SEKEJAP SELURUH TUBUHKU BERGETAR SAAT ADA LEDAKAN
Sesaat setelah apel pagi di Polres ada sebuah berita yang membuat aku dan seluruh Polisi di Indonesia bersiaga.
Diduga sebuah bom meledak di Mapolsek Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat. Tentu situasi seperti ini menjadikan Polri meningkatkan kewaspadaanya.
Dari media aku tahu, ledakan yang cukup besar meledak di Mapolsek Astanaanyar sekira pukul 09.00 WIB.
Perkembangnya kemudian, kini masih dalam proses olah TKP Kepolisian dan pendalam oleh Tim Gegana Densus Anti Teror 88. Motif kejadian ledakan bom itu diduga adalah bom bunuh diri.
Ledakan bom itu mengakibatkan 3 personil Polri anggota Polsek Astana Anyar mengalami luka ringan dan sedang ditangani dirumah sakit terdekat dirawat.
Tadi, suasana di Polres Pekalongan Kota, tempatku bertugas, aku sedang membuat laporan kegiatan bulanan.
Setelah ada berita tersebut, tindakan pengamanan internal langsung dilaksanakan, salah satunya adalah menutup pintu belakang Polres dengan gembok yang diperketat.Â
Kemudian berlapis dengan pintu Polres ditutup setengah hanya tersisa 1 meter untuk keluar masuk masyarakat untuk membuat SIM, Pelaporan, dan SKCK serta pelayanan prima lainya. Tak lupa dua barikade berwarna oranye melapisi bagian gerbang untuk mempersulit gerakan antisipasi gangguan terorisme di Polres tempatku berdinas.
Meski dalam keadaan yang "tidak baik-baik saja" pelayanan kepada masyarakat tetap harus berjalan. Tidak boleh terhenti Pelayanan kepada masyarakat yang membutuhkan, apakah pembuatan SIM dan SKCK atau yang lainnya, menjadi salah satu bentuk profesionalisme dalam tugas.
Kewaspadaan dan tidak menganggap "biasa-biasa" saja adalah bagian dari sikap profesionalisme. Siapa yang menduga, di antara tamu yang datang ke Polres merupakan bagian dari kelompok yang telah bunuh diri di Polsek Astana Anyar? Jadi kewaspadaan menjadi hal yang harus ada dan selalu melekat pada setiap anggota Polri.