Sejak lahirnya parameter nomor 10 tahun 2022 soal pembatasan pupuk subsidi maka ditahun 2023 pemerintah pusat telah membatasi subsidi pupuk jenis Urea dan NPK hal tersebut menjadi momok terbesar bagi para petani soalnya jenis pupuk tersebut adalah pupuk yang banyak digunakan para petani palawija, disisi lain harga jual juga semakin kesini semakin murah tidak sebanding dengan harga pupuk meroket, ditambah pembatasan pembelian BBM jenis pertalite juga menjadi musuh terberat pagi para petani.Â
Banyak petani menyayangkan akal hal tersebut sebab jika problem ini tidak cepat ditemukan solusinya maka kedepannya akan banyak petani yang merugi, dibatasinya pupuk juga mempengaruhi hasil panen para petani. Bukannya mencari solusi akan problem tersebut pemerintah justru menambah problem dengan mengimpor hasil panen dari negara-negara tetangga dengan alasan hasil panen petani lokal tidak mampu menyukupi kebutuhan pangan di Indonesia hal tersebut juga mempengaruhi daya jual petani lokal.Â
Menurut saya jika memang tidak mampu memberikan subsidi pupuk dan BBM setidaknya pemerintah bisa menstop impor hasil panen supaya nilai jual petani lokal stabil dan tidak mengalami kerugian.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H