Mohon tunggu...
Alifya Aziza Mantika
Alifya Aziza Mantika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

seorang mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Puasa Digital: Gawai Bukan Satu-Satunya Alat Bertahan Hidup di Era Teknologi

22 Juni 2024   07:50 Diperbarui: 22 Juni 2024   07:52 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di era dengan teknologi modern seperti ini sepertinya sudah tidak asing lagi dengan handphone. Alat yang seringkali membuat kita lupa waktu. Anak kecil, remaja, dewasa, bahkan orang tua menggunakan handphone di kehidupan sehari hari. Tanpa kita sadari menerima notifikasi pada layar handphone, otak kita melepaskan dopamin yang berakibat membuat kebiasaan untuk terus memeriksa perangkat. Eksposur yang berlebihan terhadap gawai inilah yang akhirnya dapat mengubah keseimbangan dopamin dalam otak, yang dapat mempengaruhi kemampuan kita dalam merasakan kebahagiaan dari aktivitas lain. Lantas apa itu dopamin, apa pentingnya dopamin pada kehidupan kita, dan bagaimana langkah mengatasi ketergantungan pada gawai. Simak penjelasannya berikut ini. 

Hormon Pembawa Pesan

Dopamin sederhananya sangat berpengaruh terhadap suasana hati yang dapat memberikan efek kebahagiaan kepada seseorang. Hormon dopamin bekerja dengan cara mengirim sinyal dalam otak untuk meningkatkan suasana hati dan merangsangnya ke seluruh tubuh hasil dari pencapaian yang telah diraih seseorang. Hormon ini memiliki dua pemicu yaitu positif dan negatif. 

Pada pemicu positif ini didapat karena adanya pencapaian atau penghargaan yang diraih seseorang dan juga  kegiatan bermanfaat lain seperti berolahraga, berbagi, dan bercinta. Hal inilah yang dapat meningkatkan hormon dopamin pada seseorang. Sedangkan untuk pemicu negatif disebabkan karena penggunaan narkoba, kecanduan alkohol dan judi, serta aktivitas dengan handphone yang terlalu lama. Sebaliknya aktivitas pemicu ini dapat menyebabkan hormon dopamin menurun karena kadar dopamin yang dilepaskan dalam otak tidak pada jumlah yang tepat. 

Namun perlu diperhatikan hormon dopamin ini harus sesuai kadar normal agar memberikan efek yang baik untuk tubuh. Ketika tubuh terlalu banyak memproduksi hormon dopamin akibat dari aktivitas tertentu yang terjadi adalah perilaku orang tersebut menjadi lebih agresif, stres, merasa cemas, gangguan tidur atau insomnia, sampai halusinasi. Sementara itu ketika seseorang berada pada kondisi dimana dia kekurangan dopamin, dapat memicu beberapa gejala yang juga berkaitan dengan kondisi medis seperti obesitas, penyakit parkinson, depresi, penyalahgunaan obat-obat terlarang, merasa sedih, kesulitan berbicara, otot kaku, dan lainnya. Di samping itu, seseorang Kadar hormon dopamin yang normal dapat memberikan mood yang baik, dapat mengelola stress dengan baik, hingga dapat memberikan motivasi pada hidupnya. 

Puasa Digital

Seperti yang telah dijelaskan diatas, salah satu pemicu dopamin adalah adanya aktivitas gawai yang tidak wajar yang dilakukan secara terus menerus. Hal ini memberikan efek ketergantungan dan candu yang berlebih. Ketika seseorang terbiasa menggunakan gawai lebih dari 3 jam dalam sehari untuk aktivitas yang kurang penting seperti misalnya scrolling media sosial, bermain game, bahkan menonton video youtube lambat laun mereka akan kehilangan kontrol untuk menghentikan kebiasan itu. Dampak dari adiksi atau kecanduan ini akan sulit dikurangi karena otak kita tidak dapat menghentikan rasa kecanduan itu sendiri.

Lalu bagaimana cara mengatasi itu? 

Untuk menghentikan rasa kecanduan itu pertama kita harus sepenuhnya sadar bahwa kegiatan tersebut sangat merugikan diri sendiri. Ketika seseorang telah memiliki dorongan yang kuat dalam dirinya, maka untuk mengobati itu akan terasa lebih mudah karena adanya motivasi pribadi. Obatnya adalah mencoba puasa digital. Sama seperti puasa pada umumnya, menahan diri dari segala hal yang membatalkan puasa. Puasa digital berfokus untuk menahan diri dari rasa ketagihan pada teknologi gawai. Awalnya kita dapat menghapus aplikasi yang memungkinkan kita batal berpuasa seperti misalnya Instagram, X, Youtube, Tiktok, dan lainnya. Mungkin pada percobaan satu dua hari, puasa digital ini akan sulit untuk dilakukan. Namun setelah hal ini menjadi kebiasaan, akan lebih menyenangkan dilakukan dan manfaatnya akan segera dicapai. 

Dengan puasa digital gunanya untuk mereset otak kembali dan menjauhkan dari kepuasan secara instan atau less effort high reward. Kita dapat mengganti kegiatan scrolling yang dulu dengan aktivitas yang lebih bermanfaat seperti olahraga, mengerjakan tugas, membaca, menulis, menggambar, dan aktivitas yang lebih membuat kita hidup. Kemudian ketika kita sudah konsisten pada puasa digital, lihat dan rasakan dampak apa yang telah merubah hidupmu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun