PENDAHULUAN
Peradaban manusia dari dahulu sampai sekarang telah menghasilkan berbagai kemajuan yang komprehensif setiap zamannya. Kehadiran manusia sebagai makhluk yang berakal berhasil menjadi pusat dari pergerakan perubahan dunia. Salah satu perubahan yang dihasilkan oleh kecerdasan intelektual manusia adalah kemajuan sistem teknologi. Beragam inovasi teknologi tentunya sangat bermanfaat dalam rangka memudahkan perkerjaan manusia sehari-hari. Kemajuan peradaban danÂ
perkembangan teknologi menjadi sebuah hal yang lumrah dan tidak dapat kita dihindari. Kemajuan teknologi dan informasi memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap kehidupan manusia seharihari. Salah satu contoh dari majunya sebuah teknologi informasi adalah hadirnya media sosial yang bisa menghubungkan kita dengan siapapun dan kapanpun tanpa harus bertemu secara tatap muka di duniaÂ
nyata. Dewasa ini, media sosial menjadi hal yang candu bagi seluruh kalangan masyarakat terutama generasi Z. Media sosial berhasil membuat kita dapat menikmati segala hal dengan mudah seperti, berbelanja di rumah, berkomunikasi jarak jauh hingga kita bisa mengetahui kejadian yang terjadi di belahan dunia lain dengam cepat tanpa harus mengunjungi tempat tersebut.
Generasi Z merupakan generasi yang mempunyai ketergantungan yang mempunyai ketergantungan yang tinggi terhadap internet terutama media sosial. Mereka sangat senang dengan kepopulatitasannya dengan cara mengumpulkanÂ
followers, like pada setiap unggahan media sosialnya. Durasi yang diperlukan oleh generasi Z dalam menggunakan media sosial tiap harinya bisa menghabiskan waktu sekitar 6 sampai 7 jam perhari sedangkan 44% dari mereka memeriksa media sosilnya hampir di setiap jam.
Pengguna internet di Indonesia dari tahun ke tahun menunjukkan angka yang tinggi. Di tahun 2020 hingga kuartal II, pengguna internet mencapai 196,7 juta atau 73,7 dari populasi. Berdasarkan hasil riset Wearesocial Hootsuite, pada Januari 209 pengguna media sosial di Indonesia mencapai 150 juta atau sebesar 56% dari total populasi. Pengguna media sosial gadget mencapai 130 juta atau sekitar 48% dari populasi. Sementara itu, tren media sosial yang sedang berkembang dan marak digunakan masyarakat Indonesia yang dirilis oleh Sensor Tower adalah TikTok, Facebook, Instagram, Snapchat dan Likee. Di Indonesia sendiri, penetrasi pengguna media sosial terus meningkat menjadi 59% dari 272,1 juta total penduduk Indonesia Realistasnya seperti yang banyak di prediksi oleh para pakar dah ahli, media sosial yang mendominasi yang banyak digunakan adalah Facebook, Whatsapp, Instagram, Telegram dan berbagai jenis aplikasi berbasis internet lainnya.
Kemajuan peradaban masyarakat Indonesia terutama generasi Z terhadap media sosial membawanya dihadapkan dalam berbagai dampak yang akan dihadapi. Dampak baiknya tentu ini akan menjadikan para generasi Z melek terhadap kemajuan globalisasi. Tapi tentu dampak buruknya generasi Z akan menjadi generasi yang malas karena kesehariannya dihabiskan untuk bermain media sosial. Dampak lainnya tentu para generasi Z ini tidak mempunyai waktu untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar yang membuat para generasi Z menjadi generasi yang angkuh danÂ
 dan tidak mempunyai karakter yang baik sebagai warga negara. Kemajuan teknologi telah membawa generasi Z menjadikan generasi yang mempunyai masalah dalam hal moralitas. Ketergantungan dan ketidakbijaksanaan generasi Z dalam menggunakan media sosial telah mengantarkan mereka pada masalah problematika baru dalam aspek ekonomi, sosial dan budaya. Salah satu kasus yang pernah terjadi adalah kasus seorang remaja broken home di Surabaya yang terpaksa mencuri gadger dan uangÂ
tunai dengan alasan ingin memiliki handphone baru.
Kasus lainnya yang diakibatkan oleh penggunaan media sosial yang berlebihan di kalangan generasi Z adalah kasus cyberbullying. Menurut data asosiasi penyelengara jasa internet Indonesia (APPJI) atas hasil survey tanggal 9 maret -- 14 april 2019 sebanyak 49% pengguna pernah dibully. Sebanyak 31,6 persen di antaranya mengaku kerap membiarkan perlakuan tersebut dan tak melakukan apa-apa.. Sementara ada sebanyak 7,9 persen yang membalas perlakuan tersebut dengan tindakan bullying yang serupa (Asosiasi Penyelengara Jasa Internet Indonesia (APPJI). Hal ini tentu membuktikan bahwa kemajuan teknologi khususnya media sosial telah membawa sebuah penurunan atau degradasi moral di kalangan generasi Z. Tentunya ini menjadi sebuah kajian yang menarik yang akan kelompok kami teliti tentang Pengaruh Media Sosial terhadap Degradasi Moral Generasi Z.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penggunaan media sosial di kalangan generasi z tidak dapat dihindari atau bahkan dijauhkan, karena generasi z ini sendiri juga lahir di saat perkembangan teknologi sedang berkembang pesat.Dengan adanya media sosial dapat mempermudah banyak hal akan tetapi tergantung bagaimana penggunaanya. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan menggunakan kuisioner yang disebarkan untuk generasi z dan wawancara yang kami lakukan kepada beberapa orang, membantu kami menemukan jawaban untuk mengetahui bagaimana generasi z menggunakan media sosial.
MEDIA SOSIAL APA YANG SERING DIGUKANAN Â Â
Media sosial yang sangat sering digunakan oleh generasi z adalah WhatApps untuk berkomunikasi akan tetapi dalam bersosialisasi dan mencari informasi lebih sering menggunakan TikTok, Instagram, dan juga Twitter. WhatApps sendiri sebenarnya bisa digunakan untuk mencari informasi karena tak jarang partisipan dari penelitian kami mendapatkan informasi dari WhatApps akan tetapi terbatas, tergantung seberapa banyak relasi yang rimiliki oleh partisipan. Sedangkan dalam media sosial lain seperti TikTok Instagram dan Twitter lebih luas dan tak terbatas dalam pencarian informasi.Media sosial yang sangat sering saya gunakan adalah WhatApps karena saya berkomunikasi menggunakan itu, akan tetapi saya lebih sering menemukan informasi dan juga konten-konten lain pada instagram dan tiktok karena di Instagram dan tiktok lebih luas jangkauannya. Tetapi karena demikian akses untuk mencari segala hal lebih mudah, jadi kebermanfaatan media sosial itu tergantung siapa yang menggunakannya. RP Siswa. Media sosial sendiri selain dari dijadikan untuk mencari informasi, tak jarang digunakan pula untuk mencari sensasi untuk meningkatkan eksistensi dari generasi z. Tak jarang generasi z membuat sensasi dengan mengikuti trend-trend yang negatif, seperti challenge yang menghambur-hamburkan uang hingga yang menggandung undur pornografi dan kekerasan. Seperti yang dibahas pada Jurnal Kesehatan Masyarakat Dampak Media Sosial pada Kesehatan Mental Remaja di Indonesia,Vol. 16, No. 1, Januari 2021, Paparan konten negatif di media sosial, seperti kekerasan dan pornografi, dapat memengaruhi perkembangan sosial, emosional, dan perilaku remaja.
BERAPA LAMA GEN Z MENGGUNAKAN MEDIA SOSIAL
Intensitas menggunakan media sosial dari 5 responden berbeda-beda, dimulai responden yang mengisi 1 jam dalam sehari hingga yang paling lama menggunakan media sosial selama 20 jam dalam sehari. Kemudian responden kami juga menyebutkan bawasannya media sosial untuk mereka sangatlah penting. Bisa kita amati bersama bahwasannya generasi z lebih banyak menggunakan waktunya untuk bermain media sosial sehingga tidak menutup kemungkinan generasi z akan merasakan dampak dari media sosial tersebut. Dampak dari media sosial akan berpengaruh terhadap degradasi moral terjadi pada generasi z.
Generasi z menghabiskan waktunya dengan bermain media sosial, setiap ada waktu senggang generasi z pasti menghabiskannya bersama media sosial. Bukan hanya dalam waktu senggang sebelum melakukan aktivitas generasi z akan menjadikannya sebagai postingan di media sosial. Selain dari sebelum melakukan aktivitas, generasi z juga kerap memposting apa yang terjkkadi pada mereka, bahkan dengan mudah banyak generasi z yang memposting hal-hal yang seharusnya menjadi privasi untuk mereka.Hal ini dapat disebut pula generasi z menjadi ketergantungan terhadap media sosial.
BAGIMANA PENGARUH MEDIA SOSIAL TERHADAP GEN Z
Salah satu partisipan kami mengatakan bahwa dengan media sosial menyebabkan ketergantungan dan dari ketergantungan tersebut menyebabkan melunturnya norma yang ada. Seperti contoh adalah hilangnya tatakrama terhadap orang yang lebih dewasa dan juga semakin memudarnya budaya malu. Sebagai contoh adalah peristiwa mengemis online yang sempat viral di akhir tahun 2022,
Contoh lainnya juga banyak generasi z yang rela melakukan apa saja mendapatkan perhatian di dunia maya. Selain itu penggunaan media sosial secara berlebihan juga menyebabkan generasi z ini sangat sedikit melakukan interaksi langsung dengan orang-orang dan menghabiskan waktunya dalam dunia virtual.
Perlu diketahui bahwasannya generasi z adalah generasi penerus bangsa yang harusnya mempersiapkan diri dari sekarang untuk menjadi penerus bangsa yang baik. Salah satunya adalah dengan menjadi pengguna media sosial yang bijak dan cerdas. Sebenarnya banyak sisi positif yang didapatkan dari media sosial, di samping itu sisi negatif dari media sosial juga banyak ditemukan. Mudahnya informasi tersebar tak jarang dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggug jawab untuk menyebarkan hoax, dan hal ini menganggu ketenangan dari banyak pengguna media sosial yang kurang baik dalam menyaring informasi yang ditemukan. Oleh sebab itu bagaimana seseorang menggunakan media sosial sangat berpengaruh terhadap apa didapatkan oleh pengguna tersebut. Degradasi moral adalah konsekuensi dari kegagalan suatu masyarakat dalam menjunjung standar etika dan nilai-nilai, yang menyebabkan pengikisan struktur sosial . Kemunculan media sosial telah mengubah pola komunikasi antara pemerintah dan masyarakat, namun juga memicu isu-isuÂ
sosial yang dapat mempengaruhi stabilitas negara. Maksudnya adalah ketika degradasi moral ini terus menerus dibiarkan maka akan menjadi suatu hal yang besar dan fatal.
PEMBAHASANÂ
Perkembangan teknologi yang melaju pesat salah satunya media sosial yang menjadi suatu kebutuhan yang penting bagi generasi z pada masa kini hingga masa yang akan datang, konten-konten dan informasi yang disajikan pada media sosial menjadi salah satu penyebab terjadinyadegradasi moral. Serta adanya ketergantungan generasi z terhadap media sosial, kurangnya penyaringan terhadap konten yang disajikan pada media sosial dapat menyebabkan memudarnya budaya malu dan hilangnya sopan santun pada sebagian dari generasi z. Generasi Z dapat melakukan semua fungsi secara bersamaan (multitasking). Mereka dapat menggunakan media sosial saat menjelajah di ponsel Personal Computer (PC) dan nikmati musik melalui handphone. Jadi hampir apapun yang mereka lakukan selalu berhubungan dengan internet atau dunia maya.
Perlu diketahui bahwasanya generasi z adalah generasi penerus bangsa yang harusnya mempersiapkan diri dari sekarang untuk menjadi penerus bangsa yang baik. Salah satunya adalah dengan menjadi pengguna media sosial yang bijak dan cerdas. Dalam perjalanan abad ke-21, manusia menjadi begitu cepat dan maju dalam perkembangan teknologi dan perubahan tatanan baru, yaitu manusia modern. Perkembangan teknologi, disadari atau tidak, turut mempengaruhi perkembanganÂ
moral Generasi Z. Gaya hidup yang mengglobal merupakan trend Generasi Z yang berdampak positif bagi perkembangan peradaban, ilmu pengetahuan dan lain-lain. Namun tidak dapat kita abaikan bahwa gaya hidup juga memiliki dampak negatif yang kecil, salah satunya adalah perkembangan moral. Smartphone dan internet membuat para remaja tertidur karena kecanggihan perkembangan teknologi.
Banyak tindakan yang dilakukan oleh Generasi Z yang justru bertentangan dengan moralitas yang hidup di dalam masyarakat yang diakibatkan olehÂ
penggunaan media sosial. Media sosial mempengaruhi para penggunanya, termasuk mempengaruhi perkembangan di dalam kehidupan sosialnya, dimana hal ini menghambatnya untuk bersosialisasi dan berinteraksi secara langsung karena ketidakstabilan emosi yang ditimbulkan.Ketidakstabilan emosi ini menyebabkan si anak lebih gampang marah dan tidak sopan yang merupakan wujud dari degradasi moral. akhlak merupakan hal yang penting dalam sebuah moral yang mengajarkan tentang tindakan baik dan buruk yang seharusnya dilakukan, termasuk kesopanan dan rasa malu. Lalu salah satu media sosial yang sering digunakan merupakan aplikasi tiktok, sedangkan di dalam apikasi tiktok ini banyak konten negatif dimana para Generasi Z tanpa rasa malu memamerkan hal-hal yang tidak semestinya diperlihatkan.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa generasi Z banyak menggunakan media sosial dalam keseharianya, hampir setiap saat mereka menggunakan media sosial dan hanya berhenti ketika mereka beristirahat saja. Hal ini tentu dapat mempengaruhi dan memberikan dampak-dampak kepada generasi Z ,baik itu dampak secara langsung ataupun dampak yang tidak langsung. Media sosialjuga berperan seperti pisau bermata dua yang dapat memberikan dampak positif dan juga dampak negatif. Dampak negatif dari media sosial itu jugaa akan mempengaruhi terhapan moralitas para generasi z. Tidak dapat dipungkiri bahwa hal-hal yang berbau negatif di media sosial itu lebih gampang untuk booming dibandingkan dengan konten-konten positif. Sangatlah banyak kontenkonten negatif yang berbau pornografi, baik itu yang dikategorikan ringan bahkan sampai ada yangÂ
dikategorikan berat. Jelas saja konten-konten negatif ini dapat mempengaruhi moralitas para generasi Z, sehingga dapat menurunkan atau menyebabkan degradasi moral di generasi Z. Karena konten-konten negatif ini sangat bertentanagan dengan nilai danmoral bangsa Indonesia yang menjunjung tiggi harga diri dan kesopanan. Pornografidan tarian-tarian tak senonoh jelaslah termasuk penyelewengan terhadapÂ
nilai dan moral. Di tambah generasi z yang sudah dikategorikan ketergantungan dengan media sosial makin memperkeruh keadaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H