkan kesedihan karena character building tidak diajarkan kembali karena suatu hal. 

Beliau sebagai orang tua yang telah merasakan manfaat dari character building turut menyesalkan kenapa pelajaran karakter tersebut dihilangkan bahkan pelajaran tersebut sekarang tidak di temukan di sekolah lain. Bisa menjadi ciri khas

Saya berdiskusi dengan beliau bahwa mungkin character building adalah pelajaran yang belum terkonsep dengan baik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun