Tidak adanya kepastian bahwa para freshgrad ini akan langsung mendapatkan insentif dan pelatihan. Para freshgrad seharusnya langsung mendapatkan program tersebut.Â
Satu alasannya karena mereka belum mempunyai persiapan apa-apa, mereka tidak memiliki modal apapun. Seharusnya untuk program seperti ini dipisahkan antara mereka yang diberhentikan bekerja dengan mereka para freshgrad. Selayaknya di negara lain yang memberikan program pelatihan dan tunjangan bagi para freshgrad di negara-nya agar mereka bisa survive dan segera mendapatkan pekerjaan.Â
Kenyataan tak terbantahkan adalah mereka yang kehilangan pekerjaan akan jauh lebih mudah menemukan pekerjaan kembali dibandingkan dengan seorang yang baru pertama kali mencari pekerjaan. Dan ini dikhawatirkan akan membuat ledakan pengangguran dari kalangan terdidik (minimal sma/smk) bertambah besar. Menyebabkan potensi kemiskinan baru akan semakin tinggi jika tidak segera ditanggulangi.
Terus apa yang menjadi konklusi dari tulisan ini, bisa survive atau akan mati nasib para freshgrad ini. Tulisan ini tidak bisa menjawabnya secara gamblang, namun jika melihat dari situasi sekarang apa yang ada tidak membuat keadaan bagi para freshgrad menjadi lebih baik. Sudah barang tentu mereka harus menciptakan peluang sendiri dan harus tetap survive dengan caranya sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H