Mohon tunggu...
Ali Label
Ali Label Mohon Tunggu... wiraswasta -

Seorang freelance

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Buku Digital & Smartphone Buat Penulis Sekarang Bisa Jadi Jutawan

8 Oktober 2014   22:36 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:51 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penulis jadi jutawan itu bukan sebuah mimpi atau cerita fiksi, tapi sebuah kenyataan yang sangat mungkin terjadi. Mari kita hitung bersama. Jika seorang penulis mendapat untung bersih Rp.5.000/Ebook (Buku Digital) x 100.000 pembeli maka hasilnya Rp.500 juta. Apakah mungkin buku digital seorang penulis bisa terjual sebanyak itu?. Sangat mungkin bahkan lebih. Penduduk Indonesia saja 250 juta belum lagi jika buku kita bisa Go Internasional.


Ini semua sangat memungkin mengingat keberadaan smartphone atau tablet yang semakin murah dan didukung dengan akses interenet yang semakin terjangkau dan luas merambah ke pelosok negeri. Hanya saja saat ini ada beberapa kendala sehingga hal itu belum terjadi saat ini. Berikut beberapa kendala yang masih menjadi masalah besar.

1.Minat Baca Masyarakat Rendah

Salah satu penyebab rendahnya minat baca masyarakat adalah harga buku yang mahal. Mahalnya harga buku membuat masyarakat tidak bisa membaca beragam buku. Tinggi rendahnya minat baca masyarakat sebenarnya dipengaruhi saat masih usia dini. Mahalnya buku anak-anak atau buku pelajaran membuat anak-anak tidak terbiasa membaca. Dampaknya jelas dikemudian hari. Jangankan yang tidak minat baca, yang minat baca aja harus selektif membeli buku karena bujet yang terbatas.

2.Rentan Bajakan

Sebenarnya buku-buku digital yang memerlukan software tertentu selain bentuk PDF sangat sulit untuk di bajak. Tetapi jika menggunakan aplikasi PDF, ini jenis aplikasi yang paling mudah dibajak.

3.Rumitnya Buku Digital

Buku Digital selain dari jenis PDF umumnya memiliki kerumitan tersendiri. Salah satu yang menjadi kendala terkadang adalah tulisan yang kecil-kecil dan untuk membacanya harus menginstal aplikasi yang sesuai dengan jenis software buku digital tersebut. Buku Digital yang paling ideal sebenarnya adalah buku digital dalam aplikasi PDF.

Hanya saja sering kali ada kendala tersendiri format PDF ini selain paling mudah dibajak atau digandakan juga ukurannya banyak yang tidak disesuaikan dengan ukuran Smartphone atau Tablet 4-10inchi.

4.Kurang sosialisasi buku digital.

Menurut Bambang Trim, penulis sekaligus salah satu pengurus IKAPI. Beliau telah sudah coba mensosialisasikan Buku Digital ini sejak tahun 2011 padahal sudah mendapat dukungan Huawei, XL dan Telkom tetapi masih belum pengaruh yang signifikan. Sayangnya yang getol berbicara tentang Buku Digital ini hanya Bambang Trim sedangkan yang lainnya, saya tidak belum mendapatkan apa penyebab pastinya.

5.Kualitas Konten Buku Digital

Dengan buku digital, anak SD pun sudah bisa jadi penulis. Persoalannya apakah buku tersebut itu bermutu atau tidak? Ini yang sering jadi permasalahan.

Selama 12 tahun di Jakarta, saya bekerja seputar komputer, internet dan percetakan (fotocopy dan printing). Pengenalan saya dengan teknologi smartphone dan tablet Android sejak 6 bulan yang lalu membuat saya berpikir tentang mempopulerkan buku digital sebagai terobosan mengatasi permasalahan-permasalahan di atas.

Berikut beberapa solusi terhadap masalah-masalah di atas.

1.Menaikkan Minat Baca Masyarakat

Menurut Windy Ariestanty, Pemimpin Redaksi Gagas Media, di Indonesia satu buku bisa dibaca hingga 7 orang. Menurut fakta dari UNICEF, sebuah negara dianggap memiliki tingkat membaca yang bagus apabila satu buah buku dibaca oleh 5 orang. Jadi, jelaskan bahwa minat orang Indonesia membaca itu tinggi, lihat saja sejarah kebudayaan bangsa Indonesia yang luar biasa. Permasalahannya ada di buku yg mahal itu. Nah, untuk meningatkan minat baca masyarakat, salah satu solusinya ya buku yang dijual harus murah. Kalau mengharapkan buku cetak murah mustahil kecuali buku cetak yang tidak laku atau yang bekas.

Buku Digitallah solusi idealnya untuk membuat buku jadi murah. Cepat atau lambat smartphone dan tablet akan jadi pegangan semua orang di Indonesia dan didukung dengan akses interent yang makin murah dan jaringan yang terjangkau. Jika anak-anak sudah punya tablet atau smartphone lalu di isi dengan buku-buku digital sesuai dengan umurnya, maka akan dengan sendirinya dimasa akan datang minat baca masyarakat Indonesia akan tinggi. Keberaan Smartphone dan Tablet jelas mampu menciptakan Perpustakaan Online yang bisa dibawa kemana-mana. Tablet dan smartphone mampu menampung 1000 lebih buku digital.

2.Pembaca Buku Tidak suka buku Bajakan

Salah satu manfaat buku bagi para pembacanya adalah membuka pikiran, membentuk karakter, kedewasaan, meningatkan wawasan dan keahlian. Ketika buku sudah murah, rasanya tidak mungkin orang yang mampu membeli buku tetapi tetap memilih bajakan. Jika itu dilakukannya, itu artinya buku yang dibacanya tidak membawa manfaat padanya. Jika si pembaca sudah bermental maling dan egois, mau bagaimana lagi?. Tapi pembaca bermental maling dan egois itu sedikit sekali. Jadi, anggap saja tidak ada. Lagi pula, orang yang membeli buku kita juga kemungkinan kecil akan memberikan secara Cuma-Cuma pada orang lain. Karena dimasa akan datang orang yang suka membaca buku akan membuat buku apakah itu buku fiksi atau buku non fiksi berdasarkan ilmu pengetahuan, kehalian dan pengalaman hidupnya. Ini cocok untuk kita-kita yang sudah tua dan pensiun nanti membuat buku yang bisa mendatangkan pemasukan besar.

3.Buku Digital Harus Berformat PDF

Mengapa harus PDF? Silahkan di Google aja tentang Aplikasi PDF ini. Biar tidak terlalu panjang artikelnya. Buku digital PDF harus disesuaikan dengan ukuran smartphone dan tablet agar hasilnya ketika dibaca di gadget tersebut jadi lebih nyaman. Karena kebanyakan Buku Digital banyak yang berukuran A4 sehingga ketika dibuat ke smartphone hurufnya jadi kecil-kecil. Intinya, jika Buku Digital dalam betuk PDF, para pembaca buku kita seperti melihat film atau kenyataan saat membaca buku digital PDF ini. Karena PDF bisa memasukkan unsure Gambar (Photo), suara dan video. PDF juga bisa dibuat sulit untuk digandakan dan tidak bisa di print dan bisa diberi password.

4.Konsistensi Sosialisasi

Smartphone dan tablet baru familiar 2 tahun terakhir. Tetapi kedepannya semua orang akan memiliki smartphone dan tablet khususnya mereka yang punya aktivitas memerlukan gadget dan internet. Jadi, sangat wajar Era Buku Digital masih belum

5.Menjaga Kualitas Buku Digital

Salah satu menjaga kualitas buku digital adalah dengan memberi syarat khusus buku yang ingin dijual ke masyarakat. Syaratnya adalah buku yang akan diterbitkan secara digital harus di editing kembali oleh editor bersertifikat (professional). Sedangkan untuk menstandarkan kualitas editor menjadi professional, ini lebih tepat diserahkan tanggung jawabnya oleh asosiasi editor. Misalnya Asosiasi Editor Indonesia member syarat utama untuk menjadi seorang Editor Profesional minimal sudah membaca 500 judul buku, buku apa saja. Karena kualitas Editor dipengaruhi oleh jumlah buku yang dibacanya.

Sedangkan untuk honor Editor Profesional bisa dilakukan dengan 2 cara. Pertama, editor dibayar perlembar. Kedua, editor bisa saja mendapat fee atau persentase (%) dari keuntungan bersih buku yang di editing. Misalnya penulis dapat 5000/ebook, editor mendapat 2000/ebook penulis dapat 3000.

Sebenarnya tujuan utama dari memasyarakatkan buku digital ini lebih bertujuan untuk kebaikan bangsa kita dimasa akan datang. Karena Negara disebut maju dan berkembang kalau penduduknya atau masyarakatnya mempunyai minat baca yang tinggi dengan dibuktikan dari jumlah buku yang diterbitkan dan jumlah perpustakaan yang ada di negeri tersebut. Berdasarkan laporan Bank Dunia, Indonesia merupakan negara yang memiliki minat baca paling rendah. Hal tersebut sungguh disayangkan, mengingat sebagai Negara besar, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi negara yang unggul.

Jadi, Idealnya Ebook PDF yang kita beli hanya boleh dibagi kepada bapak, ibu, saudara kandung yang belum menikah. Untuk anak (saudara kandung) yang sudah menikah diharapkan untuk membeli originalnya dan boleh dibagikan kepada istrinya, anaknya yang belum menikah. Jadi, 1 Buku tetap bisa dinikmati secara murah oleh 1 keluarga.

Bagi yang suka membaca buku dalam bentuk cetak, tentu saja diperbolehkan mencetaknya tetapi tidak boleh memperbanyaknya tanpa seizing penulisnya.

Terima kasih buat kamu-kamu yang sudah membeli buku original para penulis. Semoga kamu akan menjadi penulis hebat berikutnya.

Catatan : Saya menjual Novel Digital “Batam dan Bintan” seharga Rp.10.000/ebook. Novel Digital berbentuk PDF ini sudah disesuaikan dengan ukuran smartphone dan tablet sehingga sangat nyaman untuk dibaca. Bagi yang tertarik membelinya silahkan SMS ke 0899 996 7798.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun