Mohon tunggu...
Alifia Oktorina
Alifia Oktorina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hello!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Risiko yang Timbul dari Kejadian Risiko Bencana Alam Erupsi Gunung Semeru

14 Desember 2021   23:09 Diperbarui: 14 Desember 2021   23:28 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Dapat diketahui bahwa pada sore hari di hari sabtu (4/12/2021) terjadi erupsi gunung semeru. Gunung yang terletak di Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang, Jawa Timur tersebut meletus. Berdasarkan laporan dari Badan Geologi Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) menyatakan bahwa Gunung Semeru memang termasuk kedalam gunung ap dengan level waspada di hari tersebut.

Gunung Semeru sendiri merupakan gunung tertinggi di pulau Jawa dengan puncak Mahameru erada pada ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut. Gunung Semeru juga merupakan gunung erapi tertinggi ketiga di Indonesia setelah Gunung Kerinci di Sumatera dan Gunung Rinjani di Nusa Tenggara Barat. Kawah di puncak Gunung Semeru diseut Jonggring Saloko. Secara administratif Gunung Semeru  termasuk dalam wilayah dua wilayah pemerintahan Kaupaten Malang dan Kaupaten Lumajang di Provinsi Jawa Timur.

Menurut website pemantau aktivitas vulkanologis dunia Volcano Discovery, Gunur Semeru berada pada status kondisi erupsi di tingkat Level 4 dari Level 5. Akibat dari letusan Gunung Semeru tersebut menciptakan awan panas yang dimana menyebabkan banyaknya korban jiwa yang menjadi korban dari bencana alam tersebut. Dan terdapat 9.997 warga yang masih mengungsi

Kronologi kejadian bencana tersbeut ialah ditandai dengan berguncangnya lahar panas atau longsoran, kemudian dapat terlihat dengan jelas abu vulkanik dan awan panas yang mengarah ke Besuk Kobokan dan mengeluarkan bau belerang, demikian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang mengimbau masyarakat dan anak di bawah umur untuk tidak melakukan segala aktivitas di sepanjang Cekungan Mujur (DAS)  dan Curah Kobokan.

Kemudian disini saya akan membahas mengenai risiko yang ditimbulkan dari kejadian bencana alam erupsi Gunung Semeru, dapat diketahui bahwa risiko adalah istilah yang mengacu pada efek atau konsekuensi dari suatu tindakan atau aktivitas yang dilakukan oleh seseorang atau bisnis. Semua tindakan dan aktivitas yang dilakukan oleh satu orang untuk mengurangi risiko ini dikenal seagai Manajemen Risiko.

Pertama-tama perlu untuk melakukan identifikasi risiko dimana untuk mengidentifikasi risiko ini diperlukan peristiwa risiko, akar penyebab, indikator risiko. faktor positif dan dampak kualitatifnya. Telah dijelaskan diatas bahwa kejadian risikonya ialah terjadinya erupsi Gunung Semeru yang memakan banyak korban jiwa.

Akar penyebab dari kejadian risiko tersebut ialah menurut Mirza dikutip dari lama ITB bahwa aliran lahar yang terjadi di Gunung Semeru merupakan akumulasi dari letusan gunung api sebelumnya yang menutupi kawah tersebut, kemudian terkikisnya material abu vulkanik yang berada di tudung gunung membuat beban yang dapat menutup Gunung Semeru hilang sehingga hal tersebut mengakibatkan Gunung Semeru mengalami erupsi.

Kemudian berdasarkan hasil pengamatan bahwa terdapat tiga hal yang mengakibatkan Gunung Semeru meletus yang pertama ialah karena besarnya atau penuhnya volume di dapur magma, kedua dikarenakan adanya longsoran yang terjadi di dapur magma yang diakibatkan dari pengkristalan magma, dan terakhir itu akibat di atas dapur.

Masuk ke pembahasan indicator risiko ialah dari kejadian risiko tersebut maka akan mengakibatkan timbulnya bahaya primer dan sekunder. Bahaya primer berkaitan saat gunung meletus dan bahaya sekunder setelah gunung itu meletus.

Kemudian factor positif ialah pihak Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang mengimbau masyarakat dan anak di bawah umur untuk tidak melakukan segala aktivitas, dan dampak kualitatif nya ialah aktivitas warga yang menjadi terhambat seperti bekerja, bersekolah kemudian banyaknya korban jiwa dan habisnya ladang pertanian.

Pemilik risiko dari kejadian risiko ini yang diakibatkan oleh erupsi Gunung Semeru ialah warga sekitar dan juga Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun