Demam lato-lato kian hari semakin marak. Bahkan, permainan lato-lato seringkali kita jumpai di jalanan. Sepintas, mereka asyik bermain lato-lato. Tentu saja, anak-anak. Orang tua yang mendampingi, juga kelihatan menikmati permainan anaknya. Seakan merasa bangga, jika anaknya terampil bermain lato-lato.
Permainan ini memang asyik. Kita mengetahui, bahwa orang tua pun kadang juga kita jumpai bermain lato-lato pula. Kalau boleh di bilang, ternyata permainan ini dapat membius anak-anak atau mungkin orang tua asyik dengan tantangannya. Semakin lama bermain tanpa gagal atau lepas kendali, mungkin itu yang dikatakan bagus.
Sehingga, tak jarang permainan ini dilombakan. Mungkin kita mendengar di media sosial, berita atau menyaksikan langsung perlombaan lato-lato ini. Entah apa saja kategori yang diperlombakan. Kalau saya berandai, mungkin yang paling lama bermain tanpa jeda adalah pemenangnya.
Ada yang berpendapat bahwa permainan lato-lato ini mengurangi kecanduan anak terhadap game online. Tetapi ada juga yang mengatakan dalam perbincangan di sekolah bahwa anak bukan kecanduan lato-lato saja. Namun, game online tetap dilakukan saat ia tidak bermain lato-lato. Artinya, mereka menambah jenis permainannya. Bagaimanapin, ini kembali kepada orang tua masing-masing. Sejauh mana mengukur dan memantau anaknya bermain. Namun, setiap orang tua sudah pasti menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya.
Ternyata, permainan lato-lato ini menginspirasi salah satu guru, teman saya. Ia menggunakan strategi bermain lato-lato dalam belajarnya. Sayang sekali, saya belum pernah melihatnya secara langsung atau membaca artikelnya. Hanya mendengar kabar saja dari salah satu teman CGP.
Pada waktu lalu, di sekolah sempat ramai anak membawa permainan lato-lato itu. Hampir setiap anak, ketika jam istirahat berlangsung, bermain lato-lato. Sedikit bising juga mendengarnya. Namun, pihak sekolah masih mentoleransi selama tidak mengganggu saat pembelajaran berlangsung. Hampir beberapa bulan, kian marak yang membawa alat permainan itu.
Nah, pada suatu waktu, ternyata ada postingan di grup guru bahwa ada insiden terhadap serang anak. Entah kejadiannya di mana. Apakah di rumah atau di sekolah. Captionnya memang: mata anak dioperasi karene bermain lato-lato yang tidak terkendali. Sehingga menyambar bola matanya. Kira-kira begitu pesan foto itu.
Sejak saat itu, pihak sekolah melakukan antisipasi lebih awal. Tujuannya, agar tidak terjadi pada siswa di sekolah. Sehingga, pihak sekolah memutuskan, setiap siswa tidak diizinkan membawa lato-lato ke sekolah tempat saya mengajar. Wali kelas diharapkan mengumumkan di grup kelasnya sambil memberikan gambar foto tentang peristiwa itu.
Nah, ternyata, wali murid juga menerima kabar tersebut dan mengizinkan anaknya tidak bermain lato-lato di sekolah. Saat ini, sudah tidak ada lagi siswa yang membawa lato-lato ke sekolah. Kebisingan, berkurang juga. Ternyata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H