Mohon tunggu...
Alifia Shafa
Alifia Shafa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

saat ini saya adalah mahasiswi jurusan manajemen yang sangat tertarik mempelajari perkembangan perekonomian di Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisa Permasalahan Bakmi Sensen dan Strategi Inovatifnya di Tengah Pandemi Covid-19

9 September 2021   21:52 Diperbarui: 9 September 2021   22:05 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada tahun 2020 tepatnya bulan Maret, Indonesia dilanda pandemi covid-19 yang mendunia akibatnya dengan terjadinya pandemi ini masyarakat diharuskan untuk berdiam diri di rumah masing-masing demi menekan terjadinya penyebaran virus covid-19. Dampak yang dirasakan pun sangat terasa di berbagai negara belahan dunia manapun termasuk di Indonesia itu sendiri. Berbagai pembangunan, pertumbuhan dan kegiatan di sektor manufaktur, infrastruktur, pendidikan, maupun ekonomi menjadi terhambat, akibatnya tak jarang beberapa perencanaan sektor tersebut terkendala dan ditunda karena pandemi yang melanda negara kita Indonesia.

Khususnya di sektor ekonomi, perekonomian di Indonesia pada tahun 2020 telah terjadi resesi di mana dalam situasi krisis ekonomi seperti ini Indonesia berada dalam situasi darurat. Banyak upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah salah satunya adalah mendorong sektor UMKM yang memiliki peran sangat penting dalam pertumbuhan perekonomian di Indonesia, mengapa demikian? Karena sektor UMKM memiliki sumber daya manusia atau para pelaku ekonomi yang terjun langsung dalam menjalani UMKM tersebut. Namun, seiring berjalannya waktu kasus penyebaran Covid-19 semakin meningkat dan masyarakat diharuskan Kembali mengikuti aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar di mana hal tersebut sangat dirasakan dampaknya oleh para pelaku UMKM, para pelaku UMKM tersebut sangat berusaha untuk mencari cara agar UMKM nya dapat bertahan di tengah pandemi, berbagai inovasi yang inovatif dilakukan agar dapat bertahan di tengah keadaan genting situasi pandemi hingga saat ini. Para pelaku penggiat UMKM tersebut sangat dituntut untuk bertindak inovatif, bertindak kreatif, siap mengambil risiko, dan mampu mengahadapi segala perubahan dan peningkatan seperti menerapkan penggunaan teknologi atau berdampingan dengan ekositem digital dalam membuat strategi penjualan sehari-hari. Tindakan usaha lainnya yang telah dilakukan oleh para pelaku UMKM diantaranya adalah mengurangi jumlah karyawan yang dipekerjakan, atau mengurangi jumlah pasokan bahan yang akan disediakan karena hasil penjualan yang juga menurun dan ada juga sebaliknya yang membuat akun media sosial agar tetap dapat melakukan pemasaran di media sosial dengan penawaran penawaran yang sangat bervariatif sehingga UMKM tersebut tetap dapat berjalan dengan baik dan dapat bertahan.

 Di Kota Jakarta, tepatnya Jakarta Pusat saat ini saya sedang mengerjakan mini riset di mana saya akan mewawancarai salah satu pelaku penggiat UMKM dan bagaimana caranya agar tetap bertahan di tengah pandemi covid-19 dan bagaimana caranya agar tetap bertindak kreatif di tengah PPKM atau umunya disebut sebagai pembatasan kegiatan masyarakat yang telah dilaksakan awal bulan Juli 2021 tersebut. Sebagian UMKM menemukan cara yang unik agar tetap bertahan dikarenakan adanya pembatasan kegiatan yang dilakukan terus-menerus masyarakat memilih untuk berdiam diri di rumah dan mengandalkan teknologi yang efisien dan mudah digunakan akibatnya dengan penerapan inovasi yang inovatif tersebut dapat membuat sektor UMKM tersebut tetap berjalan hingga hari ini seperti yang dilakukan narasumber saya yaitu Pak Budi sebagai pemilik kedai Bakmi Sensen yang berlokasi di Jalan Sadar 3 Pasar Petojo Ilir, Jakarta Pusat.

pemilik kedai Pak Budi sebagai narasumber saya
pemilik kedai Pak Budi sebagai narasumber saya

            Setelah melakukan proses wawancara dan diskusi kecil terkait hasil penjualan, dampaknya, dan strategi penjualannya dengan pemilik Bakmi Sensen yaitu Budi, saya dapat mengetahui dan dapat menganalisa permasalahan yang dihadapi oleh Pemilik kedai Bakmi Sensen tersebut. Saat terjadi pandemi covid-19 yang sudah berada di hidup kita satu setengah tahun terakhir Ia mengaku bahwa terjadi penurunan penjualan dikarenakan adanya pembatasan kegiatan bahkan omzet penjualan pun ikut menurun dan tidak seperti biasanya, harga bahan baku yang diperlukan untuk membuat bakmi pun mengalami kenaikan harga yang tidak seperti biasanya dikarenakan pemasokan bahan baku dari para distributor yang terhambat maka harganya dinaikan dua kali lipat tetapi Budi tetap menjual bakminya dengan harga yang normal seperti biasanya yaitu Rp20.000,00 caranya menemukan inovasi yang terbaru juga dengan menggunakan aplikasi pengantar makanan yang berbasis teknologi seperti menggunakan GoFood, GrabFood, bahkan ShopeeFood bisa dicek dengan nama kedai "Bakmi Sensen". Selain dengan Tindakan yang inovatif, Budi juga banyak memiliki pelanggan setia yang hampir setiap hari mampir di kedainya, Budi juga tidak hanya memiliki satu variasi menu tetapi Budi juga menyediakan Bakmi kecil, bakmi lebar, bihun, mie yamin, bakso, hingga nasi tim yang rasanya sangat unik, lezat dan tentunya berbeda dari rasa bakmi kebanyakan

berikut adalah beberapa menu andalan favorit para pelanggan kedai Bakmi Sensen 
berikut adalah beberapa menu andalan favorit para pelanggan kedai Bakmi Sensen 

            Semenjak diterapkannya pembatasan kegiatan masyarakat, pembelian di kedai Bakmi Sensen dapat dilakukan dengan dua cara yaitu datang ke kedai langsung atau melakukan pemesanan via aplikasi online yang sangat mudah digunakan dan tentunya banyak penawaran menarik inilah beberapa cara yang dilakukan Budi sebagai salah satu upaya untuk mencegah penyebaran virus covid-19, cara yang telah dilakukan Budi sebagai pemilik kedai menurut saya sudah sesuai seperti yang seharusnya Budi dapat beradaptasi dengan baik terhadap perkembangan ekositem digital atau biasa yang disebut dengan teknologi, maka sudah dipastikan bahwa Bakmi Sensen dapat melewati situasi genting di mana para pelaku UMKM lain berjatuhan karena tidak dapat berdampingan dengan teknologi, semoga pandemi segera berlalu dan penjualan Bakmi sensen dapat berkali-kali lipat dari sekarang mendapatkan keuntungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun