Lalu, Shafira juga sempat bertemu dengan beberapa sopir DAMRI yang kurang ramah sehingga membuat penumpang kurang nyaman. Ia juga mengatakan hal yang sama dengan Shafira yakni ia juga merasa belakangan ini sopir-sopir DAMRI agak kurang ramah. Dan dari permasalahan ini juga menjadi salah satu alasan Alisha berhenti menggunakan DAMRI. Menurut saya, menjadi sopir apalagi sopir DAMRI bukanlah hal yang mudah karena membawa belasan nyawa di dalamnya. Namun, demi kenyamanan penumpang dan sopir itu sendiri alangkah baiknya menerapkan sikap sopan santun dan ramah tamah. Bukan hanya dari satu pihak saja yang harus menerapkan hal ini. Tapi kedua belah pihak yakni penumpang dan sopir harus saling menghormati dan menghargai satu sama lain.
Dan yang terakhir, seperti yang kita ketahui bahwa kita sedang dalam masa transisi COVID-19, sudah seharusnya dalam bus DAMRI disediakan hand sanitizer agar lebih aware terhadap masa transisi ini. Melihat dari pelayanan yang diberikan oleh DAMRI saat ini, dapat dikatakan bahwa DAMRI kurang bisa beradaptasi dengan kemajuan zaman. Di saat banyak bermunculan layanan transportasi umum yang memanfaatkan aplikasi smartphone untuk mendistribusikan informasi layanannya, DAMRI sepertinya belum dapat menyeimbangi dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi ini untuk memaksimalkan pelayanannya. Sebelum terlambat, perbaiki layanan transportasi DAMRI agar masyarakat tak beralih ke moda transportasi lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H