[caption id="attachment_408238" align="aligncenter" width="600" caption="suasana pameran WEX 2015 di gedung Taman Budaya Yogyakarta"][/caption]
“Arsitek tidak hanya berbicara mengenai ilmu tentang rancang bangun saja, namun juga pertimbangan etika dan estetika yang menjadi poin penting dalam merencanakan sebuah karya”.
Hal tersebut menjadi pesan utama yang disampaikan dalam pameran arsitektur Wiswakharman Expo atau lebih dikenal dengan sebutan WEX. Pameran yang diselenggarakan tanggal 3 April hingga 5 April 2015 di gedung Taman Budaya Yogyakarta ini merupakan pameran arsitektur tahunan terbesar di Yogyakarta. Pameran ini sendiri diselenggarakan oleh mahasiswa Jurusan Teknik Arsitektur UGM yang menyajikan beragam karya, baik dari mahasiswa maupun karya beberapa dosen.
“The spirit of Live the Future and Live the Culture” menjadi tema yang diangkat dalam WEX kali ini. Acara utama yaitu pameran karya mahasiswa yang ditampilkan merupakan produk dari penelitian tentang topik tersebut dan studi banding ke beberapa negara seperti Tiongkok, Singapura, dan Malaysia yang disebuat dengan KKA (Kuliah Kerja Arsitektur). Dalam studi banding ke luar negeri tersebut, mahasiswa belajar bagaimana teknologi disana berperan dalam membangun arsitektur yang tetap tanggap terhadap isu-isu budaya, juga tentang bagaimana teknologi diaplikasikan secara efisien dan efektif dalam suatu karya sehingga tidak terjadi pemborosan. Tujuan utama dalam studi tersebut adalah mendapatkan referensi yang kemudian digunakan untuk menyelesaikan permasalahan arsitektur di Jogja. Produk arsitektur yang dipamerkan dalam WEX ini kemudian disebut produk pasca KKA sebagai hasil studi mahasiswa dalam proses KKA tersebut.
Menurut ketua WEX 2015, Puja, tema yang diangkat sangat representatif untuk Jogja yang memiliki kekuatan dalam hal budaya. Budaya tidak hanya tercermin melalui seni dan tingkah laku, namun juga bangunan. Bangunan harus dapat mencirikan kekuatan budaya tersebut dan dengan pameran ini diharapkan dapat mengajak masyarakat untuk menjaga nilai-nilai tersebut.
Selain menampilkan karya arsitektur dan seni, pameran ini juga dimeriahkan dengan pertunjukan pembuka pada Jumat malam (3/4) seperti Marching band UGM, Perkusi, Msinkopasi, dan DJ performance. Hari Sabtunya (4/4), diadakan talkshow arsitektur dengan tema live the future, live the culture yang diisi oleh beberapa pakar arsitektur seperti Direktur PT Denton Corker Marshall Budiman Hendropurnomo, Ketua IAI Nasional Munichi Edrees, dan praktisi Urbane Rizal Muslimin. Selain itu juga diadakan presentasi karya nominasi sayembara WEX 2015 yang kabarnya diikuti oleh lebih dari 200 peserta sayembara. Di hari terakhir (5/4), acara lebih meriah dengan penampilan para bintang tamu seperti Sudjiwo Tedjo, BATIGA, Bene Dion, dan Bondan.
[caption id="attachment_408240" align="aligncenter" width="540" caption="pertunjukan kesenian di malam pembuka, Sabtu (3/4)"]
[caption id="attachment_408242" align="aligncenter" width="540" caption="talkshow oleh pakar-pakar arsitektur (https://www.facebook.com/wexugm/photos_stream?ref=page_internal)"]
[caption id="attachment_408259" align="aligncenter" width="540" caption="para pemenang sayembara WEX 2015 dari UI, UNTAR, dan UMS (https://www.facebook.com/wexugm/photos_stream?ref=page_internal)"]
[caption id="attachment_408243" align="aligncenter" width="540" caption="pertunjukan seni oleh Sudjiwo Tedjo (http://websta.me/n/wex_ugm?lang=id)"]
Karya Kreatif mahasiswa arsitektur UGM
Karya utama atau produk pasca KKA yang ditampilkan dalam pameran ini terbagi menjadi tiga kelompok, yang mencerminkan tiga permasalahan yang diangkat, yaitu kelompok Kotagede, kelompok Code, dan kelompok Seturan. Culture menjadi isu yang diangkat dalam pengembangan ruang di Kotagede. Wilayah Kotagede yang kental dengan budaya menjadikannya sebagai aset budaya yang penting dan bersejarah di Yogyakarta. Namun seiring perkembangan zaman, kepadatan penduduk dan wisatawan yang ada menjadi masaah baru ketika ruang sudah tidak mampu lagi mengakomodasinya. Dalam hal ini teknologi harus campur tangan terutama dalam memperbaiki ruang-ruang yang ada namun tetap terintegrasi dengan nilai-nilai budaya yang ada di dalamnya.
Community menjadi isu yang diusung kelompok Code. Masyarakat bantaran sungai Code biasanya memiliki komunitas pengrajin, kesenian, dan bidang lain yang berpotensi menjadi penggerak penting kemajuan kota Yogyakarta. Masyarakatnya pun hidup guyub dan memiliki nilai sosial-budaya yang unik. Namun lingkungan bantaran sungai Code kini sudah semakin parah, kumuh, kotor, dan bahaya terhadap banjir. Dalam hal ini teknologi berperan merekayasa ruang bantaran sungai Code dengan menyediakan hunian vertikal yang mewadahi warga yang sementara ini tinggal di bantaran sungai Code. Dengan begitu akan tercipta ruang terbuka yang cukup luas dan dikembangkan sebagai daerah wisata dengan membangun taman dan beberapa fasilitas di sepanjang tepi sungai Code.
Sedangkan kelompok Seturan mengangkat isu city, yaitu terkait tentang kepadatan penduduk. Eksistensi kota Yogyakarta tentunya membawa dampak terhadap pertumbuhan kota. Padatnya penduduk dengan mobilisasinya yang begitu tinggi mengakibatkan lingkungan menjadi rawan simpul kusut dalam sistem transportasi. Disinilah teknologi masuk sebagai solusi dalam mengurangi masalah kepadatan penduduk dan transportasi yang ada.
Karya-Karya Sayembara Arsitektur
Selain memamerkan produk-produk pasca KKA, pameran ini juga menampilkan beberapa karya sayembara mahasiswa arsitektur UGM, mulai dari yang berprestasi di kancah nasional, hingga jawara internasional. Karya-karya ini dipamerkan untuk memberi wawasan lebih kepada masyarakat bahwa arsitektur begitu luas dan memiliki ide yang tak terbatas untuk membentuk ruang-ruang yang lebih baik, baik untuk kebutuhan sekarang, besok, atau jangka panjang kedepan.
[caption id="attachment_408251" align="aligncenter" width="553" caption="display karya sayembara arsitektur mahasiswa"]
Karya lain dari perguruan tinggi di Yogyakarta
Selain menampilkan karya-karya dari UGM, ada beberapa studi seni dan arsitektur dari beberapa perguruan tinggi sekitar seperti ISI, UKDW, UTY, dan lain-lain yang turut memamerkan karya-karya unggulannya di pameran WEX kali ini. Selain untuk menjalin hubungan baik antara UGM dengan perguruan tinggi sekitar, adanya kontribusi-kontribusi ini juga memperkaya khazanah khususnya dalam bidang arsitektur dalam hal pendekatan dan topik yang lebih beragam.