"Ayah, Ini Arahnya ke Mana?" -- Buku yang Menyentuh Hati dan Viral di TikTok
Pernah nggak sih kamu merasa ingin bilang sesuatu ke ayah, tapi nggak tahu harus mulai dari mana? Atau mungkin ada momen-momen kecil yang terasa biasa saja, tapi ternyata begitu berharga kalau diingat lagi? Nah, buku "Ayah, Ini Arahnya ke Mana?" karya Khoirul Trian ini bisa jadi teman buat kamu yang ingin merenungi hubungan antara anak dan ayah dengan cara yang sederhana tapi penuh makna.
Tentang Buku Ini
Buku ini nggak seperti novel panjang atau bacaan berat. Isinya lebih ke kumpulan kutipan, refleksi, dan cerita pendek yang menggambarkan hubungan seorang anak dengan ayahnya. Kadang lucu, kadang bikin nyesek, tapi semuanya terasa nyata dan relate banget sama kehidupan banyak orang.
Beberapa hal yang bikin buku ini spesial:
Momen kecil yang sering terlewat -- Misalnya, saat ayah diam-diam memperhatikan anaknya tumbuh, atau cara sederhana ayah menunjukkan kasih sayang tanpa banyak kata.
Perjuangan ayah yang nggak selalu terlihat -- Kadang kita lupa bahwa di balik setiap kerja kerasnya, ada doa dan harapan yang ia sematkan untuk anaknya.
Kata-kata yang mengena di hati -- Buku ini penuh dengan kutipan yang simpel tapi bisa bikin hati hangat (atau malah bikin nangis).
Kenapa Buku Ini Viral?
Salah satu alasan kenapa "Ayah, Ini Arahnya ke Mana?" meledak di TikTok adalah karena banyak orang yang merasa terhubung dengan isi buku ini. Banyak pembaca yang membagikan kutipan favorit mereka di media sosial, dan nggak sedikit yang akhirnya tergerak buat lebih menghargai sosok ayah dalam hidup mereka.
Buku ini juga punya cara penyampaian yang ringan, jadi nggak butuh waktu lama buat membacanya, tapi tetap bisa meninggalkan kesan yang dalam. Cocok buat kamu yang suka bacaan yang bisa bikin mikir, tapi nggak berat.
Kesimpulan
"Ayah, Ini Arahnya ke Mana?" bukan sekadar buku, tapi semacam pengingat bahwa kadang, hal-hal sederhana dalam hidup itu yang paling berarti. Setelah baca buku ini, mungkin kamu bakal lebih menghargai obrolan singkat sama ayah, atau bahkan memberanikan diri buat bilang "terima kasih" atau "aku sayang ayah" yang selama ini sulit diucapkan.