Kelompok Petani Kopi Desa Pulosari dan Desa Jurangmangu, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang memperoleh manfaat besar melalui penerapan teknologi tepat guna pasca panen yang di rancang oleh Tim Pengabdian Pemberdayaan Mitra Usaha Produk Unggulan Daerah (PM-UPUD) Undip. Melalui program pengabdian masyarakat yang diketuai oleh Dr. Heni Rizqiati, S.Pt., M.Si. dengan anggota Nuryanto, S.Gz., M.Gizi; Dr. dr. Siti Fatimah, M.Kes.; dan Ir. Sari Purnavita, M.T. beserta mahasiswa dari Universitas Diponegoro berhasil meningkatkan efisiensi pengolahan kopi pasca panen di Kabupaten Pemalang. Program ini didanai oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Program ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas para petani kopi di Desa Pulosari dan Jurangmangu, Kabupaten Pemalang dengan mengembangkan mesin-mesin teknologi tepat guna pasca panen sebagai solusi untuk menghadapi berbagai kendala dalam pengolahan kopi.
Sebelumnya para petani kopi menghadapi berbagai kendala dalam pengolahan kopi pasca panen, terutama dalam proses pengupasan kulit buah kopi. Pengupasan kulit buah kopi yang masih dilakukan menggunakan mesin tradisional, memakan waktu lama, memerlukan banyak tenaga kerja, dan menghasilkan kulit buah yang cepat membusuk dan berbau. Selain itu, proses pemindahan buah kopi dari kebun ke tempat pengolahan juga memerlukan biaya tambahan yang cukup besar.
Untuk mengatasi masalah tersebut, Tim Pengabdian PM-UPUD Undip merancang dan memproduksi mesin teknologi tepat guna pasca panen diantaranya yaitu mesin huller kopi dan mesin roasting kopi. Mesin huller kopi memungkinkan petani untuk mengupas biji kopi langsung dari kebun dengan efisien, mudah dan menghemat biaya. Mesin ini juga meningkatkan efisiensi dengan mengurangi ketergantungan pada tenaga manusia untuk mengoperasikan pengupasan dan membutuhkan waktu berjam-jam. Selain itu, mesin roasting kopi yang dikembangkan memungkinkan petani untuk menyangrai biji kopi secara lebih efektif dan higienis, menghasilkan kopi dengan kualitas yang lebih konsisten dan terjaga. Metode pelaksanaan program ini dimulai dari survei ke lokasi, sosialisasi program, perancangan dan pembuatan mesin-mesin pasca panen kopi, penerapan mesin yang telah difabrikasi dan evaluasi kegiatan.
Menurut Dr. Heni Rizqiati, S.Pt., M.Si., ketua tim pengabdian, "Dengan teknologi yang tepat, para petani kopi di Desa Pulosari dan Desa Jurangmangu bisa meningkatkan produktivitas mereka secara signifikan. Mesin-mesin yang kami kembangkan tidak hanya mempercepat proses pengolahan, tetapi juga membantu petani menghemat biaya dan mengurangi kerugian akibat pengolahan yang tidak efisien".
Setelah penerapan mesin-mesin teknologi tepat guna pasca panen, produktivitas para petani kopi mulai menunjukkan peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan permintaan, penjualan, dan omzet yang didapat. Proses pengupasan yang sebelumnya memakan waktu lama kini bisa dilakukan dalam waktu yang lebih singkat. Selain itu, mesin roasting kopi memungkinkan petani mengolah kopi dengan lebih konsisten, menjaga kualitas rasa kopi, dan berpotensi meningkatkan daya saing di pasar lokal maupun nasional.
"Sebelum adanya mesin ini, kami harus bekerja lebih keras dan lebih lama untuk mengupas biji kopi. Sekarang dengan mesin huller kopi, pekerjaan kami menjadi lebih cepat dan efisien. Kami juga sangat terbantu dengan adanya mesin roasting kopi yang membuat kopi kami lebih berkualitas." Ujar salah satu petani kopi Desa Pulosari, Kabupaten Pemalang.
Pengabdian kepada masyarakat PM-UPUD Universitas Diponegoro (UNDIP) berharap bahwa program ini dapat menjadi model yang dapat diterapkan di desa-desa lain dengan potensi kopi yang besar. Dengan mengembangkan dan memperkenalkan teknologi tepat guna dalam pengolahan pasca panen kopi, diharapkan sektor pertanian kopi di Indonesia bisa lebih berkembang dan berkelanjutan, serta meningkatkan kesejahteraan petani kopi secara lebih luas.
Selain penerapan teknologi tepat guna, tim pengabdian juga memberikan pelatihan dan pendampingan kepada kelompok petani kopi untuk dapat melakukan diversifikasi produk dari bahan baku kopi. Beberapa produk diversifikasi produk yang telah diterapkan antara lain pembuatan sabun kulit kopi, briket kulit kopi, popping boba kopi gula aren, selai kulit ceri kopi, saos kopi, dan lain-lain. Diharapkan dari kegiatan ini masyarakat dapat lebih kreatif dalam membuat berbagai macam olahan produk dari kopi.