Mohon tunggu...
alif laela
alif laela Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - mahasiswa

try everything

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Review Book "Orientasi ke Arah Pemahaman Filsafat Ilmu"

15 Februari 2020   17:34 Diperbarui: 15 Februari 2020   17:35 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Judul                   : Orientasi ke Arah Pemahaman Filsafat Ilmu 

Pengarang           : Prof. Dr. Mukhtar Latif, M.Pd.

Penerbit               : Prenadamedia Group

Tahun terbit        : 2014

Jumlah halaman: 340

Secara personal, manusia memiliki keterbatasan pemahaman hanya pada tataran nalar dan logika, pengalaman hidup, dan bahan bacaan yang pernah melekat dalam ingatan memori sadar dalam rentang kehidupan. Berdasar pandangan filosofis, ilmu yang dimiliki seseorang hanya sebatas pengalaman dan langkah hidupnya. Pengetahuan seseorang hanya sebatas kata dan kalimat yang pernah dibacanya.

Kecakapan seseorang hanya sebatas perbuatan dan tindakannya. Karena itulah, kini hampir di semua perguruan tinggi yang menyelenggarakan program Magister dan Doktoral wajib menampilkan mata kuliah Filsafat Ilmu sebagai mata kuliah dasar untuk mengkonstruk keahlian berpikir-daya nalar-bagi mahasiswa, utamanya dalam mengkonstruksi keilmuan sesuai fokus keahliannya masing-masing.

Manusia mempunyai banyak ilmu pengetahuan untuk melangsungkan generasinya. Dalam perspektif agama, ilmu bersumber dari sang pencipta. Ketika Tuhan menciptakan manusia, pastilah dibekali dengan seperangkat ilmu pengetahuan. Sejarah ilmu pengetahuan mulai dari klasik hingga kontemporer tercatat, banyak temuan ilmuan yang tidak dapat terjawab secara tuntas karena keterbatasan pengetahuan, metodologi, dan keterbatasan manusia itu sendiri. Sintesis keterbatasan ini dikemukakan Mohammad Baharun (2012), tidak semua masalah yang dipertanyakan manusia dapat dijawab secara positif oleh ilmu pengetahuann, karena ilmu itu terbatas pada subjek, objek, dan metodologinya sendiri.

Dalam konteks ini, maka dapat dipahami tentang kebenaran. Pertama, kebenaran hakiki yang bersumber pada wahyu ilahi. Kedua, kebenaran ilmiah yang berdasarkan bukti empiris, riset dan juga teori kebenaran.

Ada 3 kriteria kebenaran, yaitu: (1) koherensi = mendasarkan diri pada kriteria kebenaran secara konsisten pada suatu argumentasi (2) korespondensi = kesesuaian antara materi yang dikandung (3) pragmatis = berfungsi atau tidaknya suatu pernyataan kebenaran dalam lingkup ruang dan waktu. Filsafat juga berarti perjalanan menuju yang paling dalam. Dalam konsep filsafat terdapat konsep hakikat yang menjadi dasar ketika seorang berfilsafat. Karena, filsafat tidak hanya mengenai wujud atau materi ilmu pengetahuan, tetapi juga berbicara makna yang terdapat dibelakangnya. Filsafat yaitu hasil akal seorang manusia yang mencari suatu kebenaran dengan sedalam-dalamnya.  

Dalam kaitan dengan cara berpikir, ada 3 karakteristik berfilsafat, yaitu: (1) sifat menyeluruh = tidak akan puas jika memandang ilmu dari satu sisi saja (2) sifat mendasar = percaya bahwa ilmu itu benar (3) spekulatif = menyusun sebuah lingkaran dan menentukan titik awal sebuah lingkaran yang sekaligus menjadi titik akhir. Pandangan baru muncul berdasarkan pradigma keilmuan dekade penghujung abad ke 20 masuk abad ke 21 yang dikenal dengan zaman kontemporer yang ditandai dengan penemuan berbagai teknologi canggih.  Secara konkret, fungsi filsafat dalam mengembangkan disiplin ilmu masing-masing agar dapat menghasilkan satu teori baru sehingga ilmu dapat dioperasionalkan sesuai akademis ilmiah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun