Mohon tunggu...
Alif Yanuar Zukmadini
Alif Yanuar Zukmadini Mohon Tunggu... -

Student at Malang State University

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Wanita Ditakdirkan untuk Setia

20 Mei 2014   19:23 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:19 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Kalimat itu menelisik pikiran saya semenjak diucapkan oleh salah seorang profesor saat saya sedang menempuh salah satu mata kuliah bersama Beliau. “Wanita ditakdirkan untuk menjadi makhluk yang setia” ujarnya. Suasana hening seketika, kami merasa bingung mengapa profesor mengatakan hal seperti itu, dengan antusiasnya kami bertanya, “Mengapa bisa Prof?” tanya kami. “Filosofi mengapa wanita ditakdirkan untuk setia dapat dijelaskan dari peristiwa penciptaan secara biologis”. Ujar Beliau dengan suaranya yang lantang dan gaya mengajarnya yang khas. Dari penjelasan Profesor mengenai hal tersebut, secara garis besar saya mencoba untuk merangkum sekaligus mengkajinya lebih dalam lagi.

Dari sekian banyak peristiwa yang menyangkut segala kehidupan di bumi, kita tidak bisa lepas dari proses biologi di dalamnya. Segala yang tercipta, terbentuk hingga menjadi sebuah wujud yang sempurna semuanya membutuhkan proses penciptaan, dan kita tahu bahwa di balik proses penciptaan itu terdapat kekuatan maha dahsyat di dalamnya. Tubuh kita memiliki sistem yang sangat kompleks dan teratur, tanpa harus kita perintah setiap waktu tubuh mampu mengatur sendiri segala proses yang terjadi serta tahu kapan harus bekerja dan mengendalikan dirinya. Dalam menjalani kehidupan rumah tangga seorang wanita secara kodrat sudah ditakdirkan untuk menjadi seseorang yang setia. Mengapa bisa begitu? Ada dua proses biologi yang dapat mengibaratkan bahwa wanita ditakdirkan setia pada pasangannya yaitu pada saat proses pembentukan sel telur (disebut oogenesis) dan pada saat proses penyatuan sel telur dengan sperma (disebut fertilisasi).

Seorang wanita yang telah menikah dan memiliki keinginan untuk bisa mendapatkan keturunan, ia harus memiliki sel telur (ovum) yang fungsional. Dalam pembentukan sel telur tersebut melibatkan proses biologi yang disebut dengan oogenesis. Selama oogenesis hanya akan dihasilkan satu sel telur fungsional yang siap dibuahi oleh satu sperma. Untuk membentuk satu sel telur yang fungsional seorang wanita pada awalnya memiliki empat calon sel telur (disebut oosit primer) namun dalam perkembangannya hanya akan ada satu sel yang ditakdirkan untuk menjadi sel telur sedangkan tiga lainnya mengalami degenerasi. Satu sel telur (ovum) yang fungsional siap dibuahi oleh satu sperma. Proses kedua yang mampu menjelaskan filosofi “wanita ditakdirkan setia” yaitu pada saat sel telur dan sel sperma mengalami fertilisasi dan kemudian menyatu membentuk zigot. Saat proses koitus (hubungan seks) sekitar 20 juta sperma dilepaskan dan mereka saling berlomba untuk dapat membuahi sel telur yang ada di dalam ovarium wanita. Namun di antara berjuta-juta sperma hanya akan ada satu sperma yang mampu membuahi sel telur. Untuk dapat membuahi sel telur, sperma harus berjuang melewati sistem pelindung sel telur yang disebut dengan lapisan korona radiata dan zona pelusida, saat satu sperma berhasil masuk maka berlangsunglah proses fertilisasi. Sperma dapat masuk menembus zona pelusida karena adanya reseptor spesifik yang terdapat di permukaan lapisan ini, reseptor itulah yang berperan sebagi kunci pembuka. Saat sperma pertama masuk dan menyatu dengan ovum maka secara otomatis memicu sistem pelindung lapisan korona radiata dan zona pelusida untuk mengeluarkan enzim pendegradasi sperma lainnya. Secara otomatis sperma-sperma lain tidak bisa membuahi sel telur sebab sudah ada satu sperma yang berhasil masuk ke dalamnya. Dalam proses perkembangannya sel telur yang telah dibuahi oleh sperma akan menyatu membentuk zigot yang kemudian akan berkembang menjadi embrio.

Dari kompleksnya dua proses tersebut, ada satu filosofi di dalamnya, bahwa wanita adalah sosok manusia ciptaan Tuhan yang ditakdirkan untuk setia. Hal tersebut dapat kita pelajari dari proses pembentukan satu sel telur fungsional yang pada awalnya ada empat calon sel telur namun tiga diantaranya mengalami degenerasi dan hanya satu yang terpilih menjadi satu sel telur fungsional. Proses lain yang menjelaskan filosofi itu adalah di antara berjuta-juta sperma yang berlomba membuahi sel telur hanya ada satu sperma yang dapat melakukan fertilisasi (pembuahan) sehingga mampu menghasilkan zigot. Satu sel telur untuk satu sperma, satu kesetiaan untuk satu pria.

Sebagai kaum yang berpikir dan menyadari kebesaran Sang Pencipta tentunya kita dapat mengambil pelajaran dan hikmah bahwa ada makna dalam setiap proses penciptaan. Wanita adalah makhluk terpilih yang dalam proses penciptaannya ditakdirkan untuk setia Sekali ia berani memilih saat itulah ia berani setia. Pesan bagi para wanita yang sudah ataupun akan berumah tangga, ikutilah kodratmu sebagai makhluk yang setia karena Tuhan sudah menakdirkan dan memberikan kepercayaan luar biasa dengan melahirkanmu dan menumbuhkembangkanmu ke dunia melalui proses kesetiaan juga. Bukan tanpa alasan kenapa wanita ditakdirkan setia, tidaklain adalah agar ia tetap terpelihara sebagai makhluk pilihan Tuhan yang mampu memelihara ciptaan Tuhan lain, memelihara hubungan cinta dalam kesetiaan bersama suami, anak-anak, keluarga dan yang paling utama adalah setia pada Tuhannya. Begitu hebat wanita!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun