Mohon tunggu...
Puji Anto
Puji Anto Mohon Tunggu... -

Orang yang tangguh adalah mereka yang terasing dan diasingkan.\r\nTidak diperhatikan, tidak mendapat perhatian.\r\n\r\nSunyi tak berarti mati, tapi\r\nsunyi adalah kebangkitan!\r\n\r\nSalam santun dari saya, aksara tak bermakna

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kolaborasi Rasa

23 September 2014   08:56 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:51 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1411412111142643803

(+) Ooo... Pecinta... Memang aksara tak berwarna.>
(++) Oooo.... Pecinta....Memang aksara tak bermakna>(+) Ooo... Pecinta... Memang aksara tak berbunyi.. Hanya titik yang melengkapi.. Bagaimana aku yang hanya buih di lautan ini..??>(++) Oooo... Pecinta...Memang aksara sunyi, yang hadirnya tak dikenali, ketika tak hadir tiada yang merindui. Dan ketika mati tak ada yang menangisi>(+) Duhai.. Pecintaakan kutabuh rebana dan kusyairkan ayat-ayat yang menghiasi kampung tuk menghiburmu... Duhai pecinta.. Malam-malam memikul tandu, tandu kubawa diatas bukit, siang dan malam menahan rindu... >(++) Aduhai pecinta....Mari tabuh rebana Rumi, mari menari berdendang bersama para sufi.. Mengagungkan Asma ilahi. Jarak memang pendesak. Hingga alami irama sesak, itu pertanda bhwa rindu sudah beranak pinak.>(+) Ooo.. Pecinta...hanya duka ini obat rindu untukMu.. Teriring doa untukmu pecinta semoga kita berkumpul dalam Sunyi..>(++) Inilah kami gelandangan sunyi, yang terus mengemis ngemis akan kasih ilahi dalam pelataran agungNya,dalam jamuan sunyi. Berharap AsmaNya selalu terpatri didalam hati dan tak tergadaikan oleh kecantikan nan eloknya duniawi>(+) Buta tuli lumpuh hanya sebutan.. Tapi cinta rindu sayang kasih adalah kemiskinan.. Mari kita perbaiki akal agar kemiskinan diri bisa terbaiki dengan terfungsinya hati.. Kita hanya milik Allah jaga lisan kita.. Tubuh ini terlalu kotor ya Allah.. Hati ini terlalu hina.. dan aku terlalu dzolim.. Ampuni dan sembuhkan Ya robb.>(++) AsmaMu terbata dilafadzkan karena hampir terlupakan....Menyungkum diri di sajadah lusuh yang lama tak digelar, menghiasi sesaat pada gambaran samar disudut ruangan.Penyesalan singgah sesaat lantas berlalu.... Ranjau Maksiat masih menjadi permadani kala berdiri. Sudi kiranya ada tetesan RahmatMu pada jiwa daif ini, pelabur melintasi kesemuaan dijalan fana yang berliku... Agar tak ringkih jiwa, pada raga yang kian rapuh, di sisa umur yang kutak tau pasti..>(Pemalang, 3 April 2014)>*Pujianto (++) with Goes Orabali Mistake (+)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun