PERAN FARMASI DALAM REVOLUSI INDUSTRI 4.0
      Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan rahmat-Nya lah sehingga artikel ini dapat terselesaikan.Tak lupa shalawat serta salam kita kirimkan kepada junjungan Nabi Besar kita Nabi Muhammad SAW yang telah mengantar kita dari alam yang penuh kegelapan ke alam yang terang benderang seperti sekarang ini.Baik, artikel yang saya buat ini membahas mengenai peran seorang farmasis dalam revolusi 4.0 atau di era yang penuh modernisasi ini.Mengapa seorang farmasis harus ikut andil dalam revolusi industri 4.0 ? Mari kita simak bersama.
      Kata farmasi sendiri berasal dari bahasa latin, yakni pharmakos yang berarti sihir atau racun. Secara umum farmasi adalah salah satu cabang dari ilmu kesehatan yang memiliki fokus utama pada dasar-dasar atau seluk beluk obat-obatan alami maupun sintetik.Adapun orang yang melakoni atau fokus pada dunia farmasi disebut farmasis.Dalam dunia farmasi tidak hanya mempelajari obat saja tetapi, termasuk subjek pelajaran seperti Kimia, Biologi, Kesehatan Masyarakat, sampai ke Manajemen dan Pemasaran.Selain itufarmasi juga mempelajari ilmu yang berkaitan dengan tubuh manusia baik anatomi, fisiologi, patofisiologi, biomedik, biologi sel dan molekuler, biokimia, farmakologi, farmasi fisika, mikrobiologi, dan lain-lain.
     Dalam kehidupan sehari-hari mengonsumsi obat bukan lagi hal yang jarang,mengapa demikian?karena menurut kementerian kesehatan RI,jumlah masyarakat Indonesia meningkat dalam hal pengonsumsian obat.Ini disebabkan karena menjamurnya makanan-makanan yang tidak jelas kebersihan dan kompoisisinya di kalangan masyarakat Indonesia.Mengonsumsi obat-obatan secara terus-menerus atau berlebihan adalah hal yang salah. Mengapa? Karena pada kenyataannya memang jika obat-obatan dikonsumsi secara berlebihan atau disalahgunakan pemakaiannya akan memberikan efek yang mengerikan. Salah satu efeknya adalah keracunan. Keracunan ini bisa diminimalisir jika kita sebagai pengguna obat menggunakan obat sesuai dosis yang telah di tentukan oleh seorang farmasis/apoteker. Seorang farmasis harus mampu menemukan potensi dari suatu bahan dan meracik takarannya agar bermanfaat sebagai sarana penyembuhan sebuah penyakit tanpa menimbulkan efek samping.
      Dalam dunia farmasi ada yang disebut sediaan farmasi.Adapun yang dimaksudkan dengan sediaan farmasi tanpa izin edar dalam Undang-undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan dan Peraturan pemerintah No. 27 Tahun 1998 Tentang pemerintah No. 27 Tahun 1998 Tentang pengamanan sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetik. Obat dapat didefinisikan sebagai bahan yang menyebabkan perubahan dalam fungsi biologis melalui proses kimia. Sedangkan definisi yang lengkap, obat adalah bahan atau campuran yang digunakan untuk :
1. Pengobatan, peredaran, pencegahan atau diagnosa suatu penyakit, kelainanfisik atau gejala-gejalanya pada manusia atau hewan.
2. Dalam pemulihan, perbaikan atau pengubahan fungsi organic pada manusiaatau hewan.
Obat dapat merupakan bahan yang disintesis didalam tubuh (misalnya : hormon, vitamin D) atau merupakan bahan-bahan kimia yang tidak disintesis didalam tubuh.Di era serba internet saat ini, mau tidak mau apoteker juga dituntut untuk beradaptasi dan memahami perkembangan teknologi. Ada 6 unsur pendukung kompetensi yang perlu dicermati oleh para calon apoteker, yaitu knowledge, understanding, skill, value, attitude, dan interest.farmasi terbagi menjadi empat disiplin primer yaitu :
1. Farmasetika yakni disiplin farmasi yang berhubungan dengan proses pembuatan obat dari zat kimia baru, sehingga menjadi bentuk sedian yang aman dan efektif digunakan oleh penderita.
2. Kimia medisinal (farmakognosi), yakni ilmu spesifik yang mempelajari interaksi dari bahan kimia dan farmakologi, termasuk merancang, mensintesis, dan mengembangkan sediaan farmasi.
3. Farmasi praktikal, yakni disiplin farmasi yang membangun dan menghasilkan farmasi professional.