Indonesia, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninggalkan warisan yang signifikan dalam berbagai sektor. Era kepemimpinannya dikenal dengan transformasi ekonomi, pembangunan infrastruktur, dan berbagai kebijakan sosial yang berdampak luas. Hari ini, ketika Jokowi resmi purna tugas, kita melihat kembali jejak-jejak kebijakannya, dari hilirisasi sumber daya alam hingga pengembangan proyek strategis nasional seperti Jalan Tol Trans-Sumatra, Kereta Cepat Jakarta-Bandung, BPJS Kesehatan, pengambilalihan mayoritas saham Freeport, pengembangan satelit Telkom, hingga pembangunan ibu kota negara baru di Kalimantan Timur, Nusantara (IKN).
Setelah 10 tahun memimpin1. Hilirisasi Industri Sumber Daya Alam
Salah satu kebijakan unggulan Jokowi adalah hilirisasi sumber daya alam. Pemerintahannya mendorong agar ekspor bahan mentah dikurangi dan digantikan dengan produk-produk olahan bernilai tambah. Hilirisasi bukan hanya strategi ekonomi, tetapi juga upaya mengubah struktur ekonomi Indonesia dari yang berorientasi pada ekspor bahan mentah menjadi industri yang lebih modern dan kompleks.
Sebagai contoh, pada era Jokowi, Indonesia menghentikan ekspor mineral mentah seperti bijih nikel. Jokowi menekankan bahwa sumber daya alam Indonesia harus dikelola dan diproses dalam negeri, bukan hanya diekspor dalam bentuk mentah. Ini dimaksudkan untuk menciptakan nilai tambah, meningkatkan lapangan kerja, serta meningkatkan pendapatan negara dari ekspor produk olahan. Hilirisasi telah menarik banyak investor asing untuk membangun smelter di Indonesia, terutama di sektor nikel, yang merupakan komponen utama dalam produksi baterai kendaraan listrik.
Langkah Jokowi ini menuai hasil positif, di mana Indonesia sekarang menjadi salah satu pusat produksi nikel olahan global. Dampaknya terlihat jelas dalam peningkatan ekspor nikel yang mencapai triliunan rupiah. Hilirisasi ini menjadi bagian penting dari visi besar Jokowi untuk menjadikan Indonesia sebagai pemain utama dalam rantai pasok kendaraan listrik global.
2. Pembangunan Jalan Tol Trans-Sumatra
Salah satu warisan fisik paling nyata dari pemerintahan Jokowi adalah pembangunan infrastruktur yang masif, terutama jaringan jalan tol. Di antara proyek-proyek infrastruktur yang menonjol adalah Tol Trans-Sumatra. Proyek ini merupakan infrastruktur strategis yang dirancang untuk menghubungkan berbagai kota besar di Pulau Sumatra, pulau terbesar kedua di Indonesia.
Pembangunan tol ini dimulai pada masa pemerintahan Jokowi dengan tujuan untuk mempercepat konektivitas dan distribusi logistik di wilayah Sumatra yang dikenal kaya akan sumber daya alam. Sejak peresmiannya, Tol Trans-Sumatra menjadi jalur utama bagi distribusi barang, mempercepat pengiriman logistik dan meningkatkan efisiensi ekonomi.
Hingga Jokowi selesai menjabat, beberapa ruas tol di Sumatra telah beroperasi, termasuk ruas Bakauheni-Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung, dan ruas-ruas lainnya. Proyek ini juga berpotensi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di luar Pulau Jawa, yang sebelumnya menjadi pusat utama kegiatan ekonomi di Indonesia. Dengan adanya infrastruktur ini, Sumatra kini lebih siap bersaing dengan daerah lain dalam hal distribusi barang dan investasi.
3. Kereta Cepat Jakarta-Bandung
Salah satu pencapaian penting Jokowi di sektor transportasi adalah Kereta Cepat Jakarta-Bandung, proyek kereta cepat pertama di Indonesia dan di kawasan Asia Tenggara. Kereta ini merupakan bagian dari ambisi Jokowi untuk memodernisasi sistem transportasi di Indonesia dan mengurangi kemacetan parah antara Jakarta dan Bandung, dua kota besar yang sangat padat penduduk dan arus lalu lintasnya.