Mohon tunggu...
Alim wahyudi
Alim wahyudi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Study of Discourse Analysis

Student of English Literature | Universitas Pamulang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Budikdamber, Solusi Ketahanan Sumber Pangan Masyarakat dengan Modal Minim Hasil Maksimal

31 Oktober 2021   23:33 Diperbarui: 31 Oktober 2021   23:47 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kecukupan sumber pangan merupakan sesuatu yang masih sulit digapai oleh sebagian masyarakat kalangan menengah ke bawah. Banyak masyarakat miskin yang bahkan sering mengkonsumsi makanan kurang layak untuk mencukupi kebutuhan pangan sehari-hari. Pemerintah juga sudah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi isu ini. Mulai dari pembagian sembako, program pangan murah, pembagian bantuan sosial berupa uang tunai dan sebagainya. Namun upaya yang telah berjalan dirasa masih belum bisa memenuhi kebutuhan pokok masyarakat miskin.

 Dan dalam bentuk upaya menciptakan ketahanan sumber pangan bagi masyarakat, budikdamber mungkin bisa jadi solusinya. Budikdamber adalah singkatan untuk Budi Daya Ikan Dalam Ember. Budikdamber adalah tekhnik budidaya atau pembesaran bibit ikan dalam wadah ember. Banyak jenis ikan yang dapat dibesarkan dengan teknik ini. Contohnya ikan lele, ikan nila, mujair, bawal hingga ikan mas. Namun untuk tiap jenis ikan yang berbeda tentunya memerlukan cara perawatan dan modal budget yang berbeda juga. Dan dalam artikel kali ini saya akan berfokus pada jenis ikan lele yang dirasa memerlukan cara perawatan yang paling mudah dengan budget yang paling ekomonis.

Pembesaran bibit lele dalam ember dapat dimulai pada ukuran bibit kisaran 6 -- 10 centimeter dengan volume ember ideal 80 liter. Harga bibit lele sangatlah murah hanya sekitar 500 sampai 700 rupiah per ekor. Dalam 1 ember ukuran 80 liter dapat memuat hingga 150 ekor bibit lele. Ikan lele yang dibesarkan dalam ember tidak memerlukan perawatan khusus. Hanya perlu memperhatikan dari faktor kebersihan air dan juga pemberian pakan. Untuk air wajib menguras dan mengganti air baru minimal 2 minggu sekali. 

Penggantian air wajib dilakukan untuk mencegah tumbuhnya penyakit pada ikan. Air yang kotor akan menimbulkan bau yang berasal dari zat amoniak dari kotoran ikan. Zat amoniak yang berlebih dapat menimbulkan bakteri yang dapat membuat ikan sakit atau bahkan mati. Makadari itu penting untuk mengganti air. Lalu, untuk pemberian pakan dapat dilakukan 3 kali sehari. 

Pakan yang cocok untuk bibit lele adalah pelet halus. Harga pelet sendiri sangatlah murah, yaitu kisaran 8 -- 10 ribu per kilogramnya. Pemberian pakan juga tidak boleh berlebihan, jika ikan sudah tidak merespon saat diberi makan itu tandanya ikan sudah kenyang. Pemberian pakan yang berlebihan dapat membuat air lebih cepat kotor dan menimbulkan bau tak sedap. 

Namun jangan sampai tidak memberi makan lele lebih dari 1 hari. Lele merupakan hewan kanibal yang mana jika merasa lapar, mereka akan memakan lele lain yang berukuran lebih kecil. Sedikit tips untuk menjaga kualitas air agar tidak cepat bau, kita dapat menambahkan mikroorganisme aktif pada air ikan. Pemberiannya pun tidak perlu banyak. Hanya sekitar 1 sendok makan mikroorganisme untuk 80 liter air. Pemberian mikroorganisme dapat dilakukan saat air ikan baru saja diganti. Pembesaran ikan lele dalam ember memerlukan waktu sekitar 2 bulan sampai panen.

Selain membudidayakan ikan lele, dalam ember yang sama kita juga dapat menanam sayur kangkung dalam gelas plastik yang digantung ditepi bibir ember. Dalam 1 ember dapat menampung hingga 12 gelas. Yang dalam 1 gelasnya dapat ditanami 7 batang kangkung. Pembibitan kangkung dapat dilakukan mulai dari bentuk biji atau pun batang kangkung yang masih memiliki akar. Namun penanaman kangkung yang dimulai dari batang berakar lebih cepat dipanen dibanding dari biji kangkung. Jika lele dapat dipanen dalam kurun 2 bulan, kangkung hanya membutuhkan waktu 2 minggu saja. Jadi, dalam sekali panen lele, kita dapat memanem kangkung hingga 3 -- 4 kali.

Seperti itulah penjabaran mengenai Budikdamber. Diharapkan penerapan sistem ini dapat menjadi sumber pangan alternatif bagi masyarakat. Selain dapat menjadi sumber pangan, budikdamber juga diharap menjadi kegiatan positif untuk mengisi waktu luang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun