[caption caption="https://c2.staticflickr.com/8/7171/6686459699_5114bcc843_b.jpg"][https://c2.staticflickr.com/8/7171/6686459699_5114bcc843_b.jpg]
Alhamdulillah, selamat hari raya Idul Fitri 1436 H, mohon maaf lahir dan batin. Hari raya kali ini seperti tahun-tahun sebelumnya tentu dirayakan sebagian besar rakyat Indonesia.
Idul Fitri identik dengan momen saling memaafkan dalam keluarga, saudara, dan teman-teman. Bagaimana jika kita juga bermaafan dengan lingkungan sekitar kita? Terdengar aneh kan? Padahal sejauh ini dia selalu ada di sekitar kita, selalu kita repotkan, bahkan tidak jarang kita sia-siakan.
Mohon maaf lahir batin lingkunganku, karena selama ini sudah sering mengabaikanmu, bahkan mengacuhkanmu. Tidak bisa dipungkiri segala gaya hidup yang kita jalani sejauh ini selalu berdampak pada lingkungan sekitar kita. Mulai dari polusi kendaraan, limbah kotoran kamar mandi, cucian, dan sampah dimana-mana.
Banjir yang ada selama ini jangan-jangan merupakan air mata lingkungan sebagai wujud balasan atas kelakuan para perusak lingkungan.
Mohon maaf lahir batin lingkunganku, karena selama ini sudah sering merusakmu. Betapa banyak bangunan-bangunan tumbuh menjamur dimana-mana, namun lingkungan hijau semakin terampas.
Memang banyak dan kompleks kriteria bangunan agar ramah lingkungan ataupun hemat energi. Gara-gara itu mungkin menjadikan kita malas belajar bagaimana membangun sesuatu secara sopan dan ramah terhadap lingkungan.
Mohon maaf lahir batin lingkunganku, karena belum bisa banyak menyadari apa-apa saja dari kita yang dapat membuatmu merana. Mungkin progres tahun ini sudah mulai menyadari betapa penting menjaga lingkungan sekitar, daripada tahun lalu yang belum sama sekali sadar lingkungan.
Memang terdengar lebay atau alay mempersonifikasikan lingkungan dengan klausa ‘bermaaf-maafan dengan lingkunganku’. Bukan maaf dalam arti sebenarnya, tapi berintruspeksi agar kita semua bisa lebih menolong lingkungan kita untuk sekarang dan kedepannya.
Â
Mohon maaf lahir batin . . . .