Mohon tunggu...
alif laela
alif laela Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - mahasiswa

try everything

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Review Buku "Menuju Pemikiran Filsafat"

8 Februari 2020   17:40 Diperbarui: 8 Februari 2020   18:01 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Buku ini merupakan buku yang ditujukan kepada mahasiwa yang baru mempelajari filsafat pada tingkatan awal. Di dalam buku ini terdapat banyak pandangan dan pendapat oleh para ahli yang beranggapan tentang filsafat. Di dalam buku ini terdapat tujuh bab pembagian.

"Siapa yang menguasai pengetahuan, maka ia menguasai dunia". Munculnya peradaban Mesir, Persia, Rumawi, Yunani, Islam, adalah bukti-bukti historis yang tidak dapat dinafikan. Menurut beliau, apabila kita sependapat bahwa penguasaan ilmu terdapat pada bidang teknologi dan antariksa, maka kita bisa mengatakan bahwa peradaban Barat saat ini adalah yang paling dominan. Demikian juga dengan Rusia dan China. Bahasa Mandarin memiliki posisi yang penting karena kekuatan ekonomi, dan juga karena keberhasilan China mengembangkan teknologi luar angkasa.

Konsep kekuasaan tidak dapat dilepaskan dari ranah politik. Maka dari itu, kajian sejarah biasanya tidak dapat dilepaskan dari kajian tentang jatuh bangunnya sebuah kekuasaan politik. Ada banyak pendapat tentang makna kekuasaan dalam konteks politik. Kekuasaan adalah pengaruh yang diungkapkan dalam berbagai istilah seperti power, influence, authorithy and rule. Budiardjo (1984:9) menyatakan bahwa kekuasaan dianggap sebagai kemampuan pelaku untuk mempengaruhi tindakan pelaku lain sedemikian rupa, seshingga tingkah laku terakhir menjadi sesuai dengan keinginan dari aktor yang mempunyai kekuasaan.

Pengetahuan dalam praktiknya merupakan instrumen strategis yang digunakan untuk membangun kekuasaan. Manusia tidak dapat dilepaskan dari relasinya dengan kekuasaan. Manusia adalah makhluk yang senantiasa berkehendak untuk berkuasa. Manusia adalah pemimpin di bumi. Kekuasaan tidak mungkin dikelola dengan baik jika tidak disertai dengan pengetahuan.

Foucault adalah pemikir yang mengkaji pertama-tama bukan pada aspek apa kekuasaan, tetapi lebih pada bagaimana kekuasaan itu beroprasi. Pemahaman kekuasaan ala Foucault menegaskan bahwa kekuasaan adalah sesuatu yang bernilai positif dan produktif.

Manusia dianugerahi kelebihan dan dibekali kemampuan. Kemampuan bawaan merupakan modal dasar yang sangat penting. Modal bawaan akan bisa berkembang ketika ada usaha untuk mengembangkannya. Kemungkinan manusia untuk mendapatkan pengetahuan itu sangat besar, karena manusia sudah dibekali Allah dengan alat pengetahuan.

Pengetahuan adalah hasil tahu, demikian dikatakan oleh Poedjawijatana (2004:14). Pengetahuan itu hakikatnya adalah putusan seseorang akan sesuatu. Pengambilan kesimpulan tentang sesuatu merupakan akhir dari gerak pemikiran. Hasil tersebut yang dinamakan pengetahuan. Pengetahuan manusia memiliki beberapa tingkatan. (1) pengetahuan indrawi (2) pengetahuan ilmiah (3) pengetahuan filosofis (4) pengetahuan agama. Keempat model pengetahuan tersebut menjadikan rasa keingin tahuan manusia mungkin akan terpenuhi. Pengetahuan tersebut akan menjadikan pengetahuan manusia menjadi lebih lengkap.

Islam sangat menganjurkan manusia untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Sudah populer dalam hadits bahwa menuntut ilmu itu adalah wajib bagi laki-laki maupun perempuan. Al qur'an menegaskan bahwa orang yang berilmu akan mendapatkan derajad yang tinggi. Hal ini jelas bahwa Islam sangat mendorong umatnya untuk menjadi makhluk yang berilmu pengetahuan.

Keinginan manusia untuk mengetahui dan berkuasa adalah dua buah keinginan yang bersifat fitrah. Pada hakikatnya, manusia diciptakan di dunia dilengkapi dengan kemampuan untuk berkuasa dan dilengkapi dengan ilmu pengetahuan. Kekuasaan yang dimaksud bukanlah kekuasaan untuk kekuasaan, tetapi kekuasaan yang bertujuan dan mencapai ridla Allah. Maka dari itu, seseorang harus mempunyai pengetahuan yang mendalam tentang sesuatu. Dalam mencapai sesuatu itu, pastilah ada proses di dalamnya.

            Kata filsafat diserap dalam bahasa Indonesia dari padanan kata falsafah, dan philoshophy. Kata tersebut berasal dari bahasa Yunani philshophia. Filsafat berarti "cinta kepada kebijaksanaan" atau berarti mengerti dengan mendalam. Ada banyak deskripsi pengertian filsafat menurut para ahli. Ada Plato, Aristoteles, Descartes, Al-Farabi, Sutan Takdir Alisjahbana, Deng Fung Yu Lan, Harun Nasution, Harry Hamersma, Robert Paul Wolff, Poedjawijatna. Berdasarkan pengertian mereka, kita bisa merumuskan empat hal yang muncul dari berbagai pengertian yang ada, yaitu: (1) modus (2) objek (3) ciri-ciri befikir filsafati (4) tujuan.  

            Berpikir yang filsafati memiliki beberapa ciri yang secara umu, yaitu:

  • Universal (memandang objeknya dari sudut totalitas)
  • Radikal (berpikir secara mendalam untuk mencapai akar persoalan yang dipermasalahkan)
  • Rasional (berpikir logis, kritis, dan sistematis)
  • Dengan demikian, filsafat adalah sebagai proses berpikir tentang segala sesuatu yang ada secara universal, radikal, rasional untuk mendapatkan kebenaran yang hakiki. Karena berpikir merupakan tindakan yang khas dimiliki manusia. Objek berpikir manusia adalah segala sesuatu yang ada.
  • Metode ilmiah mengandung prosedur yang mencakup berbagai tindakan pikiran, pola kerja, cara teknis, dan tata langkah untuk memperoleh pengetahuan. Metode adalah langlah-langkah yang diambil menurut aturan tertentu untuk mencapai pengetahuan yang benar (Soeprapto, 1996:104). Sains membatasi wilayah sejauh alam yang dapat di indera atau alam empiris. Filsafat mencakup pertanyaan-pertanyaan mengenai makna, kebenaran, dan hubungan logis diantara ide-ide dasar yang tidak dapat dipecahkan dengan sains.
  • Al-qur'an merupakan petunjuk kajian umat Islam. Ajaran al-qur'an memuat banyak aspek filsafati, tidak hanya aspek ritualistik dan etis. Al-qur'an juga mengajari manusia agar hati manusia terbuka menerima nasehat. Al-qur'an juga dapat mengantarkan manusia manusia agar dapat mengambil manfaat yang tertuang di dalamnya. Hal ini berarti bahwa sebagai sebuah metode, filsafat adalah sebuah keniscayaan yang tidak dapat dihindari bagi umat Islam. Filsafat memiliki legitimasi teologis yang kuat kedudukannya seperti yang digunakan sebagai ahli fiqih. Spektrum pengetahuan manusia merupakan sangat luas, dengan demikian pengetahuan filsafat hanya salah satu saja dari sekian spektrum manusia.
  • Fenomena perkembangan intelektual Islam bagi para orientalis adalah sesuatu yang mengherankan dan sekaligus menjadikan Islam sebagai daya tarik tersendiri dalam studi. Karena hanya dalam waktu kurang lebih dua abad perkembangannya, Islam telah mampu mendominasi corak pemikiran yang berkembang pada saat itu.
  • Dalam realitas historis, Watt melihat bahwasannya masyarakat Arab merupakan masyarakat yang nomadik yang suka berperang. Tujuan peperangan mereka untuk merampas unta atau binatang ternak lainnya yang biasanya dilakukan dengan kekuatan pasukan dalam jumlah besar (Watt, 1972:5). Pada mulanya, jihad diarahkan untuk menyerang masyarakat pangan disekitar mereka. Bagi mereka diberikan pilihan untuk menjadi muslim atau berperang. Banyak masyarakat Arab yang berasal dari berbagai suku memeluk Islam dan telah menjadikan Islam sebagai sebuah atribut persekutuan diantara suku-suku tersebut.
  • Pada negara-negara di luar Arab yang kebanyakan penduduknya memeluk agama monotheisme, tujuan jihad mereka tidak lagi untuk menjadikan mereka sebagai muslim, akan tetapi ketundukan mereka kepada aturan Islam. Jihad telah menjadi semacam bola salju yang terus menggelindingkan kekuatannya ke wilayah yang luas. Semula dari dua titik kecil, lantas meluas ke daerah-daerah bekas jajahan adi kuasa saa itu. Internasionalisasi Islam memberikan nuansa yang berbeda dari apa yang dialami oleh negara adi kuasa dahulu. Dimana tidak hanya dalam bidang intelektual dominasi Islam. Watt memberikan beberapa analisis berkaitan dengan fenomena ini. Ada beberapa dimensi yang saling berkaitan, yaitu: (1) dimensi sosio-psikologis (2) dimensi teologis (3) dimensi sosiologis.
  • Madjid (2000:210) menyatakan bahwa falsafah tumbuh sebagai hasil interaksi intelektual antara bangsa Arab Muslim dengan bangsa-bangsa sekitarnya. Islam juga mengakui keberadaan ahli kitab bahkan "kafir dhilmi" wajib dilindungi di kawasan Islam tatkala mereka menyatakan tunduk terhadap hokum Islam meskipun mereka tetap berpegang teguh pada agamanya. Hal ini tentu sangat berbeda dengan apa yang dilakukan pada masa modern ini, misalnya perilaku Zionis Israel atas penduduk Palestina.
  • Harus diakui bahwa umat Islam dengan sistem ajarannya yang terdapat dalam al-qur'an dan juga al-sunnah memberikan dorongan yang sangat kuat dalam bidang ilmiah. Antara ilmu, iman dan amal sholeh dalam konsep Islam adalah tiga hal yang utuh. Hal ini berarti bahwa ilmu yang benar dalam Islam adalah dianggap sebagai petunjuk keimanan dan keimanan membuahkan tindakan yang sholeh sebagai bentuk implementasi ilmu dan iman.
  • Pada masa Bani Abbasiyah (750-950) perkembangan luar biasa dialami dalam bidang keilmuan. Hal ini terus berlanjut hingga abad ke-12 dimana kekuasaan Islam telah mencapai daratan Eropa. Kemajuan intelektual Islam pada kenyataannya tidak hanya menguntungkan dunia Islam saja, tetapi juga masyarakat Eropa juga merasakan keuntungan dari kemajuan ini. Bisa dikatakan jika hubungan Islam dengan masyarakat Eropa diawali dengan sesuatu yang tidak mengenakkan, karena perkenalan mereka secara masif diawali di ujung pedang yakni dengan ditaklukkan Spanyol (711). Salah satu sebab kemunduran Islam yaitu banyaknya perpustakaan yang Islam yang dihancurkan oleh tentara Mangol, sementara di Barat banyak buku yang tidak hancur karena banyak perpustakaan yang letaknya jauh dari jangkauan penghancur. Terdapat beberapa dimensi karya yang mungkin perlu disebutkan, yaitu: (1) karya sastra Persia (2) karya matematika (3) karya kedokteran (4) karya dalam bidang seni musik, arsitektur, trigonometri, astronomi, kimia, dsb.
  • Filsafat Islam bersifat Islam, bukan hanya karena ia dikembangkan di dunia Islam dan dilakukan oleh kaum musli, akan tetapi karena menjabarkan prinsip-prinsip dan menimba inspirasi dari sumber ajaran Islam. Sumber ajaran Islam telah mengarahkan pada sejenis filsafat yang menempatkan kitab wahyu bukan sekedar sumber tertinggi hokum keagamaan, tetapi juga hakikat bagi eksistensi dan sumber segala eksistensi.
  • Rapar (1996:16) menyatakan bahwa terdapat empat hal yang merangsang manusia berfilsafat, yaitu: ketakjuban, ketidakpuasan, hasrat bertanya, dan keraguan. Dalam al-qur'an ditegaskan bahwa terdapat tiga model orang mendapatkan keyakinan, yaitu: ainul yaqin, ilmul yaqin, dan haqqul yaqin. Berpikir berarti mengamati dengan sadar, setiap pengamatan yang sadar bergerak pada penilaian. Jadi, berpikir berakhir pada keputusan. Pemikiran adalah mencari sesuatu yang belum diketahui berdasarkan sesuatu yang telah diketahui. Sedangkan isis pemikiran adalah data dan konklusi. Proses berpikir seperti ini dibahas dalam logika. Logika adalah ilmu tentang pikiran. Logika bertujuan agar kita dapat berpikir secara tepat sehingga akan memperoleh kebenaran. Kepastian adalah tanggapan akal bahwa sesuatu benar atau tidak sama sekali. Ada dua macam kepastian, yaitu kepastian berkenaan dengan pertimbangan akal. Induksi adalah cara penarikan kesimpulan dari khusus ke umum. Analogi adalah pengambilan kesimpulan dengan cara menggantikan apa yang diusahakan dengan hal yang serupa namun lebih terkenal.
  • Secara umum dipelajari bahwa filsafat ada 3 pembahasan, yaitu: metafisika, epistemologi, dan aksiologi. Buah filsafat dikategorikan menjadi 2 bagian, yaitu: bersifat esensial-teoretis dan aksidensial-praktis. Metafisika adalah cabang filsafat yang membahas persoalan yang ada sebagai sesuatu yang ada. Fungsi metafisika ada 2, yaitu: memahami hakikat realitas dan dasar pengetahuan. Pembagian metafsika ada 2, yaitu: metafisika umum dan metafisika khusus. 2 arus utama dalam metafisika yaitu: monisme dan pluralisme.
  • Epistemologi adalah berusaha menetapkan kebenaran suatu isi pemikiaran. Fungsi epistemologi yaitu sebagai landasan bagi tindakan manusia dalam sehari-hari, sebagi dasar pengembngan kearifan dalam berpengetahuan, sarana mengetahui variasi kebenaran pengetahuan. Objek pengetahuan dapat dibedan menjadi 3 bagian, yaitu: objek empiris, objek ideal, dan objek transenden. Terdapat beberapa variasi sumber pengetahuan menurut beberapa pemikir, yaitu: (1) Harold Titus, dkk (2) Mulyadi Kartanegara (3) Syamsudin Arif (4) Amtsal Bakhtiar (5) Jujun S. Suriasumantri. Klasifikasi pengetahuan dapat dibedakan menjadi beberapa sudut pandang, yaitu: (1) beradasarkan cara memperolehnya (2) berdasarkan sumbernya (3) berdasarkan kepentingannya.
  • Menurut Mudlor Ahmad (1994:94), bobot kebenaran itu berjenjang dalam 3 macam, yaitu: kebenaran mutlak, kebenaran relatif, dan kebenaran dasar. Terdapat beberapa teori kebenaran yang populer dibahas dalam berbagai buku filsafat, yaitu: teori kebenaran korespondensi, teori kebenaran koherensi, teori kebenaran pragmatis, dan teori kebenaran agama.
  • Aksiologi adalah cabang filsafat yang memahami persoalan nilai. Nilai pada hakikatnya hanya sebuah kualitas. Mudlor (1994) menjelaskan bahwa ada beberapa ragam nilai, yaitu: nilai hidup, nilai nikmat, nilai guna, nilai intelek, nilai estetika, nilai etika, nilai religi. Filsafat moral membahas tentang persoalan bagaimana seharusnya manusia bertindak. Estetika dibagi menjadi dua bagian, yaitu: estetika deskriptif dan estetika normatif.
  • manfaat apa yang dapat diambil dalam buku ini? buku ini merupakan buku yang sangat konkrit dengan penjelasan yang singkat padat dan jelas. dan mudah untuk dipahami bagi kalangan mahasiwa untuk dijadikan referensi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun