Mohon tunggu...
Rikat Ali Ikwan
Rikat Ali Ikwan Mohon Tunggu... -

cogito ergo sum - aku ngeblog maka aku ada

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Politik 14 Pemain Sepak Bola

20 Maret 2013   00:49 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:30 2148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SUASANA menjelang KLB PSSI 17 Maret memang mencekam. Sekenario politik yang dijalankan KPSI bukan hanya di arena kongres, tapi di lapangan hijau. Adalah 14 pemain yang kesemuanya bermain di klub-klub ISL yang menjalankan politik itu.

Mereka seolah-oleh diizinkan oleh klubnya masuk tim nasional. Lalu, datang ke lapangan dan memainkan sekenario busuk. Mereka tidak mau latihan dengan alasan kecapean. Tujuannya jelas membuat pelatih Luis Manuel Blanco marah. Blanco dengan tegas mencoret mereka. Tapi, Blanco tidak menyadari bahwa dia masuk dalam perangkap “politik”.

Kita lihat insiden 15 Maret lalu:Pelatih Luis Manuel Blanco mencoret 14 pemain asal ISL karena mangkir latihan karena alasan kecapean. Mereka adalah Samsidar, Zulkifli Syukur, Zulham Zamrun, Hamka Hamzah, Ahmad Bustomi, Ponaryo Astaman, Tantan, Boaz Solosa, Patrich Wanggai, Ian Luis Kabes, Emanuel Wanggai, Ruben Sanadi, Ferinando Pahabol, dan Ricardo Salampessy.Alasannya, mereka dinilai melakukan tindakan indisipliner. wakil ketua Badan Tim Nasional (BTN) Harbiansyah tidak terima dengan putusan Blanco tersebut. Pada sesi latihan sore, latihan sempat diikuti hanya 23 pemain. Setengah jam kemudian menyusul 14 pemain yang dicoret, tapi mereka tidak langsung turun. Mereka masuk ke ruang ganti dan sempat terdengar nada-nada bercanda. Harbiansyah kemudian meminta mereka ke lapangan dan ikut berlatih. "Sudah kalian ikut saja dulu. Lari-lari, masa mau di dalam ruangan terus," bujuk dia.

Para pemain itu akhirnya mau mengikuti latihan yang dipimpin asisten pelatih Jorge Di Gregorio dan pelatih fisik Marcos Connena, yang berlangsung selama sekitar 30 menit. Sesudah itu mereka kembali ke ruang ganti. Hamka Hamzah sempat berseloroh dengan mengatakan, "Udah ah, kita nonton timnas IPL saja."

Di pinggir lapangan, sejumlah penonton masih mengikuti sesi tersebut. Ketika terdengar ada yang berseloroh, "Ayo dong, yang latihan jangan timnas IPL saja, kita ingin semua pemain timnas", beberapa pemain terlihat emosi dan menghampiri ke arah penonton. Sempat terlihat adu argumentasi di antara mereka.

Alasan kecapean yang dikemukakan 14 pemain secara bersamaan jelas tidak wajar. Apalagi mereka adalah pemain professional yang datang ke latihan timnas untuk membela bangsa. Sikap demonstartatif yang ditunjukkan Hamka Hamzah, termasuk percekcokan mereka dengan penonton latihan timnas jelas berlebihan dan demonstratif. Rupanya, ini adalah sekenario pembusukan yang dilakukan menjelang kongres.

Blanco dipecat. Ia memecahkan rekor sebagai pelatih timnas paling singkat menangani tim: hanya 25 hari. Bayangkan, “politisi muda” Hamka Hamzah dkk pasti menyambutnya dengan sorak dan pesta.

So, bukan hanya voters “wani piro” saja yang berpolitik, tapi juga pemain sepak bola (diajak) berpolitik juga. Tindakan itu jelas patut disayangkan dan membahayakan. Jika mental politisi sudah di tanam di jiwa pemain, jelas ini mengancam kesatuan timnas. Antar pemain aka nada gap dan saling curiga. (*)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun