Location Quotient (LQ) adalah salah satu alat analisis ekonomi yang penting untuk mengukur konsentrasi suatu sektor atau industri di suatu daerah dibandingkan dengan rata-rata nasional atau regional. Dengan menggunakan LQ, kita dapat menentukan apakah suatu sektor ekonomi di daerah tertentu lebih dominan atau lebih terfokus dibandingkan dengan rata-rata di tingkat yang lebih luas. Analisis ini sangat berguna untuk merencanakan pengembangan ekonomi dan memahami struktur ekonomi lokal.
     Kecamatan Banjarmasin Timur, sebagai salah satu kecamatan di Kota Banjarmasin, memiliki karakteristik ekonomi yang unik. Dengan beragam sektor ekonomi yang berkembang di daerah ini, penting untuk memahami kontribusi masing-masing sektor terhadap perekonomian lokal. Melalui analisis LQ, kita dapat mengidentifikasi sektor-sektor yang menjadi kekuatan utama di Kecamatan Banjarmasin Timur dan bagaimana peran mereka dalam konteks ekonomi kota secara keseluruhan.
Data dan Temuan Sektor Pertanian
    Untuk analisis LQ sektor pertanian di Kecamatan Banjarmasin Timur dari tahun 2019 hingga 2023, data yang digunakan mencakup jumlah tenaga kerja di sektor pertanian baik di tingkat kecamatan, kota, maupun nasional. Data ini diperoleh dari sumber terpercaya seperti Badan Pusat Statistik (BPS) dan laporan ekonomi daerah.
     LQ yang konsisten di bawah 1 mengindikasikan bahwa sektor pertanian di Kecamatan Banjarmasin Timur memiliki konsentrasi yang lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata nasional. Ini menunjukkan bahwa sektor pertanian selain Sawah Padi bukan sektor unggulan atau non basis di kecamatan Banjarmasin TImur ini.
Â
Kesimpulan
     Analisis terhadap sektor tanaman pangan sawah padi di Kecamatan Banjarmasin Timur dari tahun 2019 hingga 2023 menunjukkan bahwa sektor ini mengalami penurunan signifikan dalam hal dominansi ekonominya. Nilai Location Quotient (LQ) untuk tanaman padi yang consistently berada di bawah 1, dengan penurunan dari 0.80 pada tahun 2019 menjadi 0.74 pada tahun 2022, dan sedikit meningkat menjadi 0.77 pada tahun 2023, mencerminkan bahwa sektor pertanian ini semakin kurang dominan dibandingkan dengan rata-rata nasional. Fluktuasi jumlah tenaga kerja di sektor padi menunjukkan tren penurunan, yang mencerminkan pergeseran kegiatan ekonomi dari pertanian ke sektor lain seiring dengan urbanisasi dan perkembangan sektor industri serta jasa di kawasan tersebut.Â
Penurunan luas lahan dan produksi tanaman padi juga berkontribusi pada penurunan nilai LQ, yang menunjukkan tantangan bagi sektor pertanian dalam mempertahankan peranannya. Dengan demikian, hasil analisis ini mengindikasikan perlunya perhatian dan strategi pengembangan yang lebih fokus untuk memperkuat sektor pertanian, khususnya tanaman pangan sawah padi, agar dapat berkontribusi lebih signifikan terhadap perekonomian lokal di masa depan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H