Mencetak generasi merdeka tentu diawali dengan cara mengajar yang merdeka. Konsekuensinya, guru harus menjadi pribadi yang merdeka terlebih dahulu. Jika ingin menggunakan Kurikulum Merdeka, guru harus mengubah mindset serta kebiasaan mengajar kuno dan kurang relevan. Tapi, berubah tentu bukanlah perkara mudah.
Dengan keterbatasan fasilitas dan kemampuan finansial, tak semua guru berkesempatan melakukan pengembangan diri. Tak semua sekolah bisa rutin mengadakan studi banding, workshop, atau pelatihan peningkatan profesi. Padahal guru dituntut untuk aktif, inisiatif dan kreatif dalam merancang kurikulum operasionalnya sendiri dalam sistem Kurikulum Meredeka.
Untunglah Kemendikbudristek sudah menciptakan Platform Merdeka Mengajar. Dengan memanfaatkan platform ini, guru dapat mengembangkan diri dengan mudah dan murah. Guru dapat mengakses contoh kurikulum operasional, RPP, modul pembelajaran, dan referensi pembelajaran Kurikulum Merdeka kapanpun dan dimanapun sebab sudah berbasis internet. Jadi, guru tak perlu membuat dokumen pembelajaran dari nol.
Selain itu, Platform Merdeka Mengajar juga membantu guru terhubung dengan komunitas seprofesi dimana mereka bisa saling berbagi, berdiskusi, dan merefleksikan pengalaman pengajarannya. Mereka juga dapat mengakses video inspirasi maupun webinar. Dengan demikian, guru selalu mendapatkan masukan dan inspirasi untuk melakukan inovasi pembelajaran.
Untuk menambah pemahaman tentang manfaat dan cara penggunaan Platform Merdeka Mengajar, anda bisa tonton video berikut:
Penutup
Sebetulnya tidak ada murid yang bodoh, tapi mereka hanya tidak mendapat kesempatan untuk hidup menurut kodratnya. Jangan sampai kurikulum, guru, dan orang tua menjadi penghambat anak berkembang sesuai potensinya. Mendidik anak tidak sesuai kodratnya berarti sengaja membuat mereka bodoh dan tidak merdeka.
Belakangan saya tahu, murid saya dulu itu sekarang sudah menjadi mahasiswi keguruan jurusan Bahasa Inggris. Wah, apakah ini sebuah kebetulan belaka? Dengan adanya Kurikulum Merdeka, saya yakin dia tak akan mengulangi kesalahan yang sama ketika saya mengajarinya dulu. Ia juga akan menjadi guru Bahasa Inggris yang lebih baik daripada saya dengan memanfaatkan Platform Merdeka Mengajar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H