Pernikahan, semua orang tentu memiliki pandangannya masing-masing terhadap pernikahan. Bagi saya pernikahan adalah komitmen seumur hidup, dimana dua insan manusia sepakat untuk melakukan segala sesuatu bersama-sama, saling menopang satu sama lain dan saling mengasihi. Namun apakah menikah sesederhana itu? Beberapa waktu lalu, saya tertarik dengan postingan dari Gubernur Jawa Barat yaitu Bapak Ridwan Kamil. Beliau memposting grafik status pernikahan anak muda Indonesia.Â
Pada grafik tersebut kita bisa melihat adanya penurunan angka jumlah masyarakat yang menikah pada tahun 2011 sampai 2021. Sebagai salah satu anak muda Indonesia, saya ingin mewakilkan pendapat saya. Bagi saya anak muda zaman sekarang itu bukan malas menikah, namun anak muda Indonesia saat ini semakin cerdas dan realistis memandang yang namanya pernikahan. Terutama soal kesiapan mental dan juga finansial.
Banyak dari mereka yang merasakan dampak dari ketidaksiapan orang tua mereka merencanakan pernikahan. Tidak ada perencanaan soal finansial, tidak ada perencanaan soal kehamilan. Maka jika dilihat, generasi baby boomers, gen X maupun gen Y cenderung memiliki jumlah anak yang cukup banyak. Alhasil anak-anak mereka harus merasakan sulitnya ekonomi keluarga dikarenakan jumlah tanggungan yang tidak sedikit.
Para anak muda ini melihat secara langsung bagaimana orang tua mereka kesulitan dan juga merasakan hidup yang serba sulit. Maka banyak diantara mereka yang memilih untuk tidak terburu-buru menikah demi mempersiapkan secara matang rencana-rencana dalam kehidupan pernikahan dan juga mempersiapkan kecukupan mental dan finansial agar bisa membangun keluarga yang lebih sejahtera.
Saat ini kita hidup di Era Digital 4.0 dimana segala sesuatu dapat kita akses melalui internet atau media sosial. Ada banyak sekali orang yang mempelajari ilmu-ilmu pernikahan, finansial, parenting dan sebagainya melalui media sosial. Media sosial begitu cepat membuka mata penggunanya dan menambah insight atau pengetahuan baru. Menurut saya, ini juga menjadi salah satu alasan mengapa anak muda Indonesia malas menikah.
Selain menjadi media pengetahuan, media sosial juga memiliki pengaruh yang besar terhadap kemauan anak muda untuk menikah. Belakangan ini kita dihadapkan oleh isu-isu yang kurang mengenakan soal pernikahan. Mulai dari isu perselingkuhan, pertengkaran karena sulitnya ekonomi, kekerasan dalam rumah tangga bahkan ada kasus pembunuhan yang dilakukan oleh anggota keluarga sendiri.Â
Isu-isu ini lah yang meyakinkan para anak muda untuk benar-benar mempersiapkan segala hal sebelum akhirnya memutuskan untuk menikah. Pengetahuan-pengetauan yang mereka miliki lah yang juga mendorong mereka untuk berusaha membangun keluarga yang harmonis dan sejahtera. Maka, anak muda Indonesia butuh waktu sedikit lebih banyak untuk kemudian melangsungkan pernikahan karena persiapan yang mereka lakukan. Jadi, kamu mau nikah muda atau engga?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H