Mohon tunggu...
Ali Maksum
Ali Maksum Mohon Tunggu... Guru - Education is the most powerful weapon.

Guru, Aktifis dan Pemerhati pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tuhan Maha Keren

19 Januari 2022   06:00 Diperbarui: 19 Januari 2022   06:02 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Ok, the winners..tidak satupun dari kita tahu akan masa depan, sebagian orang punya mimpi-mimpi indah yang akan di hadiahkan di masa depannya dan sebagian yang lain pasrah kepada takdir Tuhan. Bangunlah mimpi semau kalian dan berbuatlah sesuatu untuk meraih mimpi itu. Kadang kesuksesan mengetuk dengan halus sekali. Yang bisa kita lakukan hanyalah berbuat baik setiap harinya.  Sambil membangun impian, berbuatlah kebaikan seberapa besar maupun kecil.  Kebaikan adalah kepingan kertas kita yang akan kita tabur dan kita akan menemukannya kembali  di belahan dunia manapun sesuai keinginan kita kepada Tuhan, dan kalian suatu saat akan menemukan mimpi itu".

 Anak-anak semua diam mendengar penjelasanku. Membuka mata mereka  bahwa melakukan hal yang sia-sia tidak akan berdampak apapun padamasadepan mereka.semoga mereka berubah.

Ditengah penjelasanku Dinar beberapa kali mengangkat tangan ingin mempertanyakan sesuatu. Akupun merehat sejenak.

"Pak apakah  dalam permainan ini kalau kita serius melakukannya akan terjadi di masa depan? " dia mulai serius.

"Pertanyaan yang bagus, bisa jadi. Karena doa tidak harus diucapkan tetapi bisa saja bahwa permainan yang baru saja kita lakukan merupakan do`a yang akan di kabulkan di kemudian hari oleh Tuhan " Dinar diam dan tampak memikirkan sesuatu.

"Anak-anak tampaknya kita terlambat untuk istirahat. Baiklah terima kasih atas perhatian dan partisipasinya, selamat beristirahat" Ku gulung peta itu dan aku bawa ke perpustakaan. 

Pendidikan bukanlah merupakan makanan yang siap santap dan setiap orang bebas memakan hasil racikan makanan itu. Tetapi pendidikan adalah bagaimana menuntun mereka untuk meracik makannya sendiri. Jika makanan itu nampak lezat maka kebahagiaan bukan hanya milik mereka tetapi kita berhak merasakannya.        

************

"Bapak tidak apa-apa kan?"

Aku tersentak setelah suara itu mengagetkanku memecah lamunan yang dari tadi mengusik. Aku mencoba bergabung dalam obrolan dengan anak ini kembali. Menceritakan hal-hal yang panjang untuk di bahas.

"Oya, apa maksudmu dengan permainan puzzle tadi? " aku memang belum sempat menanyakan tentang hal ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun