Dalam film "It's Okay to Not Be Okay", karakter Go Moon Yeong menghadapi tantangan yang kompleks terkait dengan gangguan antisosial, yang memberikan gambaran yang dalam tentang pengaruhnya pada otak dan perilaku individu.Gangguan antisosial, juga dikenal sebagai psikopati atau gangguan kepribadian antisosial, adalah kondisi mental yang ditandai dengan pola perilaku yang tidak peduli terhadap hak dan perasaan orang lain. Dalam konteks Go Moon Yeong, karakter ini menunjukkan sejumlah gejala yang konsisten dengan gangguan tersebut.
Salah satu aspek yang mencolok dari gangguan antisosial adalah dampaknya pada struktur dan fungsi otak individu yang terpengaruh. Bagian-bagian otak yang terlibat dalam pengambilan keputusan, kontrol impuls, dan empati dapat terpengaruh. Salah satunya adalah korteks prefrontal, yang bertanggung jawab untuk penilaian sosial dan pengendalian impuls. Pada individu dengan gangguan antisosial, korteks prefrontal sering kali menunjukkan aktivitas yang berkurang, yang dapat menghasilkan keputusan impulsif dan kurangnya perhatian terhadap konsekuensi perilaku.
Selain itu, amigdala, yang terlibat dalam pengenalan emosi dan respons emosional, juga dapat mengalami perubahan pada individu dengan gangguan antisosial. Amigdala yang hiperaktif dapat menyebabkan kurangnya empati dan kesulitan dalam memahami perasaan orang lain.
Sebab pasti gangguan antisosial belum sepenuhnya dipahami, tetapi faktor genetik, lingkungan, dan pengalaman hidup mungkin memainkan peran. Peran ibu yang diambil alih oleh adik dari ibunya, yang mengalami identitas disosiatif, membuatnya merasa sebagai ibu dari Go Moon Yeong. Hal ini menjelaskan kenapa Moon Young memiliki kenangan indah dan hangat tentang ibunya, namun juga mengalami kenangan dingin dan posesif. Dinamika ini mungkin menjadi pemicu perkembangan gangguan antisosial pada Moon Young.
Pengaruh gangguan antisosial pada perilaku Go Moon Yeong sangat nyata dalam film tersebut. Dia menunjukkan kurangnya empati terhadap perasaan orang lain, perilaku impulsif, manipulatif, dan kecenderungan untuk menyalahkan orang lain atas tindakannya sendiri. Dia juga menunjukkan kecenderungan kekerasan dan kurangnya penyesalan atas tindakan yang merugikan orang lain.
Pendekatan biopsikologis untuk menangani gangguan antisosial melibatkan kombinasi intervensi farmakologis dan terapi perilaku kognitif. Penggunaan obat-obatan seperti antidepresan atau antipsikotik dapat membantu mengelola gejala seperti depresi atau impulsivitas. Terapi perilaku kognitif bertujuan untuk membantu individu memahami dan mengelola emosi mereka, meningkatkan keterampilan sosial, dan mengganti pola pikir dan perilaku negatif dengan yang lebih positif.
Selain itu, terapi yang mengintegrasikan pendekatan psikoterapi dan rehabilitasi sosial dapat membantu individu dengan gangguan antisosial untuk mengembangkan empati, mengelola kemarahan dan impulsivitas, serta meningkatkan keterampilan interpersonal. Penting juga untuk memperhatikan dukungan sosial dan lingkungan yang positif sebagai bagian dari perawatan yang holistik.
Dengan pendekatan biopsikologis yang komprehensif, individu seperti Go Moon Yeong dalam "It's Okay to Not Be Okay" dapat memperoleh bantuan yang mereka butuhkan untuk mengelola gangguan antisosial mereka, memperbaiki hubungan sosial, dan meningkatkan kualitas hidup mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H