"Lempar saja pelan-pelan dan nanti kamu akan tahu apa yang akan terjadi " Setelah diam sebentar anak itu mulai melemparkann potongan kertas yang sudah digulung-gulung sebelumnya sehingga tidak tertiup angin.
"Anak-anak, pak Zul akan membacakan hasil dari tiffany. Potongan kertas pertama jatuh di wilayah negara Rusia, kedua di Irian Jaya, ketiga di Turki dan keempat di Italia" aku menjelaskan dengan antusias dan anak-anak mulai meninggalkan tempat duduknya untuk mengelilingi peta itu. Suara usil yang biasa aku dengar tidak terdengar lagi hanya terlihat anak-anak dengan pandangan bertanya tanya.
"Pak Zul, boleh ya aku yang buka.." Dinar sudah mulai tertarik dengan permainan ini.
"Dinar, silahkan buka potongan kertas yang di Irian Jaya" Dinar memungut gulungan kertas kecil yang jatuh dipeta kepulauan Irian Jaya.
"Menikah, haha...Tiffany menikah di Irian Jaya" gelak tawa Dinar diikuti teman-teman yang lain. Tiffany yang masih tertutupmatanya seakan tidak percaya. Aku mulai membukanya.
"Selanjutnya bapak yang akan mengambilnya" sahutku. Aku mulai mengambil kertas demi kertas.
"Kertas di Rusia bapak akan membukanya" anak-anak mulai diam dan bertanya-tanya.
"Paling juga Tiffany "bekerja di Rusia,,jual gorengan" si usil Suntar mulai kumat dengan ledekannya dan sekali lagi anak-anak yang lain tertawa mendengarnya.Â
"Sukses, di Rusia  bapak menemukan Kertasnya Tiffany dengan tulisan `Sukses`!" teriakku tiba-tiba dan di sambut tepuk tangan.
"Turki: Karir dan Italia: bekerja " lanjutku sambil tersenyum lebar. Di sambut semangat anak-anak yang ingin segera mencoba. Tiba-tiba dering bel sekolah pertanda istirahat sudah mulai melengking-lengking.
"Anak-anak, silahkan istirahat dulu dan sebagai penutup bapak akan memberi penjelasan apa arti permainan ini dalam hidup kita" Anak-anak dengan tertib kembali ke tempat duduk masing-masing dan mulai mendengarkan.