Mohon tunggu...
Ali Maksum
Ali Maksum Mohon Tunggu... Guru - Education is the most powerful weapon.

Guru, Aktifis dan Pemerhati pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tuhan Maha Keren

19 Januari 2022   06:00 Diperbarui: 19 Januari 2022   06:02 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Setelah bapak menyelesaikan permainan yang dulu, saya mencoba sendiri datang ke perpustakaan dan membuka peta itu dan saya yakin bapak tidak percaya hasilnya " Anak itu membuka senyumnya yang lebar dan nampak giginya yang tidak rata. Masih seperti dulu.

"Apa hasilnya, anakku?" tanyaku selidik.

"Kepingan kertas Menikah di Australia, Sukses di benua Amerika, Karir di Rusia dan bekerja di Samudera Pasifik "  pemuda ini begitu antusias menjelaskan permainan yang diam-diam tidak saya ketahui 20 tahun yang lalu.

"Apanya yang istimewa?" kedengarannya memang tidak istimewa bagiku dan..

"Sebentar lagi bapak akan kaget,  Bapak tahu saya bekerja dimana? " dia  mulai menanyakan hal yang aneh. Aku mulai menggelengkan kepala pertanda tidak tahu. Hanya yang aku fikirkan dengan penampilannya yang berkelas pastinya dia bekerja di lahan yang banyak menghasilkan uang.

"Aku bekerja di kapal pesiar pak, karena sering berlayar kejutan itu datang satu demi satu. Istri saya orang Indonesia yang belakangan saya tahu dia keturunan Australia. Kami rencana tinggal di Amerika setelah menikah hanya untuk beberapa tahun karena ada tawaran kerja di sana "

"sebentar... maksudmu apa yang kamu alami sama persis seperti permainan Destiny Game itu? Bekerja: Samudera pasifik dan sekarang kamu bekerja di kapal pesiar?, menikah: Australia, istrimu sekarang keterunan Australia?, Sukses: Amerika, sekarang juga kamu berencana pindah ke Amerika karena ada pekerjaan disana?..luar biasa semuanya hampir tepat sasaran dan Tuhan mendengarmu" Aku masih tidak percaya dan kepalakumulai bergidik.

 Aku masih diam tidak percaya mendengar penjelasan anak ini. Mataku mulai menatap wajahnya yang mulai menebal, bibirnya muai bersih pertanda dia berhenti merokok.. Istrinya hanya diam dan aku perhatikan memang dia ada keturunan bule tapi uniknya di memakai kerudung.

"Bapak benar, semua hampir tepat..Bukankah bapak pernah mengatakan bahwa doa tidak harus  di ucapakan tetapi juga di lakukan. Saya melakukannya lewat lemparan kertas puzzle dan Tuhan melihat apa yang saya lakukan "   

"Saya hanya ingin berterima kasih pak atas inspirasi yang telah bapak berikan, oya pak..masih suka mengayuh sepeda? "

"Masih,banyak kenangan lewat sepeda ini. Mengingatkan bapak waktu kuliah di Salatiga dulu" jawabku dengan sesekali memandang sepeda yang berdiri di pojok ruangan. Sepeda  adalah kendaraan resmiku kesekolah meskipun yang lain naik kendaraan mereka dengan berbagai merek.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun