Di lorong sekolah yang sunyi,
aku merasakan hiraeth merayu hati.
Sepi menjadi saksi bisu,
akan semua yang telah hilang dari dalam hati.
Serpihan kenangan menjemputku dalam angan,
membawa perjalanan yang dahulu kini terlewat.
Mengalun semua warna serta waktu yang berganti,
dalam ingatan yang semakin jauh terpisah.
Aku terus merenungi zaman yang berlalu,
di mana cinta memang menjanjikan kebahagiaan yang tak lama.
Tapi, kenangan takkan pernah berhenti berputar,
meskipun kita sudah tak dapat saling bertatap.
Hiraeth menjadi saksi akan semua luka yang pernah kurasakan,
di waktu pertemuan yang bertahan sebentar itu.
Dan terus mempertahankanku untuk merindu akan itu,
bahkan, ketika kesedihan telah merasuki hatiku.
Seiring waktu, hiraeth datang dan pergi,
namun kenangan yang abadi tetap berada di hati.
Dan lorong sekolah yang sunyi, menjadi saksi bisu,
akan kisah-kisah cinta dan kenangan yang takkan terlupa.
Karya puisi ini dibuat oleh Ara! Seutas perasaan yang disalurkan melalui tulisan, semoga para pembaca bisa merasakan perasaan yang terdapat dalam tulisannya. Happy reading!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H