Mohon tunggu...
Ali Hasan Siswanto
Ali Hasan Siswanto Mohon Tunggu... -

Pengamat politik dan penikmat Moralogi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sekilas Tariq Ramadan

19 Februari 2017   09:28 Diperbarui: 19 Februari 2017   10:48 946
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tariq Ramadan memang tokoh kontroversial. Hal ini tidak bisa dilepaskan dari latar belakang keluarganya. Sebagai cucu Hassan al-Banna pendiri ikhwanul muslimin dan  putra dari ramadan yang mrnggelorakan perlawanan kepada barat. Tapi Tariq berbeda dengan kakeknya, dia menyuarakan kesetaraan umat islam dengan penduduk asli eropa. Kita tahu bahwa muslim di eropa adalah minoritas sehingga membutuhkan perjuangan untuk menyetarakannya. Pada taraf inilah dia memunculkan muslim europe. Disisi lain gerakan yang dilakukannya adalah mendirikan Mouvement des Musulmans Suisses (Gerakan Muslim Swiss), bergerak dalam berbagai seminar lintas agama. Dan juga sebagi seorang penasihat pada Uni Eropa tentang isu-isu agama dan "Islam dan Sekularisme". Dia juga pendiri jaringan Islam Eropa (Europeean Muslim Network), sebuah think-tank yang berbasis di Brussels yang mengumpulkan intelektual Muslim Eropa dan aktivis.

Gerakan yang dilakukannya mendapatkan apresiasi, sekaligus kritikan dan kecurigan. Oleh sebagian kalangan tariq dihujat dan dicekal. Di area timur, tariq dianggap sebagai penjual agama islam ke dua barat sehingga orang barat mengetahui titk lemah islam dari dalamnya, namun disisi lain eropa menganggap bahwa toriq adalah agen double speak, double movement dalam istilah fazlurrahman. Tariq menyuarakan kesetaraan di erop karena kondisi muslim minoritas, sedangkan di mayoritas islam tariq lebih senyap dalam menyuarakan kesetaraan bagi nos muslim. Pada taraf inilah kita patut curiga terhadap pemikiran tariq, bahwa kesetaraan yang diperjuangkan memiliki muatan politis karena minoritas dan pengalaman keluarganya yang terusir dari tanah airnya. Kedua, sekulerisme yang dibangun di eropa dengan memasukan kebebasan (liberty, freedom) sebagai salah satu maqashid syariah sehingga kebebasan mengarah pada individualisme. Sisi individualisme inilah yang ditengarai memasung sisi keberagamaan kolektif. 

Menarik untuk didiskusikan bersam tentang; 1. Relevansi sekulerisme Tariq ramadan di indonesi. 2. Pemikiran2 tariq yang berlandaskan pada realitas muslim minoritas di eropa juga sepatutnya dibaca melalui kontek mulim mahoritas yang ada di indonesia. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun