Setelah dijelaskan diatas, dapat direkomendasikan agar pemerintah meningkatkan tingkat perilaku keuangan rumah tangga, dalam hal ini literasi keuangan, dengan menyediakan lebih banyak sumber daya untuk meningkatkan kerangka regulasi dan kelembagaan yang mendorong akses rumah tangga miskin ke sistem keuangan. Selain itu, pemerintah didorong untuk merancang kebijakan yang menyediakan lingkungan bisnis yang diperlukan bagi lembaga keuangan untuk beroperasi dan memperluas layanan ke daerah yang lebih terpencil.
Kesimpulan yang dapat diambil dari artikel ini yaitu dari berbagai macam indikator kemiskinan, tingkat kerawanan keuangan, literasi keuangan, tingkat pendidikan, arisan, dan total pinjaman sangat berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan yang ada di Indonesia. Sehingga indikator-indikator tersebut adalah solusi untuk menekan tingkat kemiskinan di Indonesia dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satu aspek yang terpenting yaitu pendidikan. Pendidikan harus dioptimalkan dalam pelaksanaannya, sehingga melahirkan lulusan-lulusan yang berpendidikan tinggi, serta mendapat pekerjaan yang layak. Oleh karena itu perilaku keuangan rumah tangga adalah salah satu upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia.
Setelah dibaca dengan seksama dan menelaah isi dari artikel ini, saya dapat menyimpulkan bahwa keuangan rumah tangga seperti tabungan, arisan, dan lain-lain, sangat berpengaruh meningkatkan kekayaan rumah tangga. Dengan mengelola keuangan, seseorang dituntut agar lebih disiplin dan bijak dalam menggunakan uang dengan membeli barang yang dibutuhkannya. Dalam artikel ini sudah sangat jelas pembahasannya. Orang awam yang bukan orang paham ekonomi dapat mengerti apa isi dari artikel ini, jika dibaca dengan seksama. Artikel ini sudah sempurna, tidak ada kekurangan satu pun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H