Mohon tunggu...
Aliiyah SyamSmith
Aliiyah SyamSmith Mohon Tunggu... -

Lebih baik menunggu,daripada ditunggu

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Cakar Babe

10 November 2012   14:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:39 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

“Ngeborong nih Bu” ?, tanyaku pada seorang ibu yang lagi asyik memilik-milih baju diantara tumpukan pakaian anak-anak..”Iya, lagi nyari pakaian untuk si adik,buat sehari-hari, lumayan kan mumpung murah”, jawab ibu itu..Tak jauh dari tempat kami ada beberapa orang yang masing-masing lagi asyik memilih-milih baju diantara tumpukan pakaian-pakaian yang ditaruh begitu saja oleh penjualnya. Jangan berharap anda akan menemukan tempat yang nyaman seperti yang ada dipusat-pusat perbelanjaan atau butik yang sejuk karena ber AC. Karena inilah tempatberjualan Babe atau barang bekas. Ada juga yang menyebutnya dengan istilah “Cakar” alias cap karung karena pakaian-pakaian itu diisi dalam karung besar. Walau tempatnya hanyaditenda-tenda yang kadang berlantai tanah dan berdinding papan , dimana saja bisa ditemukan pedagang-pedagang cakar atau babe ini. Mereka seperti pedagang musiman yang yang menggelar barang dagangannya dengan beratapkan tenda dan dinding papan sekedarnya saja. Malah ada yang menggelar dagangannya di emperan toko, dilapangan sepak bola atau disudut-sudut pasar dengan menggelar dagangannya diatas tanah yang hanya dialasi tikar.

Walau udaranya panas, pengap dan berdebu, belum lagi ditambah dengan bau khas dari pakaian-pakaian yang ditumpuk itu hingga terlihat ada beberapa orang yang memakai penutup hidung, tapi tempat ini tak pernah sepi pengunjung. Ada yang hanya sekedar buat melihat-lihat siapa tahu ada yang cocok dihati lantas dibeli, ada juga yang benar-benar meluangkan waktunya khusus untuk datang mencari barang-barang yang memang sedang dibutuhkan. Seperti si Raka, mahasiswa sebuah perguruan tinggi negeri yang sebentar lagi akan wisuda. Ia kesini khusus datang mencari setelan jas untuk wisudanya kelak. Daripada beli ditoko yang harganya bisa sampai ratusan ribu, mending nyari disini, udah bebas memilih karena banyak pilihan, modelnya tak ketinggalan jaman, harganya murah pula. Tak sampai lima puluh ribuan, ia sudah bisa mendapat setelan jas dan celana, malah kalau lagi mujur bisa dapat yang ber merk seperti Hugo, Dior dan lain-lain. Hampir semua barang ada disini. Mulai dari pakaian pria, wanita dan anak, tas, sepatu,selimut, karpet, boneka hingga pakaian dalam pria dan wanita dengan model yang canggih dan kadang terlihat agak aneh.. maklum baju orang luar.Saya pernah bertanya sama seorang ibu saat dia lagi asyik memilih-milih pakaian dalam wanita, “apa nggak takut bu, kalau ada kuman penyakit yang menular?, apalagi ini pakaian dalem bekas orang luar,”.. “makanya jangan langsung dipakai, cuci dulu pake rinso trus rendam air panas, dijamin steril deh” jawab ibu itu..Pembelinya terdiri dari berbagai kalangan. Pria, wanita, tua, muda, orang kantoran, anak sekolah bahkan hingga isteri pejabat. Tapi bila para ibu-ibu gedongan yang kesini, mereka berusaha untuk tak menampakkan identitas. Mereka datang biasanya tak sendiri tapi ditemani sesama ibu-ibu dan juga dikawal pembantu. Nanti mobil sama supirnya nungguin sambil mengawasi dari jauh, kata si penjual cakar. Ah, mungkin si ibu pejabat itu tak mau ketahuan kalau satu saat nanti tas ber merk yang dipakainya hasil dari berburu dicakar...hehehe..

Yah, siapa sih yang tak mau,disaat kehidupan yang serba sulit seperti sekarang ini, semua harga makin melambung tinggi, maka orang dituntut untuk bisa tetap pandai dalam mengatur anggaran belanja. Dan ibu-ibulah yang paling yang paling pandai “main sulap”, bila ada yanghampir tak cukup diusahakan untuk cukup. Bukan cuma soal makanan yang bisa diatur si ibu hingga menjadi makanan murah tapi bergizi. Tapi si ibu dan mbak-mbak pun bisa tetap bergaya dengan harga terjangkau..Caranya..ya belanja di cakarini.....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun