selama saya hidup dari kecil hingga sekarang sudah berada di umur 18 tahun dan sudah di bilang remaja, selama perjalanan hidup saya, saya sangat ketergantungan terhadap yang namanya panutan hidup, dan Alhamdulillah panutan saya masih menjadi dan tetap akan menjadi panutan saya selama hidup saya. panutan saya yaitu orang tua saya sendiri di mana pada saat kedua orang tua saya menikah dan memiliki tiga orang anak anak pertamanya adalah Farhan Afif Fendi kemudian anak keduanya yaitu saya sendiri Alifya zhafira kemudian anak ketiga yaitu adik saya ibnu nauval fendi saya adah putri pertama dan terakhir mereka dan juga putri satu satunya sebagai anak ibu dan ayah saya. sebelumnya saya ingin memperkenalkan nama ayah saya yaitu yusran effendi dan nama ibu saya ialah hanifah hanum. kedua orang tua saya adalah panutan dan sosok yang paling berharga yang saya punya. ketika saya lahir ke dunia ini yang pertama kali saya lihat adalah kedua orang tua saya. saya tidak melihat perjuangan ibu saya pada saat melahirkan saya tetapi yang saya tahu menjadi seorang ibu tidak lah semudah yang di bayangkan orang orang, tetapi di balik kesulitannya, sosok ibu adalah wanita yang sangat tangguh dan sangat di muliakan dalam agama islam. pada blog saya ini akan menceritakan kisah ibu saya sendiri yang akan terdapat banyak pelajaran di dalmnya.
"ibu HANIFAH HANUM "
ibu saya lahir pada tanggal 19 bulan 9 tahun 1968 bisa di bilang umur ibu saya sudah cukup tua tetapi ibu saya yang sering di panggih ibu hanum adalah sosok [ermpuan yang tidak kenal yang namanya lelah walaupun umur ibu saya yang seharusnya di mana ibu saya sudah tenang tenang dan santai di rumah. ibu saya menikah sangat lama makanya anaknya belum ada satu pun yang berumah tangga atau pun menikah. dari saya kecil ibu selalu mengajarkan saya hidup mandiri begitu juga dengan adik dann abang saya yang selalu di ajarkan hidup mandiri dan tidak bermewah-mewahan dalam harta. ibu saya dulunya seorang pekerja kantoran di sebuah perusahaan yang ada di jakarta. tetapi semenjak ibu saya mengandung adik saya hingga melahirkan adik saya yang bernama ibnu nauval fendi dan termasuk anak terakhir dari ibu saya mulai dari itu ibu saya sudah tidak bekerja di perusahaan tersebut.
ibu selalu siap siaga dalam menjaga anak anak dari saya mulai TK ibu saya selalu mengajarkan tentang pelajaran yang sangat berarti bagi saya ibu adalah guru saya yang sangat berarti dan selalu ada di saat saya kesusahan dalam menegejakan suatu yang saya tidak mengerti. ibu saya tidak pernah menunjukkan kesedihannya di depan anak anak nya bahkan dunia tidak ada yang tahu masalah dalam kehidupan ibu saya, sebenarnya saya tahu bahwa ibu saya sedang menagalami sakit yang agak parah dan untuk menyembuhkan penyakit tersebut haruslah dengan oprasi. saya selalu menanyakkan"ibu gak mau berobat ?" ibu selalu bilang tidak sakit fir. padahal saya tahu kalau penyakit ibu saya itu sangat mengganggu tapi saya habi bisa mendoakan dan selalu mendoakan ibu saya agar segera sembuh dan kepada temen temen saya yang membaca cerita saya, saya mohon agar temen temen saya mendoakan ibu saya yang sedang sakit. ibu saya selalu ceria dan tidak pernah mengeluh satu kali pun.
ibu saya selalu mendidik anaknya dari kecil mengarah ke arah agama dahulu karna ibu saya selalu memiliki prinsip ketika kita mengejar akhirat maka dunia akan mengikut. ibu saya juga selalu mengajarkan anak anaknya yang laki laki untuk selalu sholat berjama'ah di masjid bersama ayah saya. saya selalu merasa bangga dan bahagia bisa memiliki sosok ibu yang sangat tangguh dan menjadi panutan hidup saya. adik saya juga selama di rumah ibu saya selalu berjuang mengantar dan menjemput adik saya dalam mengaji Qiro'ah dan tahfid Al-qur'an agar adik saya mau mangaji. ibu saya selalu semangat kalau dalam hal tersebut walaupun harus setiap hari mengantar jemput adik saya. karna perjuangan ibu saya yang selalu semangat dalam hal agama. di saat adi saya mengikuti musabaqoh di mana pun adik saya yang bernama nauval tersebut selalu memenangkan lomba lomba tersebut.
saya selalu bangga dengan ibu saya yang sangat kuat walaupun anaknya jauh darinya tetapi ibu selalu kuat dan tangguh. saya belum pernah merasakan bertahun tahun bersama ibu saya karna saya selalu di pondok pesantren dari saya MTS sampai SMA bahkan sampai saya kuliah saya jauh dari orang tua. saya selalu merasa sedih dan selalu kepikiran ibu saya yang sedang ada di sumatra utara jaran yang memisahkan saya dan ibu saya tetapi hubungan anak dan ibu bahkan hubungan batin dari seorang ibu ke ananya begitu juga sebaliknya hubungan batin dari anaknya ke ibunya itu tidak akan pernah lepas. saya berharap ibu saya tidak akan pernah meninggalkan saya dan selamanya hidup dengan saya bersama keluarga kecil kami.
"ibu tenang saja di rumah ya bu fira di sini sehat-sehat dan selalu berusaha untuk berjuang agar bisa membalas budi ke pada ibu dan ayah dan semoga impian fira untuk memberangkatkan ibu dan ayah ke tanah suci segera di kabulakan Allah SWT AMIN...... ibu dan keluarga harus sehat sehat juga ya di sana. terima kasih ibu telah membimbing anaknya hingga anaknya bisa menginjak pendidikan yang sangat tinggi. semoga amal yang
*TERIMA KASIH IBU*
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI