Mohon tunggu...
Alifiya Suhaila
Alifiya Suhaila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menyanyi

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pengaruh Kebijakan Dividen, Profitabilitas, Struktur Asset, Free Cashflow, dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Hutang

17 Juni 2024   11:25 Diperbarui: 17 Juni 2024   11:34 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Karena berbagai faktor ini saling berhubungan dan mempengaruhi keputusan pembiayaan perusahaan, dividen, profitabilitas, struktur aset, arus kas bebas , dan ukuran perusahaan yang mempengaruhi kebijakan hutang adalah topik yang sangat penting dalam keuangan perusahaan. Selain itu, debitur harus mengajukan permohonan mereka paling lambat pada tanggal 16 Desember 2024 untuk berpartisipasi dalam Program Keringanan Utang. Harapannya adalah bahwa program Keringanan Utang yang lebih lanjut akan meningkatkan keterlibatan penyerah penerimaan.

     Kebijakan dividen menunjukkan cara bisnis membagi keuntungan kepada pemegang sahamnya. Perusahaan yang membayar dividen tinggi mungkin memiliki sisa kas yang lebih sedikit untuk memuat operasinya, membuat mereka lebih bergantung pada hutang. Sebaliknya, perusahaan yang menahan lebih banyak laba untuk diinvestasikan kembali mungkin memiliki kebutuhan utang yang lebih rendah. Kebijakan dividen tahun 2024 dipertimbangkan karena pemulihan ekonomi setelah pandemi, inflasi dan suku bunga yang meningkatkan biaya pinjaman perusahaan, tekanan dari para pemegang saham yang mungkin mengharapkan pengembalian lebih besar dalam bentuk dividen, pendanaan, dan investasi yang memilih untuk menahan dividen untuk membiayai investasi tanpa menambah hutang.

     Kesejahteraan sosial juga mencerminkan profitabilitas ekonomi. Pertumbuhan ekonomi yang tidak merata dapat menyebabkan kesenjangan sosial yang lebih besar, yang pada gilirannya dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang. Profitabilitas yang lebih tinggi seringkali berkorelasi dengan tingkat hutang yang lebih rendah karena perusahaan yang lebih menguntungkan memiliki arus kas internal yang lebih besar, yang dapat digunakan untuk mendanai investasi dan operasional tanpa berhutang. Namun, karena arus kas yang kuat mendukung kemampuan pembayaran kembali mereka, perusahaan yang sangat menguntungkan juga mungkin merasa lebih mampu mengambil hutang.

     Ada istilah "struktur aset" yang mengacu pada bagaimana aset perusahaan terdiri, khususnya rasio aset tetap terhadap total aset. Karena aset mereka dapat digunakan sebagai jaminan, perusahaan dengan aset tetap yang besar seringkali lebih mudah mendapatkan hutang. Jenis aset sendiri dapat mencakup aset produktif, non-produktif, tetap, lancar, lingkungan, dan keuangan. Sebuah struktur aset yang seimbang dan dikelola dengan baik sangat penting untuk stabilitas dan pertumbuhan ekonomi. Strategi pengelolaan aset juga harus disesuaikan dengan tujuan jangka panjang dan kondisi pasar, sehingga aset tersebut dapat memberikan manfaat yang paling besar bagi individu, bisnis, dan ekonomi secara keseluruhan. Bisnis biasanya dapat mengambil lebih banyak hutang karena memiliki banyak aset tetap.

     Setelah mendanai semua modal investasi dan pengeluaran operasional, perusahaan memiliki arus kas bebas , yang berarti mereka tidak lagi bergantung pada hutang. Namun , manajemen mungkin memutuskan untuk menggunakan hutang untuk menambah ekspansi atau untuk memanfaatkan perlindungan pajak . FCF ini menunjukkan jumlah uang tunai yang tersedia bagi perusahaan untuk investasi kembali, membayar hutang, atau memberikan dividen kepada pemegang saham tanpa memerlukan dana eksternal. Selain itu, FCF berbeda dengan laba bersih , yang dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor non-kas. Investor sering menggunakan FCF ini saat menilai bisnis, dan perusahaan dengan FCF yang kuat biasanya dianggap lebih stabil dan memiliki prospek pertumbuhan yang baik.

     Seringkali, pendapatan atau total aset perusahaan menentukan ukurannya. Perusahaan yang lebih besar biasanya memiliki akses yang lebih baik ke pasar modal dan persyaratan pinjaman yang lebih baik. Ukuran perusahaan juga dapat dikaitkan dengan diversifikasi bisnis yang lebih besar, yang mengurangi risiko gagal bayar, yang memungkinkan mereka mengambil lebih banyak hutang dengan biaya yang lebih rendah. Perusahaan yang lebih besar juga biasanya memiliki rekam jejak yang lebih baik, aset yang lebih besar, dan akses yang lebih mudah dan murah. Bisnis besar memiliki keuntungan dalam hal biaya hutang dan akses, tetapi mereka harus berhati-hati dalam mengelola hutang mereka untuk mengurangi risiko keuangan.

     Secara keseluruhan, kombinasi faktor-faktor ini mempengaruhi keputusan perusahaan untuk mengambil hutang. Manajemen perusahaan harus mempertimbangkan keseimbangan antara keuntungan dari hutang dan risiko, serta bagaimana keputusan ini akan berdampak pada nilai perusahaan dan kemakmuran pemegang saham.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun