Sebuah organisasi, atau dalam hal ini sebuah perusahaan, dibentuk untuk dapat mencapai tujuan tertentu. Ada yang menginginkan produknya sampai ke luar negeri, ada yang menginginkan pangsa pasar dalam negeri yang besar, dan masih banyak lainnya. Dalam prosesnya, perusahaan pasti mengalami masa dimana mereka harus menentukan hal apa yang dibutuhkan untuk dapat mencapai tujuan tersebut, dan bagaimana mereka bisa mencari cara untuk menuju kesana.
Target merupakan salah satu cara yang bisa ditempuh untuk dapat memastikan bahwa setiap hari perusahaan berjalan menuju ke arah tujuan yang diinginkan. Seperti hal nya perlombaan tour sepeda, mereka memiliki tujuan yang harus digapai dalam waktu tertentu, namun karena panjangnya rute tersebut, maka perlombaan dibagi menjadi beberapa etape. Perusahaan juga perlu menentukan etape nya masing-masing dalam rangka menuju ke tujuan, dan dapat terus melakukan kontrol pada tiap etape yang telah dijalankan.
Mungkin dalam anggapan kita, penentuan etape / target-target tersebut adalah tugas manajerial / direksional saja. Tapi nyatanya, seperti yang telah saya tuliskan di artikel sebelumnya harus ada aspek Agreed dalam penentuan target yang artinya kesepakatan dalam target tersebut sehingga tumbuh integritas dan diharapkan menghasilkan dedikasi pada tim untuk mencapai target tersebut. Lalu, apakah karyawan boleh menyusun target mereka sendiri? Boleh! Salah satunya menggunakan metode MBO.
MBO ( Management By Objective )
Merupakan salah satu metode yang memungkinkan untuk mendengar aspirasi dari seluruh tim yang terlibat untuk menentukan target yang akan mereka butuhkan. MBO merupakan salah satu metode terbaik berorientasi hasil dari perencanaan kinerja yang berorientasi pada hasil.
Dalam penyusunannya, tim manajerial akan memaparkan tujuan mereka, dan karyawan akan dilibatkan dalam penentuan etape yang akan mereka capai bersama. Setelah mereka menyetujui etape-etape yang butuh dicapai, maka manajer akan membantu mereka untuk menggambarkan kira-kira bagaimana caranya untuk bisa menyelesaikan etape-etape tersebut dengan membagi tugas yang perlu diselesaikan dalam masa waktu tertentu. Dalam hal ini biasanya manajer akan menawarkan reward bagi mereka yang dapat menyelesaikan etape dengan baik dan aka nada punishment juga untuk mereka yang gagal dalam menjalankan etape tersebut.
MBO mengakomodir pendapat karyawan, yang mana hal tersebut dapat menumbuhkan rasa keterlibatan dan kepemilikan karyawan pada target dan perusahaan tempat mereka bekerja. Dan hal itu dapat menumbuhkan integritas yang berakhir pada dedikasi mereka untuk menyelesaikan tugas mereka dalam mencapai target.
Pembagian etape ini juga sangat berguna untuk melakukan kontrol kinerja karyawan. Salah satu caranya, mereka dapat membandingkan antara perencanaan kinerja yang telah mereka setujui dan tentukan sebelumnya, dengan kinerja actual yang terjadi. Dari perbandingan tersebut, maka mereka akan bisa melakukan evaluasi dan pembenahan jika diperlukan, pada target atau cara etape yang ditentukan.
Metode MBO ini juga mengakomodasi perbedaan kinerja yang mungkin terdapat pada setiap karyawan / tim yang ada. Tim dengan performa yang tinggi mungkin dapat ditantang dengan menyusun target yang lebih progresif daripada tim dengan performa yang biasa saja. Maka dalam hal ini, MBO membantu percepatan perusahaan dalam pencapaian tujuannya.
MBO merupakan salah satu metode yang memungkinkan karyawan dalam menentukan target yang mereka inginkan dan butuhkan. Maka sebagai pihak manajerial tidak perlu takut untuk menyerahkan penyusunan target pada mereka sehingga tercipta aspek Agreed yang dapat membantu karyawan juga untuk mencapai target mereka, dan berujung pada pencapaian perusahaan dan kesejahteraan seluruh stakeholder.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H