Mohon tunggu...
Puji Anto
Puji Anto Mohon Tunggu... -

Orang yang tangguh adalah mereka yang terasing dan diasingkan.\r\nTidak diperhatikan, tidak mendapat perhatian.\r\n\r\nSunyi tak berarti mati, tapi\r\nsunyi adalah kebangkitan!\r\n\r\nSalam santun dari saya, aksara tak bermakna

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dialog Sunyi dari Hati ke Hati dengan Gus Akhmad Hamdan Ibnu Syaban Zuhdi

1 Oktober 2014   21:42 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:46 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14121491752003975404

Sederhananya, antum mnyuruhku untuk SELALU HADIR DENGAN SABAR..

Menjadi CAHAYA YANG BERPENDAR TANPA INGKAR.

Meskipun mendung menutupi

>

Tentang sunyi yang berdenting sendiri,

Tentang kata yang tersusun dari sepi ke sepi

Aku lelang duka pada puisi

>

Dalam keheningan lebur bersama senyap,

Membaur dalam pelukan gelap

Dipangku sepi, memangku sunyi

>

Aku sekarat, disuguhkan secangkir kejenuhan yang begtu pekat

Berusaha terlihat baik-baik saja adalah cara untuk menyamarkan luka.

Urusan rela untuk lupa adalah yang semoga bisa cepat membuntutinya

>

Ada kata yang perlahan hilang eja.

Dan pada sunyi yang bertukar posisi dengan airmata, terpejam dalam do'a.

Usailah retak jiwa, susutlah rasa percuma, dan kembalilah hidup yang sewajarnya

>

Aduhai jiwa-jiwa yang sunyi,

Mendewasa dengan sukarela lewat sebuah luka, jangan banyak meronta..

Cukuplah memiliki sebuah rela.

>

Aduhai jiwa-jiwa yang sunyi,

Lepaskanlah memar luka hanya kepadaNya

Merdekakanlah dari segala penjajahan duka

>

Sebuah keseimbangan dalam hidup

Ada yang datang menguatkan, memunguti serpihan dan merapikan retakan.

Ada yang berlalu pergi membuat retakan tanpa pamitan dan lupa untuk merapikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun