Mohon tunggu...
Alifia Nurul Syahrani
Alifia Nurul Syahrani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

halo!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Menilik Dampak Proyek MRT Terhadap Kondisi Lingkungan Ibukota

11 Oktober 2023   21:38 Diperbarui: 11 Oktober 2023   21:43 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Dampak Terhadap Kondisi Lingkungan Jakarta

Mobilitas masyarakat merupakan satu hal penting yang dapat menciptakan interaksi ekonomi di pasar dan kemudian berimplikasi pada pembangunan ekonomi suatu wilayah. Sebagai Ibukota negara, tingkat kepadatan penduduk di Jakarta masih menjadi persoalan yang sangat penting untuk dibahas. Kepadatan penduduk yang diikuti oleh mobilitas tinggi akan berimplikasi pada kemacetan dan polusi udara. Kedua implikasi ini pada akhirnya akan berpotensi mengganggu kondisi perekonomian Jakarta. Berdasarkan data dari Kementerian Perhubungan, kerugian ekonomi yang diakibatkan oleh kemacetan capai Rp65 Triliun, sementara kerugian yang diciptakan oleh polusi  bukan hanya semata kerugian materi saja, IQAir menyebutkan bahwa polusi udara di DKI Jakarta menyebabkan 8.100 kematian sepanjang 2023 beserta kerugian materi senilai Rp 32,09 triliun rupiah. Selain kerugian materi yang dirasakan, padat nya mobilitas Jakarta mengakibatkan menurunnya kualitas lingkungan terutama pada kondisi kualitas udara yang memburuk.

Sejak beberapa tahun terakhir kualitas udara di jakarta ada di level tidak sehat, terakhir pada Sabtu (7/10/2023) kualitas udara Jakarta ada di level tidak sehat dengan konsentrasi PM2.5 sebesar 61,0 g/m (mikrogram per meter kubik). Sebagai upaya perbaikan kualitas lingkungan, pemerintah mencanangkan pembangunan proyek kereta Mass Rapid Transit (MRT) yang dimulai pada 10 Oktober 2013. MRT menjadi salah satu inovasi teknologi transportasi yang diadopsi oleh pemerintah untuk memfasilitasi mobilitas masyarakat, mengatasi kemacetan, dan upaya untuk mengurangi kerusakan lingkungan. Tantangan dalam pembangunan proyek ini adalah adanya resistensi dari sebagian masyarakat, mereka masih lebih memilih untuk menggunakan kendaraan pribadi yang dinilai lebih fleksibel dan efisien. 

Berdasarkan data BPS, jumlah kendaraan bermotor di Ibukota pada 2022 mencapai 26,37 juta unit, meningkat 4,39% dari tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan tingkat kesadaran masyarakat akan kondisi lingkungan masih rendah. Padahal, dengan menggunakan MRT kita bisa berkontribusi dalam mendukung transportasi ramah lingkungan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Aldo Andrian dan Nurahma Tresani (2022) pada Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran, dan Ilmu Kesehatan yang berjudul "Pengaruh Keberadaan MRT Jakarta Terhadap Aktivitas Karyawan Perkantoran di SCBD", disebutkan bahwa keberadaan MRT Jakarta masih belum berpengaruh besar terhadap aktivitas karyawan perkantoran di SCBD. Hal ini terjadi karena rute perjalanan MRT yang sudah beroperasi masih pendek dan terbatas. 

Peran Komunikasi Pembangunan  

Dari beberapa fakta tersebut, peran komunikasi pembangunan dalam kasus ini sangatlah penting dalam mempengaruhi perspektif masyarakat bahwa proyek MRT dicanangkan oleh pemerintah sebagai upaya untuk  mendorong pertumbuhan ekonomi dan memperbaiki lingkungan hidup menjadi lebih baik. Melalui model partisipatif, diharapkan dapat tercapai pemahaman yang sejalan antara pemerintah dan masyarakat dalam inisiatif pembangunan MRT. Dengan menggunakan teori difusi inovasi, pemerintah berperan sebagai media perantara untuk mengkomunikasikan proyek MRT agar visi dan pelaksanaannya bisa diterima dengan baik dan diadopsi masyarakat menjadi fasilitas pendukung mobilitas mereka.

Kebijakan dan Rekomendasi Program

Guna merealisasikan tujuan proyek MRT yang ramah lingkungan, pemerintah perlu menetapkan kebijakan yang tegas dan relevan. Program yang dapat dicanangkan seperti program penyuluhan kepada masyarakat tentang manfaat dan pentingnya menjaga lingkungan yang dapat dimulai dengan menggunakan transportasi publik sebagai sarana mobilitas. Selain itu, Proyek MRT harus meningkatkan pembangunan dan memberikan kemudahan akses dengan menempatkan stasiun MRT pada letak yang strategis. Untuk menyampaikan program ini dapat dilakukan kampanye melalui media sosial. Media sosial dianggap sebagai sarana informasi yang efektif untuk penyebaran informasi kebijakan guna peningkatan pengguna transportasi publik.

Referensi

Andrian, A. (2022). Pengaruh Keberadaan Mrt Jakarta Terhadap Aktifitas Karyawan Perkantoran Di Scbd. Tresani, Nurahma, 6(1), 1--6.

Annur, C. M. (2023, March 20). Jumlah Kendaraan Bermotor di DKI Jakarta Terus Meningkat dalam 5 Tahun Terakhir. Databoks. Retrieved October 11, 2023, from https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/03/20/jumlah-kendaraan-bermotor-di-dki-jakarta-terus-meningkat-dalam-5-tahun-terakhir

CNBC. (2023, August 21). Polusi Udara Jakarta: Presiden Batuk, Ribuan Warga Bisa Tewas. CNBC Indonesia. Retrieved October 11, 2023, from https://www.cnbcindonesia.com/research/20230820230330-128-464477/polusi-udara-jakarta-presiden-batuk-ribuan-warga-bisa-tewas

Fadhlurrahman, I. (2023, October 7). Kualitas Udara Jakarta Pagi Hari Tidak Sehat, Ini Riwayat 8 Jam Terakhir (Sabtu, 7 Oktober 2023). Databoks. Retrieved October 11, 2023, from https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/10/07/kualitas-udara-jakarta-pagi-hari-tidak-sehat-ini-riwayat-8-jam-terakhir-sabtu-7-oktober-2023

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun