Mohon tunggu...
Alif Rahman Muljawan
Alif Rahman Muljawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang Mahasiswa di Administrasi Publik

Hobi menulis dengan berkaitan administrasi dan publik.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mahasiswa KKN Kelompok 282 UIN SGD 2024 Sulap Sampah Plastik menjadi Eco-Bricks di RW 01 Desa Cigugur Girang

30 Agustus 2024   12:31 Diperbarui: 30 Agustus 2024   12:56 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Desa Cigugur Girang merupakan salah satu desa di Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat. Khususnya di wilayah RW 01, menghadapi tantangan serius terkait masalah sampah plastik. Seiring dengan meningkatnya populasi dan aktivitas sehari-hari masyarakat, jumlah sampah plastik yang dihasilkan juga semakin bertambah. Sayangnya, kurangnya kesadaran akan pentingnya daur ulang dan pengelolaan sampah yang tepat membuat sampah plastik seringkali dibuang sembarangan. Kondisi ini menyebabkan penumpukan sampah di lingkungan sekitar, mencemari tanah, saluran air, serta berdampak buruk pada kesehatan masyarakat dan keindahan lingkungan.

Selain itu, minimnya fasilitas dan program pengelolaan sampah yang efektif di desa tersebut memperparah masalah ini. Banyak warga yang masih belum mengetahui cara memanfaatkan sampah plastik, sehingga sering kali plastik-plastik tersebut dibiarkan menumpuk tanpa solusi yang jelas. Masalah ini bukan hanya membahayakan lingkungan, tetapi juga menjadi ancaman bagi ekosistem setempat.

Melihat kondisi ini, mahasiswa KKN Kelompok 282 UIN SGD 2024 yang bertugas di Desa Cigugur Girang berinisiatif untuk mencari solusi. Salah satu langkah yang diambil adalah dengan memperkenalkan dan mengaplikasikan konsep eco-bricks, yang bertujuan mengubah sampah plastik menjadi bahan yang bermanfaat dan ramah lingkungan.

Eco-bricks itu sendiri merupakan sebuah inovasi ramah lingkungan yang bertujuan untuk mengatasi masalah sampah plastik yang terus meningkat. Pada dasarnya, eco-bricks adalah botol plastik yang diisi padat dengan sampah plastik non-organik yang tidak bisa terurai, seperti kantong plastik, kemasan makanan, dan sejenisnya. Botol yang sudah terisi penuh ini kemudian dapat digunakan sebagai bahan bangunan yang kuat dan tahan lama.

Konsep eco-bricks hadir sebagai solusi untuk mengurangi sampah plastik yang seringkali mencemari lingkungan dan sulit diolah. Plastik-plastik yang biasanya berakhir di tempat pembuangan akhir atau bahkan mengotori laut, kini dapat dimanfaatkan dengan cara yang lebih positif. Eco-bricks bisa digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari pembuatan taman, bangku, hingga dinding bangunan sederhana.

Proses pembuatannya relatif mudah dan bisa dilakukan oleh siapa saja. Pertama, plastik yang tidak bisa didaur ulang dikumpulkan, kemudian dipotong kecil-kecil dan dimasukkan ke dalam botol plastik hingga padat dan tidak ada ruang kosong. Setelah botol terisi penuh, eco-bricks ini bisa dipakai sebagai pengganti batu bata atau bahan bangunan lainnya.

Inisiatif eco-bricks tidak hanya membantu mengurangi sampah plastik, tetapi juga mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah. Melalui kegiatan ini, masyarakat diajak untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan mulai mempraktikkan pola hidup berkelanjutan dengan cara yang kreatif dan inovatif.

Program ini diawali dengan kegiatan pembersihan lingkungan RW 01, di mana sampah plastik yang terkumpul kemudian diolah menjadi eco-bricks. Mahasiswa bekerja sama dengan karang taruna setempat, mengedukasi warga tentang cara membuat eco-bricks dengan memanfaatkan botol plastik bekas yang diisi padat dengan plastik non-organik. Sampah plastik yang biasanya hanya dibuang sembarangan, kini diubah menjadi bahan bangunan yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan.

Melalui pendekatan yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat, para mahasiswa KKN tidak hanya membantu mengurangi jumlah sampah plastik di lingkungan tersebut, tetapi juga menciptakan kesadaran dan kebiasaan baru dalam pengelolaan sampah. Program eco-bricks ini diharapkan bisa berkelanjutan dan menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat Desa Cigugur Girang, khususnya di RW 01.

Selain sebagai solusi lingkungan, eco-bricks juga membawa dampak positif terhadap aspek sosial. Warga, terutama anak-anak dan pemuda, diajak untuk turut serta dalam kegiatan ini, sehingga memperkuat rasa kebersamaan dan tanggung jawab bersama terhadap lingkungan. Dengan adanya inovasi ini, mahasiswa KKN Kelompok 282 UIN SGD 2024 telah menunjukkan bahwa perubahan kecil, seperti mengubah sampah plastik menjadi eco-bricks, dapat berdampak besar bagi kelestarian lingkungan serta kesejahteraan masyarakat di masa depan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun